4

101 6 0
                                    


"Makasih ya Jun kamu udah mau ngantar aku sampai rumah"

Dengan senyum mengembang Audry mengucapkan terimakasih Juna bersedia mengantar dirinya sampai rumah. Ia juga sangat senang nyatanya Juna lebih memilih dirinya dari pada gadis dekil itu.

"Iya sama-sama, aku pulang dulu ya " pamit Juna

"gak mau masuk dulu ?"

"lain kali aja ya Dry"

"Oh iya"

Setelah meminta izin pada Audry, Juna langsung masuk ke dalam mobil mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Ia melupakan sesuatu, ya Yasmin. Gadis itu tidak meminta izin pada dirinya untuk pergi Juna juga tau Yasmin tidak membawa mobil, bagaimana gadis itu akan pulang jika berjalan kaki juga pasti akan membutuhkan waktu berjam-jam karena rumah Yasmin dan sekolah cukup jauh.

"Ahhh gw sampe lupa ngajak Yasmin" gumamnya

Di sepanjang perjalanan Juna merasa sangat khawatir ia tidak menemukan Yasmin di jalan, ia juga sudah menelepon gadis itu namun hanya suara operator Telkomsel yang berbicara.

Dengan terpaksa Juna langsung membawa mobilnya menuju rumah Yasmin itu adalah jalan satu-satunya untuk mengetahui keadaan gadis itu.

Butuh setengah jam Juna sampai di depan rumah Yasmin, Juna langsung menyuruh satpam rumah untuk membukakan pintu gerbang, satpam yang sudah tau Juna adalah sahabat Yasmin dengan senang hati membukakan pintu gerbang.

Saat Juna sudah memarkirkan mobilnya ia memilih untuk duduk bersama pak Yanto satpam yang bekerja di rumah Yasmin.
Juna berpikir lagi jika harus masuk ke dalam rumah Yasmin pasti gadis itu marah karena tadi ia lebih membela Audry itu juga ia sadar setelah lama berpikir di sepanjang perjalanan menuju rumah Yasmin.

"Eh aden tumben datang " sapa pak Yanto karena baru kali ini lagi Juna datang ke rumah majikannya ini.

"Biasa lah pak sibuk" dengan sedikit terkekeh Juna menjawab ucapan Pak Yanto.

"Iya deh bapak percaya"

Merasa sedikit pusing Juna mengeluarkan sebatang rokok di dalam kantong celananya. Ini lah kebiasaan Juna saat ia sedang pusing dengan mudahnya pria itu mengeluarkan rokok yang ia bawa sebagai penawar rasa pusingnya.

"Rokok pak" Juna menawarkan satu bungkus rokok yang ia bawa untuk pak Yanto

"gak den, saya udah lepas"

"kok bisa pak ?"

"Istri saya yang minta den"

"Ceritanya suami takut istri nih pak ?"

"hahahaha, kayaknya begitu den"

Keduanya lantas tertawa dengan candaan yang mereka buat sendiri. Saat keduanya asik mengobrol dan bercanda ria seorang gadis tengah menatap keduanya lebih tepatnya ia menatap Juna yang tidak berhenti tertawa.

Juna berhenti tertawa saat ia melihat di arah balkon kamar Yasmin terlihat gadis itu tengah melihat dirinya.

"Woi turun lu" teriak Juna dengan tidak ada rasa bersalah apapun ia melupakan bahwa sekarang Yasmin tengah mode marah padanya.

Mendengar teriakkan dari Juna, Yasmin langsung menutup rapat jendela kamarnya.

"Non Yasmin kayaknya lagi marah ya den ?"

"Iya pak "

"Aduhh kalau cewek sudah marah bahaya den, susah di bujuknya"

"Terus saya harus apa pak ?"

"Ya bujuk pake bunga atau.... Oh iya boneka aja den"

"Itu terlalu lebay Yasmin tomboy gak suka bunga sama boneka"

"Hehe bapak lupa den, kalau gitu ajak balapan aja"

" gimana mau ajak orangnya lagi marah gitu"

"Aduhhhhhh usaha den"

***

Perasaan kesal di campur marah yang kini tengah di rasakan oleh Yasmin, bagaimana tidak pria tanpa sopan santun itu masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi, kenapa bisa pria itu masuk padahal sang pemilik kamar sudah menguncinya ? Jawabannya adalah karena pria itu memegang kunci cadangan kamar Yasmin.

"Masih marah lu sama gw ?" tanya Juna, pria itu duduk di sofa

Yasmin yang tengah asik membaca novel sama sekali tidak menjawab. Gadis itu memilih melanjutkan bacaan novelnya.

"Maaf deh Yasmin gw khilafah, Audry cantik sih dan gak ngebosenin juga, jadi gw gak tau lu pergi gitu aja" ucapnya panjang lebar .

Sebenarnya Yasmin juga tidak tega melihat Juna mohon-mohon seperti ini tapi sungguh ia sangat kesal apalagi Juna sudah  berjanji akan membelikan nya novel, semua itu hancur karena kedatangan Audry.

"Itu aja kesalahan lu ?"

Mendengar Yasmin yang berbicara Juna langsung menatap gadis itu diam, ia juga memikirkan kesalahan apa lagi yang ia lakukan.

"Hehe lupa"

"Dasar"

Yasmin memukul lengan Juna menggunakan novel yang ia pegang.

"Yaya ini lengan Juju atit" suara Juna ia buat seperti anak kecil, hal itu membuat Yasmin bergidik ngeri.

"Lu ngomong kek gitu lagi gw tampol pala lu"

"Aaaaaaaa Yaya jangan marah atut"

"Junaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

Mendengar teriakan Yasmin, Juna segera berlari keluar dari kamar ia yakin jika Yasmin sudah mengeluarkan teriakan serigalanya bersiap-siaplah rambutnya akan rontok semua.

I'am YasminWhere stories live. Discover now