05.2. Kemarahan Noah

3K 279 11
                                    

Sejak pagi hingga jam kini menunjukkan pukul empat sore, Noah masih tetap berkutat pada pekerjaannya.

Tok... Tok... Tok...

Tanpa melirik ke pintu, Noah berseru. "Masuk!"

Cklek!

Pintu dibuka dan muncullah Tony membawa satu map dan juga kertas seperti sebuah undangan.

"Ini proposal untuk kerja sama dengan perusahaan Tuan Leon, dan ini ada undangan untuk anda, Tuan," kata Tony. Sekretaris Noah itu meletakkan kedua barang yang ia bawa tadi.

"Undangan dari?" tanya Noah tanpa berniat membuka dan membaca undangan itu.

Tony berdeham pelan. "Nona Alaina."

Tepat saat nama Alaina disebut, kepala Noah terangkat. Rahangnya mengeras dan raut wajah lelaki itu berubah drastis. Tony yang melihat perubahan drastis pada wajah Tuannya seketika panik.

"Maaf Tuan, kalau begitu saya ambil lagi undangannya untuk dibuang," kata Tony cepat.

"Keluar," usir Noah.

Tony mengangguk, tangannya terulur hendak mengambil undangan itu, namun suara sang Tuan menghentikan pergerakannya.

"Biarkan saja disitu."

"Baik Tuan." Tanpa babibu lagi, Tony melangkah dengan lebar keluar dari ruangan Noah.

Setelah memastikan Tony keluar, Noah meletakkan bolpoin yang ia pegang sejak tadi. Punggungnya bersandar pada sandaran kursinya. Matanya menatap nyalang pada undangan itu. Terbaca tulisannya. Tertulis nama Alaina dan Keanu dengan font yang indah.

Noah berdecih. Sejujurnya ia tak menyangka akan mendapatkan undangan seperti ini. Kemungkinan itu adalah undangan pernikahan, entahlah Noah tidak membukanya, hanya berspekulasi. Noah berdecak sebal, hatinya kembali mengabsen kata-kata umpatan untuk kedua sahabat pengkhianatnya.

Bisa-bisanya kedua orang itu tanpa tahu malu mengundangnya seperti ini. Apa mereka ingin menunjukkan padanya kalau mereka berbahagia di atas penderitaannya?

Lagi-lagi Noah berdecak dan mendengus kasar. Mood bekerjanya telah hilang. Dimatikannya laptop, lalu ia mengambil ponsel dan juga tas kerjanya.

Noah melangkah menuju pintu, saat tangannya menyentuh kenop pintu, langkahnya terhenti. Badannya berbalik, menatap kertas undangan di atas meja.

"Ck!" Noah kembali berjalan menuju mejanya dan meraih undangan berwarna putih itu.

Sejenak ia membaca luaran undangan itu. Benar saja, itu adalah undangan pernikahan Alaina dan Keanu.

Tangan Noah meremukkan undangan itu lalu membuangnya ke tempat sampah yang ada di sudut ruangannya.

Masih dengan emosi yang menyelimuti dirinya. Noah berjalan keluar dari ruangannya, langkahnya sangat cepat hingga seruan panggilan Tony tak ia hiraukan.

***

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Cuaca malam ini sedikit dingin sebab hujan gerimis melanda kota. Naira duduk di kursi rodanya menatap keluar jendela. Setelah penjelasan singkat dari Charles tadi membuat dirinya berpikir keras.

Charles mengatakan Alaina adalah kekasih Noah, wanita yang dicintai Noah.

Bukan, Naira tidak cemburu. Hanya saja, ia merasa bersalah.

Bagaimana perasaan Alaina ketika tahu Noah menikahinya? Apakah hati wanita itu sakit?

Kini Naira merasa seperti perebut kekasih orang. Naira masih ingin mengetahui hal tentang Noah dan Alaina, tetapi Charles hanya bercerita sedikit dan menyuruhnya bertanya langsung pada Noah.

With You [Sequel Ex Husband]Where stories live. Discover now