chapter 5

33 17 8
                                    

moreuneun geot tuseongi
soljikhi nan eoryeowo umm
taiming geuge mwonji
wae meosdaero kkoineunji

Suara lembut milik idol Korea selatan mengalun indah di dalam mobil Toyota Camry hitam Hening. Wanita itu bersenandung Pelan. Sisi yang sangat jarang ia perlihatkan kepada orang lain.

one one one my one
the only one one one you are
If this is love love love if love
eotteokhalkka eotteokhalkka
what if this is the love

Hening bersenandung pelan, jarinya mengetuk-ngetuk kemudi sedang kepalanya mengangguk angguk, menikmati lagu.

Memorinya berkelana dengan kejadian semalam. Baru pertama kali hening merasa diperlakukan semanis itu. Ahh.. mengingatnya saja membuat pipi hening memerah.

Flashback

"Sudah sampai." Kata Hening setelah Tampan mengantar dirinya pulang.

Oh tidak, mereka tidak satu mobil. Melainkan hening yang mengendarai mobilnya sendiri dan tampan mengawal dari belakang menggunakan mobilnya.

"Masuklah," kata Tampan sambil menaikkan dagunya, menunjuk rumah Hening.

"Kau saja yang pulang duluan, saya sudah didepan rumah saya."

"Saya hanya memastikan bahwa ini benar-benar rumahmu. Jadi jika kamu tidak mau bayar, saya tahu tempat mana yang akan saya tuju."

Hening yang sudah senang karena dia pikir Tampan mengantar demi keselamatannya langsung merasa terjatuh ke tanah seketika. Tampaknya dia terlalu percaya diri.

"Huh! Ini benar-benar rumah saya, bodoh!" Umpat Hening geram.

"MANG UJANG, BUKA PAGARNYA!" teriak Hening menggelegar di tengah malam yang sunyi ini.

Pria paruh baya yang tak lain mang Ujang itu langsung lari terbirit-birit membuka pagar rumah majikannya.

Masih dengan menatap tajam Tampan, hening masuk ke dalam mobilnya kemudian memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Kemudian, wanita dua puluh enam tahun itu keluar lagi menghampiri Tampan yang masih di depan.

"Sudahkan?! Pulang sana!" usir Hening.

"Masuklah," perintah Tampan lagi.

"Hah?"

"Sudah saya bilang, saya bukan keong, nona. Jangan kasih saya 'hah'. Masuklah ke rumahmu," ujar Tampan.

Hening menghembuskan nafas, berusaha sabar. "Pulang saja duluan, kan sudah saya bilang, saya sampai di rumah."

"Saya ingin memastikan Anda masuk rumah dan selamat." Ucap cepat Tampan membuang rasa gengsinya. Wanita satu ini benar-benar tidak peka, huh!

Dan Hening merasakan debaran aneh di dadanya. Rasanya perutnya seperti ada yang menggelitik. Perasaan yang tidak pernah dirasakan Hening sebelumnya.

Perasaan asing yang menyenangkan.

"Selamat malam, Hening." ucap Tampan sebelum menjalankan mobilnya dengan Hening yang sudah berada di halaman rumahnya. Tepat di balakang pagar.

Flashback off

"Aaaa... Pria satu itu manis sekalii," pekik Hening tiba-tiba menelungkupkan wajahnya ke kemudi. Hanya sebentar, jika tidak akan bahaya, hehe. Pipi Hening terasa panas. Mungkin ini yang katanya salting.

Do Re MineUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum