chapter enam belas

237 7 0
                                    

" Maaf ,kamu pasti temannya ivan kan"tebak pak septian ketika baru membuka pintu depannya yang terketuk.

Naya mengangguk begitu pula dengan bu winda.dan mereka berdua pun  masuk ke dalam.lalu duduk di sebuah ruangan tamu kemudian di suguhkan dengan beberapa makanan oleh pak septian.

Mereka semua pun saling mengenalkan diri dan saling berkata baik antara satu sama yang lain.

" kayaknya ada urusan penting nih sama anak saya"ucap pak septian.

" Memang sangat penting sekali pak " Balas bu winda.

" Boleh langsung ke inti topik pembicaraannya " Suruh pak septian dengan sopan.

" Baiklah "bu winda mengangguk.lalu langsung menjelaskan semuanya tentang kejadian yang telah terjadi antara naya sama si ivan tersebut.

" Oh jadi gitu ya.ok saya paham, tapi menurut bu winda itu memang seyakin begitu kah kalo anak saya itu telah menodai anak anda.padahal bu winda ini dapat informasi tersebut dari temannya naya.saya bilang kek gini karena saya masih ragu gitu dengan semua perkataan ibu " Jelas pak septian yang tampaknya itu tidak terima jikalau anaknya di tuduh enggak enggak sama orang lain.

" Jangan main main ya pak,Apakah ekspresi saya ini belum bisa membuktikannya" Timpal bu winda mulai emosi.

"Cih dasar enggak sadar diri" Gumam pak septian dengan tersenyum menyeringai ke arah naya.naya yang di lihat seperti itu langsung agak ketakutan di perasaannya.ia pun menundukan wajahnya biar tidak terjadi kontak mata antara pak septian tersebut.

" Kenapa anda memasang muka seperti itu hah, kenapa.mentang mentang anda kaya jadi seenaknya saja menghina kami " Sewot bu winda.

" Bu, dengerin saya ya.saya ini lagi enggak menghina tentang derajat kita tapi masalahnya itu masa iya anak saya yang notabene nya enggak suka sama perempuan langsung beraninya melakukan hal bejat seperti itu" Ucap septian.

" Maaf ya, apalagi perempuannya tipe kayak anak ibu ini, pasti si ivan enggak bakalan mau" Pak septian melihat sinis ke arah naya.

Naya yang merasa di rendahkan terus menerus ini langsung angkat bicara dan mencoba menerangkan kebenarannya.

" Tapi pak, ivan bisa melakukan hal bejat itu karena ia sedang dalam keadaan ma.. " Sebelum di jelaskan eh tiba tiba orang yang sedang di perdebatkan datang juga yaitu si ivan.

Brakk

Pintu depan terbuka dengan keras oleh si ivan dan ia sepertinya habis main di luar rumah dan Pulang kembali.

Ia datang bersama dua temannya yaitu digo sama reza.tubuh ivan sedang di tuntun oleh mereka berdua.

" Ivan cepat kamu kesini nak.ada orang yang berurusan dengan mu"panggil pak septian.

" Hah, enggak dengar yah.ngomong apa sih enggak jelas banget tau" Balas ivan dengan kedua matanya dalam keadaan merem.dan kedua temannya itu langsung menuntun ivan berjalan untuk duduk di samping pak septian.

Ivan sudah duduk tapi ia malah oleng dan ambruk ke lantai.pak septian kaget dan langsung membantunya, namun tubuh ivan tidak mau di gerakan.

" Ini kenapa sih"tanya pak septian ke arah digo.

" Anu paman, itu.harus ngomong apa ya" Jawab digo agak gugup sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Ngomong yang jelas digo, si ivan kenapa " Pak septian tampak khawatir.

" Dia mabuk paman "jawab reza dengan cepat.

" Mabuk kamu bilang" Tanggap Pak septian melotot ke arah reza sama digo.

black outWhere stories live. Discover now