03.2. Sudah Terikat

2.6K 249 11
                                    

Pernikahan Noah dan Naira terjadi dua minggu kemudian. Empat hari setelah Naira boleh pulang dari rumah sakit.

Awalnya, Naira menolak menikah dengan Noah. Tapi atas bujukan Liana akhirnya ia setuju. Lagi pula, Naira tidak tahu hendak mencari uang bagaimana dengan kondisinya sekarang.

Pernikahan keduanya tidak terlalu meriah, karena keinginan Naira sendiri. Hanya pengucapan janji suci yang di hadiri beberapa orang saja. Awalnya, Aidan dan Liana ingin membuat sebuah resepsi yang sangat mewah dan mengundang banyak orang. Tetapi Naira tidak menginginkan hal itu. Ia merasa minder dan tidak percaya diri.

Setelah Naira memperhatikan Noah, lelaki itu terlihat sangat sempurna. Bagaimana bisa ia duduk di pelaminan bersama lelaki itu, dan membiarkan banyak orang menyaksikan mereka. Naira tidak mau, dia terlihat menyedihkan ketika bersanding dengan pria yang sangat sempurna baginya. Dan Naira juga tidak ingin Noah merasa malu, karena menikahinya.

Naira tahu betul kenapa Noah menikahi nya. Mereka tak saling kenal, apalagi tak saling cinta. Jadi, lelaki itu menikahinya karena terpaksa.

"Kamu lelah sayang?" Liana datang bersama Mikhaela. Di tangan adik Noah, terdapat sebuah nampan yang diatasnya terdapat makanan.

Naira menggeleng. "Aku baik-baik saja, Aunty."

Liana menggelengkan kepalanya. "Panggil Mama, karena aku sudah menjadi Mama mu, Nai."

Naira hanya tersenyum dan mengangguk.

"Aku membawakan makan siang untukmu, kak," kata Mikhaela ceria.

Mikhaela, hampir berusia dua puluh dua tahun. Gadis itu memiliki sifat yang ceria dan mudah bergaul dengan siapa saja. Bahkan saat tahu Naira akan menjadi kakak iparnya pun, ia tidak mengajukan protes ataupun menolak kehadiran Naira. Karenanya, Naira bersyukur akan hal itu.

"Terimakasih, Mikha," kata Naira sembari mengulas senyumnya.

"Kamu makan lah dulu, Mama ke sini hanya ingin memeriksa keadaanmu. Mikha ada di sini," kata Liana.

"Iya, Ma. Terimakasih." Naira membalas.

"Jangan sungkan lagi pada Mama, okay?" Setelah melihat Naira mengangguk patuh, Liana pun berjalan meninggalkan Naira dan Mikhaela.

"Ayo kak, di makan," suruh Mikhaela karena sejak tadi Naira tidak menyentuh makanan yang ia bawa.

"Kamu sudah makan?" tanya Naira balik.

"Sudah barusan, hanya kak Nai yang belum makan," sahutnya.

Naira pun memakan makanannya dengan lahap.

***

Seluruh anggota keluarga Aidan tengah berkumpul di lantai bawah, minus kehadiran Naira.

"Noah, kamu bisa ajak Naira bergabung. Kasihan ia hanya di dalam kamar," ujar Liana.

Noah mengangguk patuh. Ia berdiri dan berjalan menuju kamar tamu yang ditempati oleh Naira. Istrinya itu tidak berada di kamar lamanya karena akan sulit dengan kursi roda yang dipakai Naira untuk turun dari lantai atas ke lantai bawah. Maka dari itu, kamar di bawah akan menjadi kamarnya dan Naira untuk di mansion ini.

"Semua keluargaku sedang berkumpul, ayo keluar."

Naira menoleh dan menutup buku novel yang sedang ia baca. Tatapannya berali menatap kursi roda yang tak jauh dari posisi duduknya.

"Aku di sini saja," ujar Naira pelan. Sungguh, ia tidak bermaksud menolak. Hanya saja, ia sudah berada di atas kasur. Ia segan meminta pada Noah untuk memindahkannya ke kursi roda itu.

With You [Sequel Ex Husband]Where stories live. Discover now