[ 08 ] ― ❛ Transplantasi Hati ❜

274 63 95
                                    

Lantunkan; Feby Putri - Liar Angin.

Hari-hari berikutnya, Sea masih rutin menjenguk Langit dengan aneka ragam buah tangan yang ia bawa, bahkan di kala sang Ibu sudah kembali dari dinasnya di Jogja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari-hari berikutnya, Sea masih rutin menjenguk Langit dengan aneka ragam buah tangan yang ia bawa, bahkan di kala sang Ibu sudah kembali dari dinasnya di Jogja.

Namun, hari ini ia tak datang. Langit terus melirik telepon genggamnya di atas nakas, sesekali merecoki gips pada tangannya guna mengusir rasa bosan. Ah, untuk apa juga Langit menunggu gadis itu? Mereka bukan sepasang lagi, 'kan?

"Bu, Chelsea nggak ke sini lagi, ya?" tanya Langit pada Ina―Ibunya―seperti anak kecil yang mencari mainannya yang hilang.

"Chelsea? Ibu nggak tahu tuh, Ibu telepon dia dulu, ya." Ina mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, terlihat sedang mencari sebuah nama di daftar kontaknya.

"Nggak usah, Bu. Mungkin Chelsea lagi sibuk, nggak usah diganggu."

"Lho? Dia 'kan pacar kamu, nggak apa-apa atuh kalau diganggu sebentar," ucap Ina sembari terkekeh kecil, lalu duduk di kursi sebelah ranjang Langit.

"Udah putus," ungkap Langit singkat.

Ina terlihat menaikkan salah satu alisnya, lalu terkekeh datar―atau lebih tepatnya kekehan yang terdengar seperti mengejek. "Kasihan, udah patah tangan, patah hati juga."

"Bu ... anaknya lagi sakit lho ini? Masa diejek kayak gitu." Langit tidak percaya dengan tanggapan sang Ibu, harusnya beliau menghibur anaknya agar tidak larut di kesedihannya, dasar Ibu tidak peka!

"Namanya juga siklus kehidupan. Nggak semua yang kita miliki sekarang, bakal tetap jadi milik kita nantinya." Ina kembali membuka layar ponselnya, membuka salah satu aplikasi dan memperlihatkannya pada Langit. "Nih, kalau kata google, 'people come and go, that's life' keren, 'kan?" jelas Ina meminjam istilah anak zaman sekarang.

"Lagi pula, kalau udah jodoh, mau sejauh apa pun dia pergi, dia pasti bakal balik lagi. Entah gimana caranya, Tuhan selalu punya cara buat kita bahagia," lanjut sang Ibu.

Langit hanya tersenyum kecil sembari mengangguk, merasakan kupu-kupu di dalam tubuhnya beterbangan dengan semangat.

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Hari sudah malam dengan lampu ruangan yang temaram, Langit tak jua menutup pelupuknya dengan raut wajah yang masam. Ia merogoh ponsel genggamnya di atas nakas, memberanikan diri untuk menghubungi gadis yang membuatnya kebakaran janggut dari pagi, sore, hingga malam.

Panggilan tersambung, Langit tak mendengar suara Sea bergema dari seberang sana. "Halo?"

"Eh, iya. Ada apa, Nak Langit?"

"Ini Tante Rita?"

"Iya, ini bundanya Chelsea, Nak."

Langit mengulum bibir. "Chelsea ada nggak?"

Hening.

"Halo, Tante? Chelsea ada nggak?"

"Chelsea masuk rumah sakit, tadi pagi dia drop. Dia ... ngidap Hepatitis B kronis, harus dapat transplantasi hati secepatnya. Maaf Tante baru bilang, kamu nggak perlu khawatir, Chelsea bakal baik-baik aja kok. Udah dulu, ya, Nak. Tante mau urus administrasi dulu," tutup Rita.

Langit diam, seperti ada benda tajam yang menikam tubuhnya hingga lebam. "Tante ..., saya bersedia donorin hati saya buat anak Tante, Chelsea."

Tanpa berpikir panjang, tanpa berdiskusi dengan sang Ibu tersayang, Langit langsung mengambil keputusan tersebut dengan lantang.

Langit menutup sambungan teleponnya, membuka room chat-nya dengan Sea, berniat mengirimkan beberapa keping pesan.

Sea

Halo Mbak Chelsea Putri Alecia

Hehe

Bego banget ya ngechat padahal kamunya lagi sakit

Oh iya, besok aku mau operasi

Kamu juga mau operasi, ya?

Jangan pernah pulang dengan keadaan hati yang rumpang, ya

Lekas sembuh, makhluk manis 💗

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Sang Ibu tak berhenti membujuk Langit agar mengurungkan niatnya, namun keputusannya sudah bulat. Karena, dokter bilang organ hati memiliki kemampuan untuk tumbuh kembali ketika ia mendonorkan sebagian organ hatinya untuk orang lain. Ina pasrah, hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak bungsunya itu.

Besoknya, Langit mentransplantasikan hatinya untuk Sea. Matahari terbangun untuk menyinari buana, namun tidak dengannya.

Dan untuk selamanya.

Aku memperbarui tiga babak sekaligus, mari gulir ke halaman selanjutnya ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memperbarui tiga babak sekaligus, mari gulir ke halaman selanjutnya ❤

Langit & LautWhere stories live. Discover now