Bab 17 - Insiden Bola Basket

33 14 15
                                    

Selamat membaca guys! Jangan lupa vote and comen❤ em kritik dan sarannya juga ditunggu yah mwehehe. Jangan kau cosplay jadi mayat pula!👻

Absen yuk kalian darimana aja, siapa tau kita satu kota xixixi😆

Siap spam komen disetiap paragrafnya?❤

Happy Reading!❤

Kau pernah janji tak menyakiti
Tapi berulang kali kau lukai hati
Janji tak ditepati
Seakan tak pernah peduli
Kita tak sama, tak lagi sama, hoo
Jangan pernah lagi singgah (singgah)
Jika tak punya sungguh-sungguh (sungguh)
Jangan menyakiti
Jika tak mengobati
Jangan pernah datang lagi
Jika hanya berujung pergi
Tak perlu lagi perbaiki
Kau datang hanya untuk pergi

Petrus Mahendra - Datang Untuk Pergi

☁️

"Loh, Ta? Kamu mau sekolah?" Tanya bunda setelah melihat Tata mengenakan seragam sekolahnya dan duduk anteng di meja makan.

"Iya, bunda. Tata bosan," keluhnya dengan wajah memelas.

"Tapi kan kamu masih sakit sayang," timpal ayah sembari menempelkan punggung tangannya ke dahi Tata.

"Tata sudah tidak apa-apa guys," jawabnya meyakinkan sembari menyingkirkan tangan besar ayahnya.

"Masih agak demam loh, Ta," peringatan ayah.

"Nanti juga baikan kok," jawabnya cuek sembari mulai memakan sarapannya.

"Ya sudah, nanti kalau ada apa-apa bilang saja sama Keano," pesan sang bunda.

"Loh, kok Aris?" Tanya Tata heran.

"Kenapa emangnya?" Bukannya menjawab, bundanya malah kembali melayangkan pertanyaan.

"Nggak. Ya sudah, Tata berangkat yah! Assalamu'alaikum!" Pamitnya sembari menyalami kedua orang tuanya.

"Kamu berangkat sama siapa?" Teriak Natalia.

"Sama Mira, bun!"

"Hati-hati."

Setelah kepergian Tata, ruang makan kembali hening sebelum akhirnya Natalia mulai membuka suara. Dan menceritakan kejadian semalam. Kejadian dimana Tata bercerita sembari menangis. Cerita yang selama ini dipendam rapat-rapat oleh ia dan suaminya.

Tentu saja setelah mendengarkan hal tersebut, Marcellio sangat terkejut.

Bagaimana mungkin Tata mengetahui rahasia lama tersebut? Batinnya terus bertanya.

***

Sementara dalam perjalanan menuju ke sekolah, Mira khawatir dengan keadaan Tata. Pasalnya, semalam Silvia menceritakan semuanya.

"Ta?" Panggilnya dengan nada suara agak tinggi.

"Iya, Mira?" Jawab Tata.

"Nggak ada yang mau lu ceritain?" Tanya Mira bertepatan dengan lampu merah.

"Emang Tata kenapa?" Tanya Tata linglung.

"Lu beneran nggak papa kan? Eum maksud gua, kalo lu ada apa-apa, lu bisa cerita ke gua ataupun ke Silvia. Kita bakal selalu dengerin lu," ujar Mira kemudian menjalankan motornya karena lampu merah sudah berubah menjadi lampu hijau.

Bobrok Girl Vs Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang