23.Mencoba mengerti

47 18 21
                                    

Akhirnya setelah lama menunggu waktu hari ini tiba,dimana ia menatap sekeliling dengan tatapan bahagianya dan sesekali bergumam kagum karena jujur sejak kecil ia hanya dua kali ketempat ini dan yang terakhir adalah saat ia duduk dikelas tiga sekolah dasar itupun jika ia tidak salah mengingat.

Teriakan serta sorakan sangat ramai terdengar diluasnya tempat yang baru saja ia pijak hari ini,ia masih menatap dengan senang karena tempat ini sudah berubah hampir 360 derajat sejak terakhir kalinya ia melihat ini.

Suasana yang membuncah membuat lelaki itu tidak sabar untuk mengitari dan mencoba semuanya yang ia sendiri yakin tidak akan sanggup ia jelajahi meski dua puluh empat jam sekalipun.

Jungwon berjalan dengan tangan yang ia masukkan kedalam kedua saku mantel putihya,langkah mengikuti dua orang yang juga memakai mantel putih dikanan dan kirinya.Ya memakai pakaian yang hangat dan sama adalah permintaan Jungwon untuk Heeseung maupun Ji-Han yang sangat Jungwon syukuri mereka menurutinya.

Langkah Jungwon berbelok mengikuti Heeseung yang menarik sedikit ujung mantel dipundaknya menuju ketempat coffee shop yang berbelok kearah kiri diikuti dengan langkah Ji-Han disamping kanan Jungwon.

" Minum sebelum bermain." Namun tujuan Heeseung ke coffee shop bukan untuk memesan kopi melainkan ia membuka mesin pendingin dan mengambil tiga botol air mineral.

" Kita akan bermain wahana jadi kopi membuat perut mual." Ji-Han mengangguk setuju dengan ucapan Heeseung dan kembali berjalan menyusuri taman bermain dengan Jungwon yang sudah tampak tidak sabar.












" Waahhh Seru kok." Teriakan Jungwon membuat Ji-Han mengangkat pandangannya dan melihat Jungwon dan Heeseung yang berjalan kearahnya setelah setengah jam meninggalkannya di kursi sendirian.

Jungwon berlari kecil dan duduk disisi Ji-Han diikuti dengan Heeseung yang ikut duduk di sisi kiri perempuan itu.

" Bagaimana?" Lelaki berkulit putih itu mengangguk antusias. " Seru...rugi sih Kak Ji-Han." Perempuan itu hanya tersenyum dan tetap mendengarkan Jungwon yang kelewat antusias dan bersemangat.

" Mau coba? Yuk." Jungwon meraih tangan Ji-Han yang sedang duduk dengan antusias terlihat dari wajahnya yang terus mamancarkan raut bahagia yang tak henti bersorak tanpa memperdulikan rada lelah karena telah banyak bermain.

Melihat itu membuat Heeseung mengusak surai hitam Jungwon dan mengajak anak itu untuk duduk ditengah mereka sembari melepaskan tali mantel Jungwon–untuk melepas mantel putih tebal itu karena cuaca yang memang cerah siang ini,jadi memungkinkan jika mereka merasa panas.
Bahkan Heeseung sendiri telah melepas mantelnya sejak tadi.

" Jungwon,istirahat dulu."Heeseung membuka suara demi menahan Jungwon yang terlalu bersemangat,bahkan Heeseung sudah lelah menurutinya yang selalu ingin mencoba semua permainan disini dan Heeseung telah banyak menurutinya. Sebenarnya tidak masalah jika menuruti semua keinginan anak itu karena Heeseung tahu jika Jungwon sudah lama tak pergi ketempat ini.Heeseung mendengarnya sendiri dari Jungwon jadi menurut Heeseung inilah kesempatan Jungwon,namun bukannya tak ingin–Heeseung hanya tak ingin Jungwon kelelahan dan berujung sakit.Itulah yang ia cemaskan sejak tadi.

" Tidak..sebelum main dengan Kak Ji-Han."
Melihat raut Jungwon membuat perempuan dengan rambut panjang itu merasa kasihan dan sebenarnya ingin menuruti permintaan  yang terbilang sangat sederhana itu.

" Baiklah,Jungwon mau apa?"Tanya Ji-Han sembari melihat Jungwon yang kini menatapnya dengan penuh harap.
Kedua mata cokelat itu mengikuti arah tangan Jungwon menunjuk sebuah permainan yang sedikit berjarak didepan mereka,Ji-Han ragu akan ketinggian jadi sekarang ia dengan bimbang akan beranjak atau mengecewakan Jungwon.

" Jungwon kita makan aja,sudah siang." Perkataan Heeseung tidak mengalihkan pandangan Jungwon dari perempuan yang terpaut usia dua tahun lebih tua darinya itu.

" Ayo kak." Sebelum Jungwon benar benar berdiri,Heeseung menahan lengan Jungwon agar kembali duduk dan menatap Jungwon dengan perintah.

" Jungwon kak Ji-Han takut ketinggian."
Ucapan Heeseung sontak membuat Jungwon kembali melihat eksentesi perempuan disamping kanannya dengan mata membulat.

" Jadi ini alasan kakak tidak ikut sejak tadi."
Ji-Han tersenyum dan mengangguk pelan membuat Jungwon tertawa dengan tertahan sembari menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

" Bilang dari tadi kak..Jadi sekarang kakak mau main apa biar sama Jungwon," tawaran Jungwon membuat Ji-Han menggeleng dan menolak pelan karena ia tahu bahwa Jungwon pasti akan lelah setelah ini karena saat ini lelahnya tertutupi oleh rasa bahagianya yang terlalu membuncah.

" Tidak ada,kau besok sekolah." Peringatan itu membuat Jungwon menggeleng.

" Tidak perlu mengkhawatirkan sekolahku. Jujur aku juga tidak suka." mendengar itu membuat Heeseung mengusap pundak lebar Jungwon." Tidak baik bicara seperti itu,sekolah itu menyenangkan."

Lelaki itu bangkit dengan tangan kiri yang membawa dua mantel–miliknya dan Jungwon.Ia mengisyaratkan Jungwon dan Ji-Han untuk bangkit dengan tangan kanannya yang membuat kedua orang itu ikut beranjak dan berjalan dengan pelan mengikuti yang tertua.

" Kemarikan,kakak yang bawa." Tangan kosong Heeseung terjulur untuk mengambil mantel yang sedang Ji-Han bawa dengan tangan kanan karena tangan kirinya tengah dipegang oleh Jungwon.

" Tidak perlu kak." Mendengar jawaban itu membuat Heeseung tersenyum dan terkejut dengan tangan yang tiba tiba memegang erat tangan kanannya.

" Begini saja, Jungwon takut hilang."
Ucapan Jungwon membuat mereka tertawa karena perkataan Jungwon yang seolah merasa bahwa ia anak yang baru menginjak sekolah dasar saja.

Heeseung ganti menggenggam tangan Jungwon dan sedikit berlari yang membuat kedua orang disebelahnya ikut berlari kecil.

" Ayo makan..!!."







" Ternyata tertunda hampir tiga minggu banyak untung juga ya.." Jungwon membuka suara ditengah mulutnya yang penuh itu sibuk mengunyah yang membuat Heeseung menegurnya dengan tatapan matanya.

Setelah benar benar menelan makanannya dengan baik,Jungwon kembali bersuara setelah sebelumnya membuka lebar mulutnya untuk menunjukkan kepada Heeseung bahwa makanannya telah ia telan dan dibalas dengan angukkan lelaki itu.

" Kalau seperti ini,Kak Heeseung sering sering saja menunda janji." Heeseung tertawa mendengar perkataan Jungwon.
Ya sejak awal memang Heeseung yang megeluarkan uang.Dimulai dari tiket,taxi,saat dibioskop,minum,dan makan yang mungkin juga akan dilanjutkan dengan Jungwon yang banyak mau.

Jungwon sedikit menggebrak meja dan menggeleng gelengkan kepalanya ribut.
"Jangan lagi ah,tidak enak menunggu. Jungwon tidak suka."

" Baiklah,kakak berusaha."

Deringan telpon membuat gerakan tangan Jungwon yang ingin meraih minumannya terhenti dan dengan cepat meraih ponselnya.

Tangan anak itu tampak mengepal cemas saat benda itu telah ia tempelkan kedaun telinga kecilnya itu.Matanya terpejam dan menghela napas kasar sebelum benar benar menaruh kembali ponselnya dengan terburu buru setelah mengatakan iya dengan cepat ditelpon.

Jungwon beranjak dengan tergesa dan menatap Ji-Han serta Heeseung yang tampak menatap dengan wajah yang khawatir dan meminta penjelasan.

" Kak,aku pulang dulu.Tidak perlu khawatir karena supir Jungwon ada didepan dan Jungwon janji akan cerita..Jungwon pulang kak.Selamat siang."

_____Sim J

Realizing of love // Park Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang