43

220K 40.9K 6.1K
                                    

Tangan Skaya sedikit gemetar. Dia menggenggam ujung kaosnya dengan kuat. Mendapati tatapan dalam dari Sagara, dia sangat ingin memalingkan mata dan tidak melihat ke arahnya. Wajahnya saat ini terasa sangat panas, tidak seperti sebelumnya yang dingin karena suhu malam ini.

Setelah berhari-hari memikirkannya, Skaya memutuskan untuk jujur pada laki-laki di hadapannya. Dia rasa ini adalah hadiah terbaik untuk Sagara, bukan? Bahkan dalam beberapa hari setelah membuat tekad untuk membongkar rahasianya, dia membayangkan betapa terkejutnya Sagara.

Namun saat berhadapan dengannya secara langsung, Skaya gemetar. Dia tidak pernah membayangkan bahwa akan semenakutkan ini untuk berbicara jujur. Mungkin karena dalam lubuk hatinya, ada banyak ketakutan ketika mengatakannya. Misalnya Sagara yang marah, membencinya, atau bahkan menjauh darinya.

“Gue tau.” kata Sagara sambil mengulas senyuman tipis.

Lamunan Skaya buyar. Dia mengerjap beberapa kali. Perlahan kata-kata Sagara terserap dalam otaknya, membuat matanya terbelalak ngeri. “LO TAU?!”

“Hm.” balas Sagara samar sambil memasukkan tangannya ke kantong celana, menikmati ekspresi pucat Skaya.

Skaya mundur selangkah dengan tubuh gemetar. “S-sejak kapan?”

“Sejak bulan kedua lo izin dari sekolah.”

Mulut Skaya terbuka sedikit, sangat terkejut. “L-lo...” tenggorokannya tercekat. Sial, bukannya Sagara yang terkejut, tapi malah dia!

Sontak Skaya berbalik memunggungi Sagara sambil menutup wajahnya menggunakan dua telapak tangannya. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus dengan kaki sedikit melemas.

Memalukan! Skaya merasa seperti orang bodoh berada di samping Sagara selama ini!

Awalnya Sagara menonton reaksi Skaya dengan lucu, namun tatkala gadis itu berbalik darinya dan terdengar isakan pelan, dia langsung panik.

Mendekat dan memeluk Skaya dari belakang, dia berbisik pelan, “Kenapa nangis, hm? Kaget?”

Skaya semakin terisak dan memukul tangan Sagara yang melingkar di pinggangnya. “Gue malu, bego!”

Bagaimana tidak malu? Dia berada di sisi Sagara bertindak seperti laki-laki pada umumnya dan Sagara tahu bahwa dia perempuan! Pasti di belakangnya laki-laki itu menertawakannya seperti lelucon.

Sagara terkekeh. Dia membalikkan tubuh Skaya dan merapikan rambut yang menutupi wajah gadis itu. “Gue gak suka pacar gue ngumpat, oke? Sttt, jangan nangis.”

Mendengar kata-katanya, Skaya menginjak kaki Sagara keras membuat laki-laki itu meringis. “Gue bukan pacar lo!”

“Akh, sakit sayang.” desis Sagara namun diselingi kekehan.

Skaya hendak memukulnya namun dengan cepat laki-laki itu menghindar. Merasa hatinya sedikit lebih lega, Skaya menghapus air matanya dan menatap Sagara dengan cemberut. “Gimana lo tau?”

“Gampang. Malah gue nyesel kenapa baru tau waktu itu.”

“Lo... gak marah?”

Sagara memegang pahanya menggunakan dua tangannya untuk menopang tubuh bagian atasnya dan menunduk menyamaratakan wajahnya dengan Skaya. “Ngapain marah? Yang ada gue seneng orang yang gue suka ternyata cewek.”

Wajah Skaya blushing mendengarnya. “Jadi lo bukan homo?”

“Gak.” balas Sagara cepat dengan ekspresi jengkel. Dia masih tak peduli jika orang lain mengatainya hal itu. Namun saat Skaya mengira dia gay, dia jelas tidak terima.

Berdeham pelan, Skaya memalingkan wajahnya. “Lo gak aneh gue tinggal di asrama cowok?”

“Hm, aneh. Tapi gue bersyukur karena dengan itu gue bisa ketemu sama lo.” jawab Sagara tulus.

Skaya menunduk memilin jemarinya. “Kakak gue sakit, jadi gue gantiin dia ke sini.”

“Kakak lo nama Skara?”

“Iya. Karena itu, kita perkenalan lagi?” Mendongak, Skaya menatap Sagara dan tersenyum manis. “Halo Sagara, nama gue Skaya Agnibrata, umur gue 16 bentar lagi 17 tahun, cewek tulen dan suka main voli.”

Ujung telinga Sagara memerah. Dia menutup matanya sambil merutuk pelan. Shit, jantungnya terasa ingin pecah saking kerasnya berdegup mendengar suara dan wajah Skaya yang manis.

“Skaya...?”

“Yap, nama gue.” ujar Skaya dengan suara aslinya.

“Skaya, Skaya, Skaya...” Sagara mengulang nama tersebut dan siap memasukkannya ke dalam hatinya yang terdalam.

Melihat Sagara termenung, Skaya pergi menuju meja dan mengambil sebuah kotak dari sana kemudian kembali berdiri di hadapan Sagara. “Ini hadiah buat lo.”

Sagara menunduk menatap kotak yang disodorkan gadis itu. Dia mengambilnya dan menatap wajah Skaya seolah meminta izin untuk membuka yang segera diangguki. Membuka penutup kotak tersebut, katanya tertuju pada toples yang terisi penuh oleh bintang lipat yang berwarna-warni. Dia mengeluarkan toples tersebut dan menatapnya lamar.

“Bintangnya ada sebanyak 143. Lo tau kenapa gue bikin sampai angka itu?”

Sagara menggeleng.

“Itu menandakan hari pertemuan kita. Sejak gue masuk asrama ketemu lo sampai hari ini udah selama 143 hari.” jelas Skaya dengan senyuman.

Jari Sagara mengelus permukaan toples. Dalam hatinya dia terus mengingat, ini pemberian Skaya.

Skaya maju dan mengambil toples tersebut dari tangan Sagara, membukanya dan mengambil satu bintang dari sana. “Setiap bintang punya nomor, kayak bintang yang gue ambil ini nomornya 1. Coba lo buka.”

Sagara mengambil bintang tersebut dari tangan Skaya dan membukanya pelan-pelan. Perlahan terlihat sebaris kalimat yang tertulis di dalamnya.

Happy birthday, Big Bos?” tanya Sagara membaca kalimat di sana.

“Iya, karena hari ini hari ulang tahun Big Bos. Setiap bintang punya kalimat yang berbeda. Jadi gue harap setiap hari Big Bos bisa buka satu bintang dan baca kalimat di dalamnya sesuai nomor bintang.”

Sudut bibir Sagara terangkat. Dia menyimpan kertas tersebut ke dalam toples dan menyimpan benda tersebut di lantai. Menatap wajah bersinar Skaya, dia tidak bisa menahan diri untuk maju memeluk tubuhnya sambil menatap wajah gadis itu.

Mengelus pipi Skaya yang sedikit memerah, dia berbisik, “Boleh gue cium?”

Mata Skaya melebar. Begitu wajah Sagara semakin dekat, dia segera menutup matanya dengan jantung berdebar.

Melihat bulu mata Skaya yang bergetar, Sagara terhenti. Dia mengerjap pelan dan berpindah haluan menjadi mengecup pipi gadis itu sebelum mengeratkan pelukannya dengan wajah tenggelam di ceruk leher Skaya.

Skaya membuka matanya sambil menggigit bibirnya begitu merasa tubuh Sagara bergetar karena tertawa rendah.

You're so pretty. I could die.” bisik laki-laki itu.

TBC

June 22, 2021.

Ada yang senyam-senyum sendiri setelah baca ini? ><

Skaya & the Big Boss ✓Where stories live. Discover now