1. Hening dan Tampan

54 24 13
                                    

Wanita dengan balutan dress hitam itu baru saja keluar dari mobil Mercedes Benz hitam. Kaki jenjang dengan balutan heels senada itu melangkah dengan anggun memasuki gedung mewah yang sudah berjejer belasan orang berjas hitam seolah menunggunya datang.

Dengan dagu terangkat ia Melawati belasan orang yang membungkuk hormat padanya. Setelah memberi kode dengan menganggukan kecil kepalanya, orang orang berjas hitam itu mengikuti kemana sang pemimpin pergi.

Orang asing saja jelas tahu bahwa wanita berdress hitam dengan bibir merah merona itu bukanlah orang sembarangan di perusahaan ini.

Dia Hening, Hening Setianingsih Coplan. Pewaris Coplan group yang merupakan perusahaan kedua terbesar di Asia.

Hening masih berjalan anggun namun tegas. Di belakangannya dengan jarak selangkah terdapat sekretarisnya yang sedang menjelaskan jadwal kerjanya dengan sebuah iPad di tengah pria itu.

"Bu Hening, harga saham Coplan pada pembukaan hari ini adalah 35,60. Yang artinya 1,35 lebih tinggi dari target kemarin. Audit keuangan bulan ini sudah berakhir dan adik anda, tuan Reno ditemukan mentransfer ke rekening pribadinya sebesar tujuh ratus juta. Oh ya, adik anda membuat janji temu dengan anda yang ke 36 kali bulan ini. Bagaimana menurut anda?" Jelas David, sekretaris sekaligus orang kepercayaan Hening.

"Tidak." Jawab Hening cepat. Dia terlalu malas meladeni si pembuat masalah, adiknya. "Suruh dia mengganti uang itu dalam tiga hari dan blok kartu atm-nya," Lanjut Hening.

David mengangguk paham. "Pukul delapan malam harus ke rumah utama untuk makan malam ulang tahun ibu anda, Bu."

Ada perubahan di wajah bosnya, dan David menyadari hal itu. Bosnya sedikit mengerutkan kening. Lalu menoleh ke dirinya yang kebetulan sudah ada di samping sang bos.

"Delapan hari lalu aku  menitipkan kado untuk Tante mami kan?" tanya Hening. Yang langsung dijawab anggukan oleh David.

"Bawakan ke rumahku nanti sore." kata Hening kemudian menatap lurus ke depan lagi.

"Baik. Pukul 2 siang anda ada meeting dengan Ai' company." Jelas David lagi yang kini baru saja menaiki eskalator untuk naik ke lantai dua.

"Dimana?" tanya Hening yang masih menatap lurus ke depan.

"Rainbow cafe, Bu. Oh ya, ayah anda bertanya kapan anda bisa makan malam untuk membicarakan perjodohan?"

Gotcha! Kaki hening mendadak berhenti berjalan. Kemudian dia menarik tipis senyumnya dan berputar menghadap David yang sudah tegang ditempat.

"Ketika saya melewati lantai pertama blok A105. Saya melihat rak kosong tanpa barang yang dipajang." Terangnya dengan tatapan mengintimidasi sambil berjalan mengelilingi tubuh David.

"Baik, saya akan menyuruh pengelola untuk mengatur ulang." Ucap David setelah meneguk ludah kasar.

Alamat kekejaman bosnya dimulai!

" Bisa kau jelaskan kenapa di lantai dua blok B231 yang seharusnya diisi dengan majalah fashion malah ada satu majalah rumah tangga? " lanjut Hening.

"Ah, akan kukirim orang untuk menggantinya."

Hanung berdecak kesal. "Dan satu lagi, saya melihat staff lelaki G44 duduk di sofa navy sambil merangkul staff perempuan disana." Katanya yang sekarang sudah bersedekap dada.

"Ah, nanti akan saya beritahu kepada manajer personali untuk memperingati mereka berdua." jawab David tak kalah tegas.

Hening tersenyum manis mendengar jawaban dari David, lalu wanita itu mengadahkan tangannya meminta iPad. Dengan segera David meberikan iPad terserut sambil cengengesan.

Do Re MineWhere stories live. Discover now