7 - Teka-Teki

302 49 1
                                    

Kedatangan mantan Tiara—Abdie di pagi buta membuat Dira tidak bisa tidur lagi. Bukan Dira yang mengkhawatirkan Abdie. Dira tidak sebaik itu. Yang membuat Dira khawatir adalah Tiara. Coba bayangkan?, setelah Abdie muncul di depan pintu dengan wajah yang menyedihkan, Tiara malah dibawa pergi begitu saja. Dira semakin yakin kalau ada sesuatu diantara Tiara dan Abdie. Yang jadi pertanyaan besarnya adalah kenapa Tiara selalu mau diajak pergi oleh Abdie bahkan ketika mereka sudah putus?. Abdie sendiri tidak bisa menolak permintaan Tiara, termasuk saat Tiara meminta Abdie menerima Dira menjadi partnernya. Dalam sekejap, Abdie langsung mengiyakan. Kan aneh, pikir Dira.

Pikiran negatif jadi bermunculan seketika di otak Dira. Mulai dari Tiara punya anak tersembunyi dengan Abdie, sampai Tiara jadi selingkuhan Abdie. Namun ketika pikiran terakhir itu muncul Dira memukuli kepalanya sendiri. Senakal-nakalnya Tiara, Dira tidak sampai hati mengira Tiara mau jadi selingkuhan Abdie. Tiara adalah anak dari korban perceraian yang diakibatkan oleh ayahnya yang tergoda pelakor. Jadi itu pasti hal yang tidak mungkin terjadi. Tiara sangat membenci perusak hubungan orang lain.

"Ah...." Teriak kesal Dira sendirian di ranjangnya seperti orang patah hati. Dira merasa semakin memikirkan apa yang terjadi pada Tiara dan Abdie, rasa penasaran justru semakin melambung tinggi. Bahkan jiwa intel di dalam Dira pun semakin menggebu. Akhirnya setelah berpikri dengan kepala dingin, saat ini bukan waktu yang tepat untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Yang diperlukan saat ini adalah mencari keberadaan Tiara. Kan ngeri zaman sekarang ini, apa-apa maen bunuh. Berantem dikit, bunuh. Gak suka, bunuh. Dira aja suka takut apalagi saat denger soal pembunuhan-pembunuhan keji gitu dari YouTube—- selain dari komik Kindaichi atau Conan tentunya. Jangan tanya kenapa Dira yang jiwanya melow, suka baca cerita romance jadi baca pembunuhan-pembunuhan gitu. Ya jawabannya karena Jeje. Demi membahagiakan Jeje. Apapun Dira lakukan demi bisa membuat Jeje senang. Bucin memang. Maklum zodiak Dira Cancer. Katanya sih, katanya loh ya yang punya zodiak itu susah banget dibuat cintanya. Dia bakal sering ghosting, tapi sekalinya udah cinta jadi bucin udah.

Oke, jangan bicarakan terlalu jauh kecemenan Dira. Back to Tiara.

Hasil tebakan Dira, kalau Tiara gak bawa apa-apa waktu pergi dari rumah kemungkinan mereka perginya  ke tempat yang deket. Pasti Tiara cuma dibawa ke apartemen Abdie sebab seingat Dira gak jauh kok jarak apartemen Abdie dari kontrakannya, tapi memang Dira gak inget detailnya. Dira coba mengingat-ngingat alamat apartemen Abdie. "Ah ya.." Dira akhirnya ingat dulu pernah sekali pergi ke apartemennya ketika Abdie meminta Dira mengambilkan berkas yang tertinggal. Dengan cekatan Dira membuka histori chat dengan Abdie. Sayang, karena sudah terlalu lama chatnya sudah tidak ada.

History chat sudah terhapus, lalu bagaimana?. Berusaha keras Dira memeras otaknya, sampai pada ujungnya Dira mendapatkan ide untuk menanyakannya pada Beni. Gercep, Dira menekan tombol call pada kontak Beni. Tidak perlu tunggu berdering lama, suara Beni langsung terdengar ketika dering ke dua. "Hai... Neng Dira. Kaget banget saya di telepon kamu pagi-pagi banget gini. Biasanya saya yang telepon sama chat kamu duluan. Ada apa nih?."

Langsung merasa tidak enak jadinya Dira pada Beni. Pasti di cap ada butuhnya doang baru ngehubungin, tapi ya gimana lagi Dira harus gerak cepat sekarang ini. Dira terus meminta maaf saja dalam hati. "Gini Ben, sebelumnya maaf saya telepon kamu pagi-pagi gini. Ganggu kamu... em... saya mau tanya alamatnya Abdie. Kamu tau gak?."

Ya pasti tau lah. Mereka deket banget.
Basa-basi lo, basi banget Dir.

"Tau dong, buat apa emangnya?." Tanya balik Beni santai.

Otak Dira langsung berpikir cepat. Antara harus jawab jujur atau bohong?. Jujur berarti membuka bagaimana keresahannya soal Tiara dan Abdie. Dira kan masih mengira-ngira, nanti kalau salah bagaimana?. Sementara bohong berarti dosa akan ditanggung sendiri. "Ada penting. Hape nya susah dihubungi. Sekalian minta tanda tangan juga sih. Ada berkas yang kemarin sore itu.. em.. harusnya di tanda tanga tapi Abdie lupa. Eh pagi-pagi barusan keinget." Bohongnya Dira yang terdengar sangat berbelit-belit. Maklum amatir. Beruntung Beni tidak mempertanyakan lebih lanjut dan mengatakan akan mengirimnya lewat chat. "Makasi ya."

Dira dan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang