26-JOVANNA

5.2K 183 0
                                    


Happy Reading........ ヾ(^-^)ノ

Typo dimana-mana
~~~~~~~~~

"Anna Anna Anna"

Maura meremat gelas yang dia pegang sambil menatap dinding dihadapanya dengan tajam. Dia harus memutar otak lebih untuk mencelakai Anna yang sialnya diawasi Vandres dengan ketat.

Prang

Gelas yang dia lemparkan ke dinding pecah begitu saja. Dia semakin emosi saat mengingat Gomin yang tidak mau membantunya memisahkan Vandres dan Anna. Memang apa yang membuat Gomin berhenti membalas dendam karena kematian adiknya.

"Untuk apa aku berhenti seperti Gomin. I have to get what I want, Vandres"

Maura terkekeh sendiri sampai tertawa lalu mendatarkan raut wajahnya. Dia harus segera menyingkirkan Anna. "what should I do?"

"Menculik dan menyiksanya?" Maura terkikik kecil lalu mengangguk pelan.

Cklek

"Sayang"

Maura tersenyum dan langsung merentangkan tangannya saat tahu siapa yang masuk kedalam kamarnya. "Kenapa baru datang?"

"Ada hal yang harus aku lakukan-" Rando memangku Maura lalu menempelkan bibir mereka sampai membuat Maura melenguh pelan. "-Istriku sedang hamil dan terus merengek seharian sampai membuatku pusing"

Maura mendengus sambil menatap laki laki yang lebih tua darinya. "Ceraikan saja"

"Nggak bisa, perusahaan dan semua kekayaan masih atas nama dia. Mungkin setelah melahirkan dia akan menyerahkan semuanya kepadaku"

Maura mengelus leher Rando lalu meletakkan wajahnya di dada Rando. Dia tersenyum, dirinya benar benar licik karena menghancurkan dua keluarga sekaligus.

"Euhhmm"

"I miss you and your body baby"

••••••••••

"Mama katanya nggak bisa kesini Na-" Vandres berjalan menghampiri Anna yang duduk di sofa. "-Kamu nggak papa kan kalau aku tinggal?"

"Iya nggak papa, mas pergi aja. Daryan tadi bilang ada masalah kan di kantor?"

Vandres menghela nafas sambil mengangguk. Akhir akhir ada saja masalah kantor dan menurutnya itu sedikit aneh. Dia menggeleng kecil lalu duduk di samping Anna.

"Nanti kalau ada bel jangan di bukain, minum susu sama vitaminya, istiraha-"

Cup

"Iya" Anna tersenyum sambil memegang tangan Vandres yang berada di perutnya.

Vandres yang mendapat ciuman dari Anna diam beberapa detik lalu membalas ciuman tersebut di bibir. "Inget apa yang aku bilang tadi yang penting jangan bukain pintu buat siapa pun kecuali kalau aku nanti bilang boleh buka. Kamu nggak mau kan kejadian dulu keulang?"

Anna mengangguk mengingat kejadian dirinya yang hampir celaka karena Maura. Tapi mungkin itu yang terakhir kali karena sampai saat ini Maura tidak pernah menemuinya lagi. "Iya"

"Jangan iya iya mulu-" Vandres menggigit pipi berisi Anna lalu menangkupnya dengan kedua tanganya. "-Harus inget pokonya"

"Iya" ucap Anna dan langsung tertawa saat Vandres menghujami ciuman di seluruh wajahnya.

"Aku berangkat ya-" Vandres berjongkok lalu mengecup perut Anna sembari mengelusnya. "-Jangan nakal di perut mama, papa mau kerja dulu"

Anna tersenyum lalu memejamkan mata saat Vandres mencium keningnya. "Hati hati ma-uhmmpt"

JOVANNA Where stories live. Discover now