04 - THOSE EYES

87 61 130
                                    


04 - those eyes

Setelah makan bersama Nevan di sore hari ini, Letta kembali ke kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di kasur. Sementara ia berpikir apa yang akan terjadi esok hari? Letta masih dinobatkan menjadi Babunya.

Letta memejamkan matanya, tidak ada gunanya overthinking. Itu akan sangat membuang-buang waktu Letta saja. Lebih baik Letta memikirkan bagaimana bisa putri duyung bisa memiliki anak. Bagaimana caranya anaknya keluar? Dan darimana asalnya?

***

Beberapa jam pun sudah berlalu, sore berganti menjadi malam. Dan malam menjadi Pagi. Dan saat inipun Letta sudah berada di sekolah. Hari-hari bersekolah telah kembali. Letta ingin berdoa agar mendapat libur 1 bulan, tetapi ia juga khawatir kalau doanya terkabul. Bukan 1 bulan melainkan malah 2 tahun liburnya.

Pagi-pagi begini sudah ada hal menyebalkan di depan mata Letta. Keberadaan Kaiden dan gengnya. Sebenarnya yang menyebalkan hanyalah Kaiden dan yang lainnya tidak. Letta berniat menghindarinya agar tidak berpapasan ataupun melewati Kaiden dengan cara mencari jalan pintas lain.

Tetapi keberuntungan Letta bukan hari ini, Kaiden sudah melihat Letta terlebih dahulu sebelum Letta membalikkan badannya untuk pergi. Letta tahu, pastinya Kaiden sudah tahu bahwa dirinya akan melarikan diri darinya. Maka dari itu senyum Kaiden membuat Letta merinding.

"Letta, babu gue."

Sungguh, ini memalukan. Panggilan yang menyebalkan! Letta menghampiri Kaiden. "Good, lo sekarang sudah tau tanpa disuruh lagi."

"NARALETTA BERLIANEVE!" panggil seseorang dari belakang.

Letta menengok ke belakang dan melihat seorang wanita berlari ke arahnya. Saat dia sampai dia ngos-ngosan berlari menghampiri Letta.

"Naraletta Berlianeve, Naraletta Berlianeve, Naraletta ... Berlianeve."

"Ya? Aku Naraletta Berlianeve. Ada masalah?"

Lalu dia mengangguk. "Kamu tahu kan Club Musik yang dulu kamu pernah masuki terus ga lama kamu keluar?"

"Kamu harus masuk lagi, Letta ... Peran kamu dibutuhin di Club musik. Tanpa kamu Club Musik jadi ajang nyari famous dan sekarang kacau."

Ia benar-benar tidak bisa menjawabnya. Mau masuk lagipun Letta sudah tidak mau, ia terlalu lelah dicampakan dan diabaikan di Club itu. Kenapa disaat mereka sedang susah malah mencari Letta? kenapa tidak dari dulu mencari Letta?

Letta tersenyum."Maaf, sepertinya aku tidak bisa."

"Aku tidak akan memaksamu tetapi jika kamu berubah pikiran kamu bisa dateng ke Club Musik," ucapnya dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Letta.

Dia pun pergi setelah mendengarkan jawaban Letta. Dan Letta hanya melihatnya berjalan dengan kecewa dan tanpa mencegahnya untuk mengatakan "Aku berubah pikiran" No, girls. Letta sudah cukup dengan apa yang dia alami. Letta memang egois, tapi disisi lain Letta tidak egois. Memang sangat disayangkan Letta menolak ajakan kembali. Letta punya bakat dalam hal musik. Letta bisa bermain piano, bermain gitar, menyanyi, dan violin.

Dan akhirnya pagi ini dibubarkan dengan Kaiden membiarkan Letta untuk pergi ke kelasnya dan tidak menahannya. Sesekali berbaik hati kepada Babunya agar tidak dinilai jahat.

***

Jam istirahat pertama di jam setelah pelajaran matematika di kelas 12 MIPA 2. Semuanya selalu keluar kelas di saat sepeti ini. Memanfaatkan istirahat untuk pergi kemanapun dan melakukan hal-hal lain di luar kelas. Akan tetapi, Kaiden dan teman-temannya masih stay di kelas. Narendra, Tenggara, Dermaga, dan Kalingga datang ke kelas Kaiden. Sedangkan Teeja? Teeja sekelas dengannya.

TRAPPED IN DANGEROUS Where stories live. Discover now