S E B E L A S

Depuis le début
                                    

Ceklek

"Mommy~"

Masih dengan menggunakan handuk bermotif Frozen Raffa mendekat ke arah Raina, memeluk nya dengan erat.

Seketika bau sabun serta sampo bayi tercium di indra pembau kedua nya, Raina memang menyiapkan perlengkapan bayi untuk putra nya. Dari sabun, sampo, bahkan pasta gigi kodomo.

"Bayi Mommy harum bangettttt" ujar Raina, ia mencium seluruh wajah putra nya yang masih basah.

"Laffa udah besal Mom, Laffa bukan bayi lagi."

Pram mendekat ke arah Raina dan juga Raffa yang masih berpelukan, ia juga ingin di peluk putra nya.

"Putra Daddy udah besar?"

"Iya Dad, Laffa udah besal." Ujar Raffa, ia memeluk Pram setelah melepas pelukannya dari Raina.

"Ayo sayang pake baju dulu"

"Daddy, Laffa mau pake baju dulu"

Pram melepas pelukannya, Raffa berbaring seperti biasa. Pertama-tama Raina akan memakaikan nya minyak telon, bedak bayi hingga minyak rambut bayi.

Raffa di pakaian t-shirt putih di baluti Hoodie pink kebesaran serta bawahan berwarna putih, terlihat lucu. Tubuh mungil nya seperti tenggelam dalam Hoodie, rambut hitam Raffa di bawa kedepan menutupi jidat nya. Lucu parah!!

* * *

Ting

Pram, Raina dan juga Raffa keluar dari lift dengan Raffa berada di gendongan Pram. Berjalan langsung ke arah meja makan, Pram mendudukkan diri dengan Raffa di pangkuannya.

"Daddy, Laffa mau duduk sendili"

Raffa langsung bangun dari pangkuan Pram, Raffa mendudukkan diri nya di samping Rere yang sibuk dengan laptop di depannya.

"Kak Lele, Laffa mau celita."

"Hm? Mau cerita apa dek?" Rere langsung menutup laptopnya begitu mendengar perkataan adik nya.

"Laffa semalam lupa baca do'a tidul"

Kedua alis Rere bertaut bingung.

"Terus?"

"Laffa mimpi buluk, masa kak Lele jadi ikan."

"Heh" Rere melotot ke arah Raffa yang sedang tertawa, Rangga dan Rasya yang baru sampai di meja makan kebingungan melihat Adiknya tertawa seperti itu.

Pram tersenyum miring, ia tahu putra nya sedang berbohong, Sedangkan Raina tersenyum melihat putra nya tertawa seperti itu.

"Kenapa dek?" Tanya Rasya.

Raffa tidak menjawab, ia masih saja tertawa, bahkan kaki nya menendang-nendang di bawah meja.

"Tadi yang nangis sambil teriak-teriak siapa?"

Hening. Semua yang ada di meja makan terdiam, kepala Raffa refleks melihat ke arah Pram yang berbicara.

"Kenapa Dad?" Tanya Rere.

Pram mengedik kan bahu nya acuh "Tanya sendiri"

Rere mendelik melihat ke arah Pram, ia sudah sangat penasaran dengan apa yang terjadi.

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Abang!! Daddy jahat!"

Raffa mendekat ke arah Rangga, mendudukkan dirinya ke atas pangkuan Rangga.

"Kenapa hm? Mau cerita?" Ujar Rangga, Raffa menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Rangga.

"Hiks..hiks..hiks..hiks.. Laffa ta-takut sendili, La-Laffa gak mau sendili lagi hiks..hiks..hiks.."

ARRAFFA | Selesai |Où les histoires vivent. Découvrez maintenant