33. Bertengkar

475 58 1
                                    

Esok harinya. Hyejin yang sudah jenuh berada di kamar, akhirnya memutuskan untuk keluar.
Ia pergi menuju kamar Ibu Ratu yang kebetulan juga memanggilnya.
Hyejin membungkuk hormat.
"Bagaimana keadaanmu, nak?" tanya sang ibu sembari menyuruh Hyejin untuk duduk.

"Sudah membaik, bu" jawab Hyejin.

Mereka berbicara sebentar. Setelah nya Hyejin keluar dari kamar Ratu Jisoo.
Ia tak berniat untuk kembali ke kamar. Ia berjalan kearah air mancur.

"Ka Hyejin!" Hyejin terkejut dan langsung menoleh ke belakang.

"Ah Jake, kenapa kau selalu mengejutkanku?!" protes Hyejin.

Jake sedikit tertawa, "Kau bosan, 'kan?" tanyanya.
Hyejin mengangguk, mendengar itu Jake langsung menarik tangan Hyejin menuju suatu tempat.
Dan tempat itu adalah tempat pelatihan perang, tempat yang kemarin Hyejin kunjungi dan bermain pedang.

"KA HEESEUNG, AKU MEMBAWANYA LAGI!" teriaknya. Hyejin mendengus kesal, kupingnya bisa sakit jika terus mendengar pria ini berteriak. Heeseung langsung menoleh di-iringi dengan Pangeran lainnya.
Wajah Heeseung langsung berubah khawatir dan berlari menghampiri Hyejin.

"Kenapa kau kesini? Seharusnya kau di kamar saja. Memangnya tidak sakit lagi?" tanya Heeseung. Jake langsung tertawa sedangkan Hyejin hanya menggaruk tengkuknya. Lalu dengan samar ia mengangguk.

"Aku hanya sedikit bosan jika di kamar terus" jawabnya.

"Kalau begitu bermainlah pedang" timpal Jake seraya memberikan pedangnya, tapi dengan cepat dihalau Heeseung.

"Kau gila? Kenapa memberikannya pedang?!"

"Memangnya tidak boleh?"

"Tidak. Hyejin tidak boleh bermain pedang hari ini!" Larangnya sambil menatap Jake tajam, lagi-lagi Jake tertawa, ia merasa geli dengan tingkah posesif pria ini.

"Aku hanya bercanda, kak. Tidak mungkin aku menyuruhnya untuk bermain." Jake membela dirinya.
Heeseung menatap sang adik sinis, hingga membuat Hyejin menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rambut Hyejin yang panjang tersibak ke belakang karena diterpa angin yang kencang. Membuat lehernya yang putih menjadi terlihat dan aroma mawarnya langsung menguar hingga tercium di hidung tajam Heeseung. Serta memperlihatkan sebuah kissmark. Jake membulatkan matanya diikuti Pangeran lainnya.
Jay langsung mengalihkan pandangannya, Jungwon dan Ni-ki kompak menutup mata mereka.
Hyejin yang tak menyadarinya menjadi bingung, tapi dengan sekejap Heeseung langsung menutupinya dan menarik Hyejin pergi dari sana.

"KALIAN MAU KEMANA? APAKAH KALIAN AKAN MELANJUTKAN RONDE KEDUA?!" teriak Jake sontak Sunghoon langsung melemparnya dengan tutup pedang.

"Kau gila?" tanyanya, Jake hanya menyengir.

"Kenapa?" tanya Hyejin bingung.

"Bukankah kau bosan?" tanya Heeseung mengalihkan pembicaraan. Hyejin mengangguk, Heeseung tersenyum lalu menuntun Hyejin melewati sebuah koridor.
Tiba di depan sebuah pintu yang lumayan besar.
"Tutup matamu!" perintah Heeseung. Karena koridor itu sunyi, Hyejin menjadi takut, ia ragu untuk menutup mata.

Heeseung yang mengerti itu langsung berkata, "Kau tenang saja, tidak akan ku apakan." Hyejin mengangguk lalu menutup matanya.

Heeseung menuntun Hyejin keluar dari pintu itu, sesampainya disana. Angin menerpa wajah dan rambut Hyejin, bau aroma menguar hidungnya.

"Bukankah ini bau mawar?" tanya Hyejin, matanya masih terpejam.

"Buka matamu" bisik Heeseung pelan, dengan perlahan Hyejin membuka matanya.
Ia tercengang melihat pemandangan di depannya. Sebuah halaman yang dipenuhi dengan bunga khususnya bunga mawar.

Destiny || [✔] Where stories live. Discover now