43. PANTAI

106 10 0
                                    

Hi! Udah vote dan komen belum?

Vote dulu yuk!

Happy reading 🥰🤍

***

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Zeva. Zeva masuk ke dalam kamar Satya, dia melihat sudah banyak orang-orang masuk ke kamar ini. Dia melihat Satya juga sudah bangun.

"Ngapain kamu kesini?!" Rahma sudah tau kalau Zeva penyebab Satya kecelakaan. Karena, pada saat Satya mau pergi ke cafe, Satya izin dulu pada Sasya untuk menemui Zeva.

Rahma sudah tau Zeva. Karena pada saat itu dia pernah bertemu dengan Zeva di jalanan, Satya juga sudah memberitahu Zeva itu bagaimana. Rahma juga sudah tau penyebab Satya dan Zeva putus karena Zeva selingkuh.

"Tante?"

"Kenapa kamu?! Pergi sana kamu!"

"Bunda, jangan kayak gitu," Satya menenangkan bunda nya. Satya tau, bunda nya sangat marah kalau ketemu Zeva.

Sasya mengelap air mata nya. Dia berjalan mendekati bunda nya, "Bunda, jangan kayak gitu. Kak Zeva cuma mau ngejenguk bang Satya."

Rahma duduk di sofa yang ada di belakangnya. Di sebelahnya ada Tini. Roni dan Tono pergi keluar dari tadi. Tini mengusap-usap punggung Rahma, "Sabar."

Zeva melihat Aqilla, "Qil, lo gapapa?"

"Gapapa," balas Aqilla cuek.

Zeva mengangguk. Dia mendekati Satya, "Satya udah mendingan?"

"Udah," Satya tersenyum.

Zeva ikut tersenyum, "Baguslah, aku pulang dulu ya. Nanti aku kesini lagi," Satya mengangguk. Zeva berjalan pergi keluar kamar Satya.

"Abang udah mendingan?" Tanya Sasya.

"Udah."

"Yaudah, lo istirahat lagi aja, Sat. Gue sama Rangga mau balik lagi ke kamar. Kalau kangen sama gue, ke kamar gue aja," kata Revano.

"Cih, siapa juga yang kangen sama lo. Lo kali yang kangen sama gue," balas Satya.

"Dah, gue mau balik ke kamar babay, bangsat," Revano melambaikan tangannya. Tini mendorong kursi roda Revano menuju kamar Revano.

Sementara Rangga masih di tempatnya, "Sat, makasih ya udah mau maafin gue. Gue ke kamar dulu mau istirahat, lo juga istirahat biar bisa baik lagi." Satya mengangguk.

Aqilla mendorong kursi roda Rangga. "Gue juga ke kamar Rangga, Sat. Cepat sembuh, ya."

"Iya, makasih Qil."

Aqilla tersenyum dan mengangguk, dia kembali mendorong kursi roda Rangga menuju kamar Rangga di rawat.

Sasya dan Rafha mendekati Satya, "Abang istirahat lagi ya, biar cepet sembuh."

'cepat sembuh' itulah kata yang terus Sasya ucapkan. Seakan-akan Satya mau pergi meninggalkan nya.

"Lo istirahat aja bang, gue yang jagain Sasya," ucap Rafha di sebelahnya lagi.

"Iya, gue mau istirahat. Lo jagain adek gue baik-baik, jangan buat dia nangis lagi," Satya teringat dimana dulu adiknya pernah menangis gara-gara salah paham pada Rafha.

"Rafha sama Sasya mau pergi kemana?" Tanya Rahma.

"Mau pergi jalan-jalan tante, biar Sasya nya gak sedih terus," ujar Rafha.

"Oh, yaudah sana pergi jalan-jalan. Biar bunda yang jagain bang Satya."

Sasya mengambil tas nya lalu mendekat ke Rahma, "Sasya pergi dulu ya, bun," Sasya menyalimi tangan Rahma. Rafha juga ikut menyalimi tangan Rahma.

REMISSION ✓Where stories live. Discover now