34. With Heeseung

479 66 1
                                    

Mentari sudah menampakkan dirinya, tapi Puteri itu masih belum bangun. Hingga akhirnya Pangeran Mahkota masuk kedalam kamar, dan melihat istrinya yang masih tertidur pulas.

"Hyejin. Bagunlah, matahari sudah muncul" ucapnya.

"Ah, sebentar lagi. Aku masih ngantuk" jawab Hyejin dengan suara yang lesu.

Cup!

Satu kecupan hangat dipipi, membuat Hyejin melonjak kaget dan terbangun.
"Kenapa kau menciumku?" protesnya sambil menyentuh pipinya yang tadi dicium secara tiba-tiba.

"Karena kau tidak ingin bangun" jawab Heeseung santai. Hyejin memayunkan bibirnya.

"Jangan membangunkan singa yang sedang tidur!" bisik Heeseung.

Hyejin yang mengerti langsung membenarkan bibirnya.
"Aku akan bersiap-siap" ucapnya seraya berdiri dari kasur dan berlari kecil ke ruang mandi.
Heeseung tertawa melihat tingkah istri nya itu. Heeseung duduk dipinggiran kasur, membaca buku sambil menunggu wanitanya siap. Ia tersenyum puas saat melihat lukisan wajahnya terpampang jelas di dinding kamar.

30 menit kemudian...

Mereka sudah berkumpul dimeja makan, kali ini semuanya benar-benar lengkap. Sedari tadi Jay menatap Hyejin, tapi wanita itu sama sekali tidak membalas tatapannya.
Wanita itu malah membuang wajahnya, ia sedikit takut dengan pria itu dan ia juga belajar untuk melupakannya. Ratu Hwajin yang memang memperhatikan Jay merasa aneh karena anaknya itu terus menatap istri kakaknya.
Para pelayan mulai menyajikan makanan, tapi Heeseung menolaknya dengan alasan ingin disajikan langsung oleh Hyejin, tentu saja Hyejin menyetujuinya.

"Mau lagi?" tanya Hyejin, Heeseung menggeleng, lalu ia juga mengambil makanan untuk Hyejin.

"Makan yang banyak" ucapnya.

Hyejin mengangguk, lalu mulai menyuap makanan itu ke dalam mulutnya.
Mereka makan dengan hening, hingga akhirnya suara Ni-ki memecahkan semuanya.

"Emm sepertinya sebentar lagi, akan ada suara tawa dan tangisan bayi disini!"
Perkataan itu langsung membuat Hyejin tersedak, Heeseung dengan sigap mengambilkannya air.

"Ni-ki jangan berbicara yang tidak-tidak!" tegur Ratu Sunwoon, ibunya.

"Ni-ki tidak salah, ibu. Memang benarkan? Mereka sudah melakukan itu, pasti tidak lama lagi di Istana akan ada seorang anak" Sunoo ikut membela adiknya.

Lalu, Sunghoon dan Jake ikut menggoda mereka, tentu saja Hyejin tidak nyaman akan itu, sedangkan Heeseung hanya tersenyum kecil. Raja dan Ratu pun juga ikut menggoda mereka, tapi tidak dengan Jay, Jungwon dan Ratu Hwajin.

Sebenarnya, Jungwon pun ingin ikut menggoda mereka, tapi ia tahu kalau kakaknya tidak senang akan hal itu. Ia memilih untuk diam, menikmati makanan yang ada, tapi sesekali ia tertawa kecil.

"Kak. Cepatlah berikan malaikat kecil pada kami" desak Ni-ki yang diangguki Ratu Jisoo. Hyejin terlihat salah tingkah dibuat mereka.

"Tunggu sebentar lagi" jawab Heeseung pada akhirnya.

Dengan spontan Hyejin mencubit lengan Heeseung, bukannya kesakitan Heeseung malah tertawa lucu.

"Ka Soobin selamatkan aku!" teriak Hyejin dalam hati.

Setelah sarapan, Hyejin menghabiskan waktu di taman bunga miliknya. Ia duduk di Gazebo. Membaca, melukis, merajut bahkan bernyanyi.
Ada beberapa bunga mawar yang sudah mekar, Hyejin bersiap untuk mengambil itu.
Saat ia membawa keranjang...

"Biar aku saja, Puteri" ucap Hana. Hyejin menggeleng dan menyuruh Hana untuk duduk di atas Gazebo sambil melanjutkan rajutannya.
Hyejin membungkuk untuk mengambil bunga mawar itu, ia mencium aromanya. Meresapi bau itu.

Saat ingin mengambil bunga tulip disebelah sana, tiba-tiba saja ada sepasang tangan yang melingkar dengan manis di pinggangnya. Wajahnya reflek menoleh ke sang pelaku yang menatapnya dengan senyuman. "H-Heeseung."

Hyejin ingin melepaskan pelukan itu, akan tetapi...

"Jangan dilepas! Sebentar saja, seperti ini" pinta Heeseung. Karena kedatangan pria itu, semua orang yang berada di taman langsung pergi.
Akhirnya, Hyejin membiarkan pria itu memeluknya erat. Ia terdiam dengan keranjang mawar di tangannya.

"Bisakah kau mencintaiku, seperti kau mencintai Jay?" lirihnya. Hyejin diam, membiarkan pria itu menyelesaikan ucapannya.
"Maafkan aku. Maafkan aku yang sering melukaimu, maafkan aku yang sering menyakitimu, maafkan aku yang membuatmu dalam bahaya. Aku memang bukan Jay yang bisa mencintaimu dengan sikapnya yang manis dan hangat. Aku juga bukan Jay yang bisa melindungimu dengan kekuatan berperang-nya. Tapi aku adalah aku, yang mencintai dan melindungimu dengan caraku sendiri."

Bolehkah hati Hyejin meleleh sekarang?.
Ia tak menyangka kalau suaminya ini akan mengatakan itu. Hyejin merasakan puncak kepalanya yang dikecup Heeseung beberapa kali.

Hyejin ingin berteriak, tapi ia sendiri tak mampu melakukan itu. Dengan lembut, Heeseung membalikkan tubuh Hyejin agar menatapnya. Heeseung mengambil keranjang bunga yang sedari tadi ada ditangan Hyejin dan menjatuhkannya ketanah.
Tangan Heeseung menarik lembut dagu Hyejin agar mendongakkan wajahnya. Heeseung tersenyum manis melihat wajah cantik istrinya ini.

Cup!

Satu kecupan manis mendarat di kening Hyejin. Tidak hanya itu, Heeseung juga mengecup pelan kedua mata Hyejin, hidungnya, kedua pipinya dan terakhir Heeseung mengecup bibir Hyejin, tapi kali ini lebih lama.
Hyejin diam, tidak bereaksi apapun. Ia tak mampu mengatakan atau berbuat sesuatu. Jantung nya berdetak dengan kencang, tangannya begitu dingin.

"Aku mencintaimu" ucap Heeseung.

Hyejin menatap mata Heeseung dengan lekat, entah suruhan dari mana Hyejin mencium pipi Heeseung, lalu berlari meninggalkan pria itu.
Heeseung tertawa kecil dibuatnya.

"Dulu aku sangat membenci dirimu. Tapi sekarang, kau lah yang menjeratku untuk mencintaimu lewat senyuman itu."

........................

Tolongggg, author meleleh 😌
Semangat bacanya..

Jangan lupa vote dan komen jika diperlukan...
Makasihh 😊

Destiny || [✔] Where stories live. Discover now