13 - Trouble, Dinner, and Confession

Start from the beginning
                                    

Nyx terkadang datang seperti hantu, tidak mengetuk pintu, atau justru Eirene tidak dengar. Cowok itu sudah di ambang pintu utama, hendak masuk, tapi berhenti karena melihat Eirene di ujung tangga. Eirene berlari kecil, menyapa Nyx dengan senyum persuasif.

"Lo mau pergi?" tanya Nyx sambil menelusuri badan Eirene sampai bawah. Nyx membasahi bibir, kembali menatap mata Eirene lurus-lurus. "Dinner udah siap," lanjutnya sambil bersandar pada kusen pintu.

"Oh, my apologies, Nyx. Gue nggak bisa ikut dinner malem ini." Eirene tersenyum lembut, lalu melanjutkan, "Gue mau dinner di luar. Nggak bisa dibatalin."

Alis Nyx berkerut. "Siapa?" tanyanya kemudian.

"Drystan."

Nyx sempat diam di sana beberapa detik, tatapannya menuruni penampilan Eirene sekali lagi. Dari wajah ke leher, dada, pinggang, paha sampai betis. Melihat terlalu banyak kulit cewek itu yang terekspos. Entah untuk alasan apa, Nyx sempat mengeratkan rahang, dan tatapannya jadi tajam. Eirene tidak ingin memikirkannya.

"Uhm ... sorry, tapi lo bisa tolong ... minggir? Gue mau ke luar. Makasih." Eirene meringis kecil agak tidak enak hati.

Lalu Nyx mundur, memberi Eirene ruang untuk ke luar dan mengunci pintu. Mobil Drystan sampai, Eirene segera menuju gerbang rumah, dan Nyx mengikutinya. Nyx menahan lengan Eirene, menatap cewek itu lurus-lurus.

"Lo yakin?" Nyx berusaha mencegah Eirene untuk pergi.

Eirene mengangguk yakin dengan ekspresi netral. "It's okay. I'll be fine, Meadow." Eirene tersenyum, lalu memeluk Nyx sekilas sebelum berbalik menghadapi Drystan.

"You look beautiful," kata Drystan lalu membukakan pintu untuk Eirene, yang disambut ucapan terima kasih. Drystan menatap Nyx, kemudian menyeringai kecil. "I'll take care of her this time, Man," ucapnya sebelum berputar ke pintu kemudi.

𝖓𝖊𝖗𝖔𝖎𝖓

Sebelum makan malam, Drystan dan Eirene berkunjung ke klinik Mami untuk perkenalan singkat. Untung saja Mami sedang istirahat menuju makan malam juga. Mereka berbincang ringan, lalu pamit pergi mendekati pukul 8. Eirene sampai di kamar pukul 10 lebih beberapa menit, lampu kamar Nyx masih hidup saat itu. Nyx kelihatan duduk di tepi ranjang, memegang ponsel, mungkin bertukar pesan dengan Aster.

Paginya Eirene lari beberapa putaran di lapangan kompleks, di mana cowok-cowok main basket, sepak bola, dan latihan karate. Tapi Eirene sedikit kesiangan, jadi cowok-cowok itu sudah mulai meninggalkan lapangan saat Eirene memasuki putaran ke delapan. Eirene mulai letih, kakinya sakit, dan larinya mulai kelihatan tidak normal karena agak pincang. Tapi Eirene harus bisa memenuhi 7 putaran lagi berhubung sebulan terakhir sudah menetap pada 10 putaran.

Eirene melawan rasa sakit di lutut, pergelangan kaki, dan perutnya. Dia bahkan mulai kesulitan bernapas, hanya satu putaran lagi, setidaknya 10 putaran akan cukup jika Eirene tidak bisa melakukannya sampai 15. Eirene tersengal-sengal hebat saat berhasil menyelesaikan 10 putaran. Dia menumpu tangan di lutut, merasa pusing bukan main, dada dan perutnya sakit.

Hanya saat Eirene berdiri, dia tidak menyadari apa-apa, mendadak sudah tumbang ke kiri. Hampir menghantam lantai lapangan kalau seseorang tidak menangkapnya. Eirene tidak punya cukup kekuatan untuk membuka mata, napasnya masih sangat cepat dan pendek-pendek. Lalu Eirene mendengar suara Nyx, meminta seseorang untuk mengambilkan air mineral milik cowok itu di tepi lapangan basket.

Punggung Eirene bersandar pada sesuatu yang keras, sepertinya dada Nyx, dan cowok itu membantunya untuk minum. Eirene membuka mata sedikit, seakan itu menguras seluruh tenaganya. Kepala Eirene terasa panas sekali, seolah siap meledak sekarang juga. Setelah menemukan kakinya berada dalam posisi lurus, Eirene menyadari kakinya berada di antara kaki Nyx, kaki kiri cowok itu tertekuk ke atas.

Neroin [Segera Terbit]Where stories live. Discover now