chapter empat belas

210 4 0
                                    

Hari sudah memasuki waktu sore.sekarang ini naya sedang dalam perjalanan ke rumahnya.cuaca pun sedang dalam keadaan hujan deras dan cukup pas sekali menemani suasana hatinya yang sedang di rundung kesedihan.ia menyenderkan kepalanya di kaca mobil milik violet,namun yang menyetir itu adalah supir pribadinya.dan adapun si violet sudah pulang duluan ke rumah.ia menatap ke arah luar sambil memikirkan masa depan yang akan terjadi padanya.naya sedikit khawatir jika ibunya mengetahui keadaannya sekarang.ia pun ada keniatan untuk menggugurkan kandungan yang ada di perutnya itu.

" Gimana kalo aku gugurin aja ya.biar perasaan takut ini bisa hilang "gumamnya di dalam hati dan masih rada bimbang di benak perasaannya tersebut.

Kemudian naya pun sampai di depan rumahnya.ia keluar dari mobil sambil membawa payung yang baru di belinya,biar tidak kehujanan.

Naya mengetuk pintu depan rumah.lalu tak berselang lama ibunya keluar.

" Cepat masuk! " Gertak bu winda membuat naya tersentak kaget.naya pun mengangguk lalu masuk ke dalam.

Setelah masuk naya di kejutkan dengan barang barangnya yaitu  berupa pakaian,buku,peralatan sekolah dan juga foto foto mendiang ayahnya dulu yang sekarang sudah berada di luar kamarnya.

" Ini maksudnya apaan bu"tanya naya bingung sekaligus sedih sebab tampak berantakan sekali.

" Besok, kamu enggak boleh tinggal di sini lagi"

" Hah,naya enggak boleh tinggal di sini?.ibu ngusir naya gitu" Ujar naya yang masih tidak percaya dengan hal tersebut.sambil tubuhnya itu mendekati barang barang miliknya yang sudah terlantar.

" Iya.saya ngusir kamu dari rumah ini"

" Naya salah apa bu" Naya menoleh ke arah bu winda.

Mendengar pertanyaan naya itu,bu winda langsung mendekati wajahnya dan menatap sinis ke arah mata naya.kemudian bu winda dengan begitu teganya menoyor kepala naya dengan lumayan keras.naya jatuh tersungkur.

" Aduuh ibu kok tega banget "ucap Naya mengambil posisi duduk dan memegangi keningnya sakit akibat di toyor tadi.

" Cih dasar anak enggak tau diri.masih aja belum menyadari kesalahannya sendiri.nay, enggak usah pura pura bodoh di hadapan ibu kamu.saya selaku ibu kamu sungguh kecewa berat atas kejadian yang menimpa mu sekarang ini" Ujar bu winda sambil berkacak pinggang.

" Ibu udah tau semuanya "balas naya dengan wajah menunduk.

" Iya, Violet yang ngasih tau semuanya" Jawab ibunya datar.dada naya pun terasa sakit atau lebih tepatnya di hatinya.ia merasa sangat kecewa sekali ketika violet dengan begitu teganya memberitahu kan hal tersebut.

" Terus ibu yakin mau ngusir naya" Ucap naya dengan bibir yang mulai bergetar.

" Emang seharusnya begitu.ibu juga menyesal tau telah ngelahirin kamu" Ucap bu winda yang sangat membuat perasaan naya malah tambah menjadi sakit sekali.

" Kalo memang ibu mau nya seperti itu, terus naya harus tinggal di mana "ucap naya yang kedua matanya mulai berkaca kaca.

" Ya enggak tau lah, itu urusan kamu sendiri.tapi besok ibu akan antarkan kamu ke calon suami kamu yang bernama ivan.atau lebih tepatnya orang yang sudah menghamili kamu" Ungkap ibunya.naya pun langsung berdiri dan menghadap ke arahnya.

" Naya enggak mau nikah bu"tolak naya mentah mentah.

Plak

Bu winda menampar pipi naya dengan keras setelah mendengar penolakan tersebut.

" Kamu bodoh sekali ya.emangnya masa depan kamu mau di bawa kemana,hah.lihat kandungan kamu itu pasti suatu saat ia membutuhkan seorang ayah"naya terdiam dengan ucapan ibunya itu.dan memang ada benarnya juga sih sehingga batin naya pun mengakui hal tersebut.

Namun perasaan naya yang mulai ada rasa sedikit senang akibat ucapan ibunya tadi yang tampaknya sangat mengkhawatirkan dirinya itu, kini malah menjadi hatinya runtuh kembali sebab ibunya baru mengatakan hal ini.

" Lagian pula, ibu enggak bakalan sudi ngurusin kehamilan kamu, sebab janin kamu itu hasil dari perbuatan dosa dan ibu juga tidak akan mengakui setelah anak yang akan lahir dari kamu itu sebagai cucu ibu" Kata ibunya sambil wajahnya itu memalingkan dari tatapan naya yang kedua matanya itu sudah bercucuran air mata setelah mendengar kalimat yang tidak mengenakan tersebut.

" Ibu kok tega banget sih,sebegitu bencinya ya ibu sama naya ini.naya sabar aja kok di perlakuan seperti hewan yang selalu di kurung setiap harinya.naya terima kok.tapi naya mohon bu, jangan benci sama anak naya kelak nanti"

" Ku mohon.. Hiks hiks " Lanjut naya yang kini menjadi menangis sesenggukan.

" Besok kita akan ke rumahnya.meminta pertanggung jawabannya.setelah kamu hidup berdua dengannya, ibu sangat senang sekali karena pada akhirnya ibu bisa hidup sendiri tanpa anak yang enggak tau diri dan bisanya cuman nyusahin saja.yang ibu inginkan hanyalah merasakan kedamaian dan juga ketenangan.paham kan naya"jelas bu winda.

" Saat ini ibu sangat benci sekaligus senang.benci karena kamu tidak bisa menjaga kehormatan mu dan senang karena anak sialan seperti kamu itu nantinya tidak akan tinggal di sini lagi" Lanjutnya dan bu winda pun berjalan menuju ke arah kamar miliknya.

Naya tak bisa berkata kata lagi.air matanya pun tampaknya tidak bisa mengalir seperti tadi.sepertinya ia tidak bisa mengungkapkan rasa kesedihannya yang sudah sangat melanda di jiwa dan raganya.

Setelah kepergian ibunya, naya duduk bersimpuh dan meratapi semua nasibnya.

" Apakah aku harus mengakhiri hidup ini "ucapnya yang sekarang sudah kehilangan batas pikirannya akibat kesialannya yang telah menimpa dirinya secara bertubi-tubi.

- tbc -

black outWhere stories live. Discover now