05.1. Siapa Alaina?

2.4K 248 11
                                    

SELAMAT MEMBACA! ❤️

***

Jadwal terapi Naira pukul dua siang hingga selesai. Pagi ini, Naira berencana keluar dari mansion. Ia ingin ke cafe, tempat kerjanya beberapa waktu lalu. Bagaimana pun juga ia belum sempat mengundurkan diri dan juga mengatakan pamit pada pemilik Cafe. Sandra sangat baik, oleh karena itu Naira merasa harus pamit.

Naira pergi bersama Lila, di antar oleh sopir yang telah diberitahu Noah sebelumnya. Sopir itu bernama Denis. Dengan bantuan Lila, Naira masuk ke dalam mobil. Ini kali keduanya berada di mobil khusus dari Noah, jadi saat naik dengan kursi roda, Naira merasa sedikit seram. Takut oleng. Maka dari itu, ia meminta bantuan Lila.

Jarak mansion Noah ke cafe itu ternyata cukup jauh, butuh waktu dua puluh lima menit.

Naira berhenti sejenak ketika sudah keluar dari mobil. Ia menatap cafe yang tembus pandang karena cafe tersebut dilapisi kaca. Terlihat beberapa rekan kerjanya melayani pelanggan yang sangat banyak.

"Ada apa Nyonya?" tanya Lila ketika Naira tak menggerakkan kursi rodanya dan hanya diam melihat cafe.

"Tidak ada. Ayo masuk!"

Naira menggerakkan kursi rodanya berjalan memasuki cafe, dibantu Lila ketika menaiki tangga kecil di sebelum memasuki cafe.

"Oh my god, Naira!"

Ketika ia dan Lila masuk, keduanya disambut oleh pekikan nyaring Sandra. Wanita pemilik cafe itu berseru dan langsung menaruh nampan sembarangan lalu menghampiri Naira.

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi?" tanya Sandra panik. Wanita itu menatap Naira dari atas hingga bawah yang duduk di kursi roda.

"Ceritanya sangat panjang," ujar Naira pelan. Jujur saja, Naira tidak menyangka respon Sandra akan seperti itu. Wanita itu tampak sangat cemas dengan dirinya.

"Aku punya waktu untuk mendengarkan cerita itu," sahut Sandra tanpa ragu.

"Axel, bawakan dua minuman ke ruang kerja ku," titah Sandra pada Axel yang merupakan pelayan.

Axel mengangguk patuh. Fokus Sandra kembali menatap Naira dan seorang perempuan di belakang Naira.

"Ayo ke ruanganku," ajak Sandra.

Naira mengangguk, ia mengode pada Lila agar dia juga ikut. Sesampainya di ruangan Sandra, untuk beberapa menit keheningan menerpa ruangan itu. Hingga Naira berbicara.

"Nyo-"

"Sejak awal kau memang memanggilku Nyonya, tapi jangan panggil aku seperti itu. Sandra saja," potong Sandra. Sebetulnya ia merasa jengah dengan Naira sejak awal bekerja yang selalu memanggilnya dengan embel-embel Nyonya. Padahal pekerja lain tidak begitu.

"Ah iya, maaf."

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau bisa berada di kursi roda?" tanya Sandra.

Naira meremas ujung sweater yang ia gunakan. "A-aku mengalami kecelakaan. Hal itu mengakibatkan aku lumpuh," lirih Naira.

"Kenapa tidak memberi kabar? Kau tau, sebulan ini kami bingung dan khawatir karena dirimu yang tidak muncul," ujar Sandra.

"Maaf," cicit Naira.

Sandra menggelengkan kepalanya, tatapannya berubah sedih. "Sekarang bagaimana dengan kondisimu? Sekarang kau tinggal di mana?"

Naira memaksakan senyumnya, "Aku sudah baik-baik saja dan aku tinggal bersama suamiku."

Mata Sandra melotot. "Kapan kau menikah? Aku ingat betul kau belum menikah! Lagipula usiamu masih dua pulih satu."

With You [Sequel Ex Husband]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin