Blessure 04

74 36 14
                                    

"Yaraa kenapa nggak minta si Bisu aja si buat pesen makan, males tau ngantri lama-lama." Amel mengerucutkan bibirnya.

Ini sudah masuk waktu istirahat, Ia dan Yara sedang memesan bakso sedangkan Putri tengah membeli minuman untuk mereka bertiga.

"Ada pawangnya bawel, emang lo mau cek-cok terus sama satu spesies yang sok pahlawan itu?" dibelakang Amel Yara menyahut.

Amel diam, perempuan imut itu masih saja mengerucutkan bibirnya. Namun matanya berbinar ketika tak sengaja ia melihat Kinan akan membawa dua mangkuk bakso dan pastinya akan berjalan melewati dirinya dan Yara.

"Yar."

Yara menoleh, sontak menemukan pemandangan yang sama dengan Amel ketika temannya itu menunjuk Kinan dengan dagunya. Ia tersenyum, ide jahat langsung muncul dikepalanya.

"Biar gue yang main," katanya pada Amel dan dibalas anggukam oleh temannya.

Saat Kinan melewati mereka berdua, Yara dengan sengaja memajukan satu kakinya dan membuat Kinan tersandung lalu jatuh terduduk bersama dua mangkuk bakso yang pecah.

"Ups, sorry nggak sengaja." Yara berkata sambil tertawa diikuti Amel.

Murid-murid lain yang masih mengantri untuk membeli makanan bukannya menolong, malah menertawakan Kinan.

Kinan menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya ini sudah biasa, yang menjadi masalah adalah kuah bakso yang tadi dibawanya masih mengeluarkan asap mengepul pertanda masih panas dan itu mengenai tangannya.

"Sakit."

"Bangun woi, ngalangin jalan nih."

Suara salah satu murid membuat Kinan segera membereskan mangkuk yang sudah pecah. Namun, belum sempat tangannya menyentuh beling itu, orang lain sudah lebih dulu menahannya. Kinan mendongak, menemukan Risa yang tengah berjongkok dihadapannya.

"Ini biar diberesin sama Mang U'u, lo ikut gue," kata Risa lalu membatu Kinan untuk berdiri.

Risa langsung menghadap kearah Yara dan Amel yang tengah memandangnya sama seperti tadi pagi, raut wajah tak suka. Ia berusaha mengontrol emosinya yang sebentar lagi pasti akan membeludak jika saja ia tak ingat bahwa sekarang dirinya sedang berada dikantin dan tatapan semua murid disana seolah menunggu apa yang akan mereka tonton setelah ini.

Tadi, Risa sempat berniat menyusul Kinan dan bakso pesanannya karena temannya itu sangat lama. Namun, ia malah menemukan Yara yang dengan sengaja membuat Kinan tersandung. Risa sangat Yakin, semua murid disana pasti juga melihatnya, namun yang mereka lakukan hanyalah menonton dan tertawa, seolah ini adalah drama komedi gratis yang tidak membosankan.

"Gue udah bilang jangan ganggu Kinan, budeg lo berdua?" tanyanya pada dua orang dihadapannya dengan tatapan nyalang.

Yang diajak bicara hanya terkekeh sinis, "Maaf aja nih Risa sang pahlawan kepagian, gue sama Amel itu sempurna, nggak ada yang kurang satu apapun. Nggak kaya orang yang lagi berlindung dibalik badan lo itu, bisu." Yara mengucapkannya dengan menekankan kata diakhir kalimat.

Risa menggeram marah, "Yara..."

"Oh, dan ya, emangnya kenapa gue harus nurutin apa kata lo? Punya hak apa lo ngatur-ngatur gue? Terserah gue dong mau gangguin si Bisu atau nggak, kenapa lo yang repot? Nggak usah ngrecokin hidup gue deh."

Risa tersenyum sarkas,
"Ohya? Dan kenapa Kinan harus nurutin apa kata lo? Punya hak apa lo nyuruh-nyuruh dia? Terserah Kinan dong mau ngelakuin apa aja, kenapa lo yang repot bully dia? Nggak usah sok-sokan ngebabuin orang deh."

Yara dan semua murid yang ada disana kontan terdiam, merasa perkataan Risa adalah sebuah tamparan telak ketika ia membalikkan kata-kata Yara dan membuat mulutnya terkunci rapat-rapat.

BLESSURETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon