chapter dua puluh dua

231 3 0
                                    

Naya terduduk dan memandangi dua lelaki yang sedang berkelahi.naya hendak mencoba menghentikan namun tenaganya kini malah terasa lemas sekali.tak berselang lama ia pun menangis.

" Cukup hentikan hiks hiks "

Dan lelaki yang memukuli ivan adalah si Pedro yang dirinya itu tidak pulang sama sekali.sepertinya juga pedro mengikutinya dan menguping pertengkaran antara ivan sama naya dari luar pintu apartemen.

" Kau hanya seorang cowok pengecut yang beraninya sama cewek doang" Ucap Pedro sambil mencengkram kerah baju ivan dan mereka dalam posisi berdiri.wajah ivan pun sudah berdarah di sudut bibirnya.

" Cepat minta maaf" Suruh Pedro.

" Cih dasar sialan.apakah lo yang telah nganterin naya pulang apa kah lo juga yang bawa naya ke rumah sakit"

" Iya" Jawab Pedro.

" Dasar bajingan lo " Ivan langsung menghempaskan kedua tangannya itu dan lalu mendorong tubuhnya hingga terjatuh.

" Sepertinya kita ini bertemu " Lanjut ivan dengan jari telunjuknya menunjuk ke arah wajahnya Pedro dan Pedro pun bangkit kembali.

" Cepat minta maaf.karena setiap harinya dia itu menderita karena lo"ujar Pedro dan menyuruh ivan agar cepat meminta maaf kepada naya.

" Tolong hentikan " Naya mendekati mereka berdua.

Ivan langsung berjalan dan melewati mereka berdua.ia menuju ke arah pintu keluar apartemen.

" Hey mau kemana.urusan kita belum selesai "pekik Pedro.ivan pun menoleh.

" Sepertinya kalian berdua cocok jadi suami istri" Balas ivan kemudian keluar.

Waktu sudah berlalu dan sekarang sudah masuk larut malam yaitu sekitar pukul jam dua belas lebih. ivan keluar dan dia belum kembali.dan naya, ia sudah tertidur pulas.adapun si Pedro masih belum pulang juga ya walaupun sudah di usir sama naya beberapa kali sekitar pas pukul jam sembilanan.tapi si Pedro tampaknya sangat bersih kukuh sekali ingin menemaninya.

Pedro duduk di sebuah kursi lalu berada di samping naya yang sedang tidur.pedro tersenyum melihat wajah naya yang tampak manis menurutnya.tak lupa ia pun menyelimuti tubuh naya dengan sebuah selimut supaya ia tidak kedinginan.

Setelah lama memperhatikannya, akhirnya Pedro memutuskan untuk tidur di apartemennya.

Pedro berdiri lalu mencari selimut lain.dan ternyata ia menemukannya.kemudian selimut tersebut ia taruh di lantai dan ia tertidur di atas selimut itu.pedro langsung tertidur dan ia tidak memakai bantal sama sekali alias cuman memakai sebelah tangannya saja buat menopang kepalanya itu.

*******

Pagi sudah menyambut dengan cahaya mentarinya.naya terbangun.ia pun mengucek kedua matanya.ia turun dari ranjang tidurnya itu.baru berdiri sebentar ia menciumi aroma masakan di dalam pantry miliknya.naya pun langsung bergegas ke arah situ dan penasaran sekali siapa yang pagi pagi ini sedang memasak.

Setelah di lihat ternyata si Pedro yang sedang memasak.naya cuman menghela nafas sabar aja dengan lelaki itu.ia pun mengambil segelas air putih.

" Enggak langsung mandi dulu" Tanya Pedro yang tampaknya sudah selesai memasaknya.

" Enggak " Balas Naya dengan ekspresi datar lalu ia meninggalkan Pedro sendiri.

" Hey naya.nanti saya hidangkan ya" Panggil pedro.

" Terserah "

" Mau kemana sih"tanya Pedro.

Naya tidak menjawab lalu terdengar suara percikan air di kamar mandi dan lalu keluar lah suara pancuran air shower.pedro pun langsung paham bahwa sekarang naya itu mau mandi.

Pedro langsung menuju ke meja makan dan menaruh sarapan yang ia buat tadi.tak lupa ia buat segelas air hangat dan juga susu khusus buat ibu hamil.

Tak berselang lama naya keluar dari kamar mandi dan bergegas memakai pakaiannya.adapun si Pedro masuk ke dalam pantry lagi untuk mencuci wajan yang habis ia gunakan tadi.

Setelah itu naya duduk, lalu melahap habis makanan yang telah di hidangkan tersebut.

Pedro kembali dan ia terkejut ketika makanannya habis begitu pula dengan minumannya.

" Maaf,karena saya sangat lapar sekali" Ucap naya sambil kepalanya menunduk dan bibirnya sedang ia lap dengan tisu.

" Ya gue malah seneng banget tau nay.kan makanan ini itu buat kamu bukan untuk saya" Timpal Pedro dengan tersenyum sumringah.

" Makasih ya "

" Sama sama nay" Pedro tersenyum.

" Habis ini lo mau kemana "tanya Pedro.

" Mau ke taman kota"

" Mau gue antar atau pun di temenin" Tawar Pedro.

" Enggak usah.biar saya aja sendiri.kamu pulang aja ya.dan untuk hari ini saya sangat berterima kasih sekali atas semua bantuan kamu"

Sehabis sarapan,apartemen pun naya mau diberesin namun di bantu sama pedro.awalnya naya menolak namun alasan si Pedro tersebut bikin naya menerimanya yaitu ia membantunya itu buat meringankan bebannya saja sebab naya tersebut sedang dalam keadaan mengandung.

Setelah bersih pedro pun ijin pulang.naya mengangguk dan tak lupa ia memberikan sebuah senyuman kepadanya.

Pada pagi hari ini hati naya mulai agak tentram dan juga mulai tenang.kejadian semalam ia mencoba untuk tidak mengingatnya.

Dan hari ini ia ingin menjalani aktivitas seperti biasanya dan melaksanakan list yang sudah ia tulis di gulungan kertas waktu lalu.

Naya mengambil tas kecilnya dan pas sekali saat naya mau membuka pintu ada suaminya yaitu ivan.

" Mas ivan mau makan enggak " Tawar naya.ivan diam dan malah ia ambruk di kasur alias dirinya itu tiduran.

" Mas mau di bikinin apa hari ini " Tawar naya sekali lagi.

" Udah pergi aja sama pacar kamu itu" Balas ivan dengan wajahnya tertutupi sama telapak tangannya.

" Jangan bilang gitu mas.itu semua salah paham doang kok" Ujar naya.

" Pergi!" Suruh ivan dengan tegas.

" Baiklah mas" Naya pun menurutinya lalu keluar dari apartemen dan menuju ke taman kota yang ia maksud.

- tbc -

black outWhere stories live. Discover now