46. MEMBAIK

117 11 0
                                    

Vote dongg!!!

Happy reading 🥰🤍

***

Aqilla memberikan Rangga segelas air. "Nih, minum dulu."

Rangga mengambil gelas nya dan meminumnya. "Makasih, Qil."

"Hm," Aqilla mengangguk. Dia kembali duduk di sofa di belakangnya. Aqilla mengambil handphone nya dan memainkan nya.

"Qil, maafin gue. Gara-gara gue, lo kehilangan semuanya."

Aqilla melirik Rangga sebentar, "Iya," Dia kembali menatap handphone nya.

"Maafin gue ya, gue udah salah besar waktu itu."

"Hm."

Rangga meringis, kepala nya terasa sakit lagi. "Beneran, kan lo maafin gue?" Tanya Rangga.

"Iya, Rangga. Mending lo tidur aja, deh. Istirahat, biar keadaan lo bisa cepet pulih." Aqilla mengganti posisinya menjadi tiduran di sofa.

Rangga memejamkan matanya. Kepala nya tambah sakit. Tangan kanan nya memegang kepalanya. Kepalanya dari tadi berdenyut-denyut. Rangga tidak mau membicarakan nya pada Aqilla, dia tidak mau Aqilla repot-repot mengurus nya.

Dia saja sudah merusak kehidupan Aqilla. Memangnya mau Aqilla mengurusinya lagi?

Rangga menahan sakit di kepala nya yang terus bertambah sakitnya. Dia tetap tidur dengan santai, seakan-akan tidak terasa sakit di kepala nya. Tapi tangannya masih memegang kepalanya.

"Qil," panggil Rangga.

Aqilla menoleh, dia langsung beranjak menghampiri Rangga. "Lo kenapa, ada yang sakit?"

"Gak ada," Rangga menggeleng pelan. Tangannya masih di kepala nya.

"Bohong. Ini kepalanya kenapa? Sakit? Kalau sakit bilang, jangan kayak gini, Rangga."

Rangga tersenyum, "Makasih udah khawatir."

"Kepala nya sakit kan?"

Revano, Satya, Rafha, dan Sasya menghampiri Rangga. Tadi mereka berempat sedang membereskan tempat Revano. Revano dan Satya sudah diperbolehkan pulang hari ini. Sebenarnya Satya sudah membereskan semua di tempatnya di rawat. Tapi melihat Revano yang tempat nya belum beres, Satya membantu membereskannya.

"Kenapa qil?" Tanya Revano.

"Ini katanya kepala Rangga sakit," ujar Aqilla.

Revano dan Satya mendekati Rangga. Revano dan Satya juga sudah tidak memakai kursi roda lagi, mereka berdua sudah di perbolehkan berjalan.

"Sakit gimana Ga?" Tanya Revano.

Rangga menggeleng, "Gapapa, cuma sakit sebentar. Kalo aja kepala nya kecapekan."

"Kalau sakit bilang aja Ga, kita kasih tau dokter jangan kayak gini," ujar Satya.

"Udah gapapa, kepala gue udah gak sakit lagi," Rangga beralih melihat Sasya dan Rafha yang berdiri di sebelah Satya. "Raf, maafin gue ya. Maafin kesalahan gue, maaf kalo gue mau ngerusak hubungan lo sama Sasya. Sekarang lo bisa jagain Sasya, gue gak mau lagi ganggu hubungan kalian. Jangan sakiti Sasya kayak gue dulu ya, kalau lo sakiti Sasya gue bakalan marah."

Rangga beralih menatap Sasya, "Sya, maafin gue ya. Maaf kalau dulu gue pernah buat lo kecewa. Maaf kalau gue dulu pernah jadi pacar yang gak sesuai dengan yang lo mau. Gue dulu pacar yang gak berguna banget. Maafin gue, Sya."

Sasya yang mendengar nya menerjap, kemudian dia mengangguk. "Iya, udah gue maafin."

Rangga tersenyum. Dia beralih menatap Aqilla di sebelah nya. "Qil, maafin gue. Maafin gue yang udah ngerusak masa depan lo. Maafin gue, Qil."

REMISSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang