7

83 4 0
                                    

Setelah mengatakan hal yang membuat Yasmin kaget, pria itu kini benar-benar membuktikan ucapannya ia akan mengatakan cinta pada Audry.

Yasmin yang awalnya ia mengira Juna cinta padanya ternyata semuanya salah Juna hanya berlatih agar bisa mengatakan cinta pada Audry melalui dirinya. Tapi kenapa sesakit ini ?.

Kini keduanya tengah berada di rumah Yasmin, gadis itu tidak membawa mobil akhirnya dengan senang hati Juna mengantar dirinya pulang.

"Yas, malam ini lu harus jadi orang yang pertama liat gw nembak Audry. Jadi malam ini lu ikut gw ke luar, oke ?" ucap Juna sangat bersemangat.

Tanpa ia tau hati Yasmin begitu terluka karena perkataannya itu. Entah kenapa Yasmin sudah berusaha untuk membuang jauh-jauh cintanya pada Juna agar persahabatan mereka tidak hancur tapi kenapa sangat susah?.

Dan sekarang pria itu menyuruhnya menjadi saksi ia mengatakan cinta pada wanita lain. Apa ini adalah sebuh lelucon ? Sungguh ini tidak lucu.

"Kayaknya gak bisa deh Jun, gw ada janji sama Gita" alibi Yasmin

"Gita udah balik dari Surabaya ? Kok gw gak tau sih ?"

"Gimana mau tau lu sibuk sama Audry"

"Ya sorry , jadi gak bisa nih ?"

"gak bisa Jun, gw udah janji"

"Emang gak bisa di undur besok gitu ?"

"gak bisa ya tetap gak bisa Juna ! Sekarang mending lu Pulang bunda pasti nyariin"

"Iya bawel gw juga pasti pulang kok"

"Hmm"

"Hati-hati lu di rumah sendiri banyak Kunti yang berkeliaran"

"Apaan sih Juna"

"Babay Kunti"

Setelah mengatakan itu Juna keluar dari rumah Yasmin, Yasmin yang melihat itu tersenyum tipis ia bahagia jika Juna bahagia. Ia akan mencoba ikhlas apapun keputusan dan tindakan pria itu.

"Oke kuatkan hatimu Yasmin" batin Yasmin.

Yasmin masuk ke dalam kamarnya ia melihat sekeliling kamar bercat abu-abu sesuai dengan warna kesukaannya, di sana juga terdapat beberapa fotonya bersama Juna saat SD, SMP, sampai mereka SMA sekarang ini, bisa di bilang mereka sudah bersahabat  selama 11 tahun.

Mendengar pria itu kembali membuka hati untuk orang lain membuat hatinya gelisah, ini memang bukan pertama kali pria itu berpacaran tapi sebelumnya mungkin ia tidak pernah punya perasaan seperti ini Yasmin dulu merasa bodoh amat dengan apa yang di lakukan Juna tapi sekarang, ahh.... Entahlah semuanya rumit hanya karena hati.

Yasmin duduk di depan meja riasnya, memperhatikan setiap detail wajah yang begitu kusam bahkan tidak terawat. Apa dia kurang cantik sehingga selama ini Juna tidak pernah melirik dirinya ?.

"gila ternyata gw jelek banget ya" gumam Yasmin Sambil tertawa.

"Ah bodoh amat lah yang penting PD ye kan ?!"

Saat sibuk memperhatikan penampilan dan wajahnya tiba-tiba saja ponsel Yasmin berbunyi, di layar ponsel tertera nama Gita. Cepat-cepat Yasmin mengangkat telpon.

"Hallo, Yasmin lu tau gak ?! Juna lagi nembak cewek di Caffe permata dekat SMA pelita, gila gw kira itu lu ternyata bukan" 

Yasmin terkejut dengan perkataan Gita, baru saja pria itu berbicara malam hari ia akan mengatakan cintanya pada Audry tapi ia lakukan sekarang.

"Yasmin kenapa lu diam sih ? gw lagi ngomong elahhh"

" Ehh, gw udah tau kok tanpa lu kasih tau gw "

"Oke kalau gitu gw cuman kasih info aja"

"Iya gw tutup telponnya ya ?"

"Iya babay, yasmin"

Yasmin Langsung mematikan teleponnya ia membuang asal ponselnya di atas kasur. Mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi ia harus menyegarkan badan dan juga kepalanya yang sedikit pusing.

***

Di tempat lain, di sebuah Caffe permata , seorang pria kini duduk sambil menunggu seseorang yang ia sudah hubungi agar datang menemuinya.  Iya pria itu adalah Juna ia mengurungkan niatnya untuk mengatakan cinta pada Audry malam hari sesuai yang ia katakan pada Yasmin, menurutnya ini waktu yang tepat apalagi gadis itu ternyata malamnya ada pemotretan yang harus ia selesaikan.

Dengan gelisah Juna terus saja mengatur kata-kata yang pas dan cocok untuk mengungkapkan perasaannya.

"gila baru kali ini gw segugup ini sama cewek" gumam Juna terkekeh ia merasa ini bukan dirinya yang dulu di mana saat mengungkapkan perasaannya pada gadis yang ia suka terasa mudah, apa ia benar-benar sudah jatuh cinta pada pesona Audry ?.

"Udah lama nungguin aku ?"

Suara Audry membuat Juna sedikit kaget pasalnya pria itu sedari tadi hanya terdiam saja. Dari jauh pun Audry melihat Juna yang sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Kamu baru sampe kan ?"

"Iya baru aja, kamu ngelamunin apa sih sampai datangnya aku, kamu gak ngeh gitu"

"Haha, gak kok. Kamu mau aku pesanin minum atau makan gitu ?"

"gak usah Jun, aku sedikit buru-buru ternyata 30 menit lagi aku ada pemotretan waktunya di percepat gitu"

"Maaf aku gak tau pasti kamu repot banget habis ini pergi lagi ke tempat pemotretan"

"Gak apa-apa kok. Oh iya kamu mau ngomong apa sama aku kayaknya serius gitu ?"

"Ahh... Aku gak tau mau mulai dari mana " Juna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal ia bingung harus bagaimana, kenapa ia sampai mati gaya seperti ini berhadapan dengan Audry.

"Kenapa Jun ? "

"Kamu mau gak jadi pacar aku ?" Secepat kilat Juna mengatakan perasaannya pada Audry.

Audry yang tidak terlalu jelas mendengar ucapan Juna karena pria itu sangat cepat berbicara.

"Apa sih Jun ? Kamu ngomongnya cepat banget"

Juna menghela nafasnya pelan, ia mengumpulkan keberanian yang banyak ia harus menjadi laki-laki yang pemberani masa begini saja tidak bisa.

Perlahan Juna bangkit dari tempat duduknya, ia sedikit berlutut di hadapan Audry sambil membuka kotak berwarna merah muda, di bukanya kotak itu terlihat kalung liontin berhuruf A inisial nama Audry.

"Kamu mau gak jadi pacar aku ?"

Semua orang yang melihat keberanian Juna langsung saja menatapnya.

"Mba terima aja cowoknya serius tuh sama mbanya"

"Iya mba ayok terima"

"Terima"

"Terima"

"Terima"

Berulang kali semua orang mengatakan kata terima untuk mendukung Juna. Audry yang masih tidak menyangka Juna menyukai dirinya. 

"Gimana Audry kamu mau kan ?"

Audry tidak bisa berkata apa-apa lagi gadis itu hanya mampu tersenyum saja. Hal itu membuat Juna semakin deg-degan ia takut di tolok, mana di dalam caffe sangat ramai dan ia sudah mengumpulkan keberanian masa di tolak juga.

"Iya"

Satu kata yang membuat semua orang bersorak gembira bahkan ada orang bersiul untuk menambah rasa kegembiraan semua orang.

Juna tanpa basa-basi langsung memakaikan kalung pada leher Audry.

"Aku janji bakal jaga kamu, dan mulai hari ini kamu milik aku" ucap Juna langsung memeluk tubuh mungil Audry.

Semua orang yang melihat itu bertepuk tangan.

***

JANGAN LUPA VOTE YA
PREND💩👭

I'am YasminWhere stories live. Discover now