21.Bell Sekolah

45 18 16
                                    


" Tunggu."

Cekalan dan suara itu membuat Ji-Han mengurungkan niatan bangkitnya dan kembali duduk dengan tatapan yang menatap Sunghoon seolah bertanya apa lagi yang ia butuhkan.

Melihat tatapan Ji-Han tak membuat Sunghoon menjawab.Ia hanya diam dan menggeser semua buku buku itu dengan asal dan membuatnya berantakan namun itu tak dipedulikan Sunghoon ataupun Ji-Han. Ji-Han mengernyit semakin tak mengerti ketika Sunghoon mendekat.
Ia hanya datang untuk mengerjakan tugas diwaktu istirahat dan tak pernah terpikir juga olehya jika selain mengerjakan tugas Sunghoon dan Aera ia juga melihat Sunghoon yang melamun dan tampak pucat itu.

Perempuan itu sedikit terlonjak kaget saat merasakan sesuatu yang bergerak kasar dipahanya.Ia menunduk dan tatapannya bertemu dengan Sunghoon yang kini menatapnya sembari tidur dengan paha Ji-Han sebagai bantalnya.

Lewat sorot mata itu Sunghoon mengerti bahwa Ji-Han tidak nyaman dan ada secercah rasa takut yang tertanam dibalik mata bulat itu namun Sunghoon memejamkan matanya seolah tidak perduli karena ia tidak berniat apapun selain tidur dan mengistirhatkan pikirannya yang selalu kacau.

Ji-Han sekarang hanya diam dan membuang pandangannya kemanapun selagi ia tidak menatap wajah Sunghoon yang entah mengapa membuatnya malu.
Sebenarnya ia tengah memikirkan alasannya tentang keterlambatan memasuki kelas nanti.

Sunghoon sedikit membuka matanya dan melihat raut gugup dan takut tercampur diwajah wanita yang sedang melamun entah memikirkan apa.
Sebenarnya ia sangat merasa aneh ketika ingin tidur namun ia tahu dan merasakan bahwa tubuh Ji-Han sangat tegang dan kaku.

Sunghoon kembali menutup matanya saat tatapan Ji-Han jatuh kewajahnya.
Hembusan napas lembut itu terasa menerpa kulit halus Sunghoon dan Sunghoon merasa ia lebih mengantuk dan ingin menyelami mimpi alam bawah sadarnya.

Ji-Han mengecek ponselnya dan gelisah saat melihat jam yang menunjukkan bahwa ia telah melewatkan waktu setengah jam belajarnya.
Seingatnya ia ada ulangan sosiologi hari ini dan jika dilihat dari lamanya waktu ia tak hadir maka ia sudah dianggap tidak hadir dan lebih parah jika diberi keterangan bolos.

Perempuan itu menundukkan wajahnya dan melihat Sunghoon yang sepertinya telah tertidur dengan lelap karena napasnya yang tampak tenang dan wajah yang teduh tanpa tatapan tajam seperti biasanya.Ji-Jan ingin mengambil kesempatan ini demi melindungi raportnya dari alpha apalagi membolos tentunya.
Maka dengan itu dengan perlahan ia selipkan tangan kebelakang kepala Sunghoon dan berhati hati agar Sunghoon tidak bangun dan kembali merepotkan.

Maka perlahan Ji-Han sedikit mencondongkan tubuhnya perlahan dan wajahnya mendekat kewajah Sunghoon bersiap untuk memindahkannya pada tumpukan buku yang tidak terlalu tebal disisinya.

Namun betapa ia terkejut saat mata Sunghoon terbuka dengan tiba tiba dan hanya diam membuat gerakan tangan itu terhenti dan Ji-Han mendadak melepaskan tangannya cepat sembari membuang pandangan karena terlalu gugup.

Sekarang ia mengatur napasnya dengan pelan tanpa ingin melihat kearah Sunghoon yang masih saja setia membuka matanya menatap kegelisahan perempuan itu.
Dan Sunghoon bangkit lalu duduk dengan tangan yang tampak bergerak melepas almamater hitamnya.Sebenarnya ia akan tertidur tadi namun ia merasa helaian rambut Ji-Han yang tergerai jatuh mengenai wajahnya.

Melihat kesempatan itu membuat Ji-Han ingin bangkit dan pergi dari sini meskipun tak ada kata yang mengatakan jika ia boleh keluar dari sini.

Melihat Ji-Han yang ingin pergi membuat Sunghoon dengan cepat melepas almamaternya dan kembali menahan pergerakan Ji-Han yang tampak ingin bangkit setelah merapikan roknya yang tampak sedikit berantakan.

" Tetap disini."Ucap Sunghoon tanpa melihat akan kekhawatiran perempuan yang berkali kali memikirkan ulangannya.

" Tapi aku harus kembali kekelas."Ji-Han mengelurkan bantahannya pelan.Hal itu membuat Sunghoon menatapnya dan mendengus." Kau pikir aku tidak?"

Mendengar itu membuat Ji-Han berpikir bahwa mungkin Sunghoon akan kembali kekelas dan membiarkan juga untuk turun.
Namun alih alih baranjak Sunghoon malah tampak menutup paha Ji-Han dengan almamater yang sengaja ia lepas.
" Aku tau kau tidak nyaman."ucap Sunghoon dan kembali berbaring dengan memposisikan kepalanya mencari kenyamanan.
" Jadi biar seperti ini."




Benar saja ia benar benar membolos kali ini saat dengan kurang ajarnya Sunghoon tidur terlalu lama dan selalu terbangun saat Ji-Han hendak bangkit walau dengan gerakan sepelan apapun.

Sekarang Ji-Han dapat mendengar suara ributnya bell dan kegaduhan siswa siswi yang keluar kelas sembari tertawa dan berteriak teriak.

Sunghoon tampak mengerjapkan matanya pelan dan membuka mata seutuhnya dengan tatapan yang langsung melihat kearah Ji-Han yang tampak lesu dan juga tampak semburat wajah lelahnya disana.

Menyadari pergerakan Sunghoon membuat Ji-Han ingin menyingkirkan kepala Sunghoon dari pahanya yang sekarang terasa kebas dan mati rasa.Sangat sakit dan susah digerakkan.

Sunghoon menahan pergerakan tangan Ji-Han dengan menahan kedua tangan itu dan menyuruh Ji-Han untuk diam.Dan seketika membuat Ji-Han kembali diam dengan kesal karena lagi lagi ia tak berjasil pergi.

" Tetap disini sampai sekolah sepi." Sunghoon kembali memejamkan matanya membuat Ji-Han memasang wajah takut saat mendengar kata kata Sunghoon.

" Tidak usah aneh aneh.Kau ingin dihukum."Sunghoon kembali berucap dengan mata yang masih terpejam.

Mendengar itu membuat Ji-Hanya mengangguk mengerti karena bisa bisa ia terkena hukuman jika ketahuan turun dari atap dan dilihat oleh banyaknya siswa yang melewati lorong tentunya.

Setelah sedikit lama menunggu akhirnya Sunghoon benar benar bangkit dan mendudukkan dirinya disisi Ji-Han.

Saat Ji-Han ingin bangkit lagi lagi tidak jadi karena dering telfon yang berbunyi menjadi alasan.Segera tangan itu meraih ponselnya dan melihat bahwa Heeseung yang memanggil.

Sunghoon hanya menatap malas setelah mengetahui nama pemanggil itu.
Sekarang tampak perempuan itu menyimpan ponselnya disaku setelah mengucapkan kata iya pada si penelepon.

Ji-Han bersyukur karena Heeseung mengatakan bahwa ia tak bisa pulang brsama karena ada keperluan osis mendadak di sekolah tetangga.
Ji-Han melegakan itu karena ia tidak enak jika harus membiarkan Heeseung terus menunggunya yang selalu telat keluar gerbang.

Ji-Han terkejut saat tiba tiba Sunghoon berdiri dihadapannya dan menarik almamaternya lalu meyibak pelan dan tangannya terulur sampai kebelakang pinggang perempuan yang tampak terkejut itu.Kini kedua tangan Sunghoon mengikatkan kedua lengan almamaternya pada perut Ji-Han yang tampak semakin tidak nyaman itu.

" Kakimu kram."Sunghoon mengatakan itu karena ia melihat gerak gerik tangan Ji-Han yang tampak sesekali mengusap kakinya.Lalu sekarang Sunghoon jongkok dihadapan Ji-Han yang membuat Ji-Han semakin mengerutkan dahinya tanda tak mengerti maksud Sunghoon.

" Cepat naik."Ucapan Sunghoon membuat Ji-Han menggelengkan kepalanya dengan kencang lalu mencari alasan.

" Kakiku tidak sakit lagipula bagaimana dengan bukunya?"Jawaban Ji-Han membuat Sunghoon mendengus kasar dan menoleh kebelakang dengan tatapan tajam dan tangan kanan Sunghoon terjulur meraih tangan Ji-Han untuk melingkar dilehernya begitupun dengan tangan kirinya.

Setelah dirasa cukup Sunghoon lantas berdiri dan membenarkan posisi Ji-Han dibelakang punggungnya.Sunghoon mulai melangkah dan meninggalkam atap menuju sekolah yang tampaknya sudah sepi karena tak lagi terdengar suara gaduh.

" Buku itu tidak penting dan pegangan yang erat bodoh!!."

_____Sim J

Realizing of love // Park Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang