13.2. Calon Terapis

2.2K 229 10
                                    

HAPPY READING!^^

***

Beberapa hari kemudian...

Setelah membuat janji bertemu dengan teman lamanya bernama Tiana, akhirnya hari ini mereka akan bertemu di sebuah restoran Perancis yang cukup terkenal.

Liana datang seorang diri, tadinya Mikhaela ingin ikut. Tapi gadis itu tiba-tiba berubah pikiran ketika mendapat ajakan main keluar bersama teman-temannya. Dasar anak muda!

Liana melirik arloji di pergelangan tangannya. Sudah lewat lima menit dari janji yang telah dibuat.

"Maaf, aku sedikit terlambat." Seorang wanita seumuran dengan Liana datang dengan seorang gadis cantik di sebelahnya.

"Iya tidak apa. Ayo duduk," kata Liana.

"Kita pesan sekarang," lanjut wanita itu kemudian memanggil seorang pelayan untuk mencatat pesanan mereka.

Setelah memesan, Liana menatap gadis cantik di sebelah Tiana.

"Hai, aku Liana. Masih ingat kah padaku?" tanya Liana dengan ramah.

"Masih dong, Tante Liana."

Liana meringis pelan. Anak itu mengingat dirinya, sedangkan ia sendiri lupa siapa nama gadis ini.

"Nama kamu Selena, kan?" tanya Liana.

"Sarah Tante," koreksi gadis itu.

Liana menatap tidak enak pada Tiana dan Sarah. "Aduh, maafkan Tante. Nama orang suka lupa. Maklum ya, udah berumur," kekehnya.

Tiana dan Sarah ikut tertawa pelan.

"Putramu bagaimana, Na? Udah berapa ya umurnya sekarang? Dua tahun di atas Sarah ya kan?" tanya Tiana.

Liana mengangguk. "Ya, dia sudah dua puluh tujuh tahun."

"Oh iya, Mama kamu udah bilang maksud pertemuan kita siang ini?" tanya Liana kembali menatap Sarah.

Sarah menganggukkan kepalanya. "Tante butuh terapis, dan ingin aku menjadi terapis pribadi anak Tante."

Liana menganggukkan kepalanya. "Benar."

"Memangnya putramu sakit apa sih, Na? Kakinya patah atau gimana?" tanya Tiana mulai penasaran.

"Yang sakit bukan Noah, tapi istrinya."

Kedua mata Tiana melotot kaget. "Istri? Anakmu sudah menikah?! Kenapa kami tidak tahu?"

"Memang tidak terlalu banyak yang tahu sih. Maaf ya, baru memberitahu," balas Liana dengan nada tidak enak.

Tiana mengangguk paham. "Santai, tidak masalah. Jadi, kata dokter apa? Oh iya, namanya siapa?"

"Naira. Dia di diagnosa menderita paraplegia."

"Apa itu?" Tiana menatap Liana dengan bingung.

"Kamu tahu itu, kan Sarah?" lanjut Liana.

"Tahu Tante. Sebelumnya aku mau nanya, apa ada terapis yang membantu Naira sebelum aku?"

"Ya ada. Dia laki-laki, Tante tidak suka."

Tiana terkekeh. "Sepertinya aku tahu apa yang ada dipikiranmu. Aku jadi penasaran, kapan aku bisa bertemu dengannya?"

"Mama ih, sabar dulu," bisik Sarah.

Tiana terkekeh. "Ya udah, sekarang kamu jelasin, paraplegia itu apa?"

"Kelumpuhan yang memengaruhi semua atau sebagian batang tubuh, tungkai, dan organ panggul. Ini juga merupakan gangguan fungsi sensorik atau motorik pada tungkai bawah kaki..."

With You [Sequel Ex Husband]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum