Ch. 72 - Memukul Kepala Terlalu Keras

8.4K 2K 65
                                    


Taiyang Hai duduk terdiam untuk waktu yang lama, bukan terpana karena ludah Naga Kecil yang membasahi seluruh tubuhnya bisa meredakan rasa sakit serta memarnya, melainkan merasa kotor dan tidak berguna.

"Li gege, apa yang terjadi padanya?" Han Mei menatap Taiyang Hai yang mematung seperti tidak memiliki semangat hidup lagi.

"Entahlah, mungkin kau terlalu keras memukulnya di kepala." Li Hao mengelus dagunya, menganggap reaksi Taiyang Hai cukup menarik.

"Li gege, jangan bercanda. Apa yang harus kulakukan jika sesuatu benar-benar terjadi padanya?"

"Apa yang paling buruk bisa terjadi? Paling kau harus bertanggung jawab dengan menikahinya dan mengurusnya sepanjang sisa hidupmu."

Han Mei tersedak nafasnya sendiri, berbicara dengan Li Hao tidak membuatnya semakin tenang melainkan sebaliknya. Han Mei tidak bisa membayangkan harus mengurus Taiyang Hai sepanjang sisa hidupnya. Dia mulai menyesal karena memukul kepala Taiyang Hai berkali-kali.

Taiyang Hai tidak mendengar dialog antara Han Mei dan Li Hao, pikirannya sedang terus mengulang detik-detik Han Mei mengalahkannya, seiring waktu gerakan Han Mei dapat dihapalnya di luar kepala dan dia berusaha mengingat dimana dia melihat teknik pedang yang Han Mei gunakan.

"Ah! Aku ingat!" Mata Taiyang Hai tiba-tiba dipenuhi kehidupan lagi, dia menunjuk Han Mei, "Teknik pedang itu! Aku mengingatnya!"

Li Hao mengerutkan dahinya, dia mendengar dari Fang Mu bahwa hubungan antara sekte aliran putih sebenarnya tidak sebaik yang orang pikirkan.

Persaingan antara sekte bintang sepuluh terutama sangat mendalam dan keras jadi Li Hao tidak berpikir Taiyang Hai akan mengenali permainan pedang dari Heaven Mountain Sect meskipun dia berasal dari Holy Sun Palace.

"Salah satu Tetua Holy Sun Palace pernah menjadi anggota Heaven Mountain Sect, dia pernah menunjukan padaku teknik pedang ini, seingatku namanya Snow Eagle Dance!"

Mata Han Mei melebar, dia menatap Li Hao dengan rasa takjub setelah menemukan Li Hao tidak membantah pernyataan Taiyang Hai. Dari ekspresi yang Li Hao tunjukan, Han Mei dan Taiyang Hai bisa melihat bahwa pernyataan itu adalah benar.

"Ilmu pedang ini hanya bisa dipelajari sebagian kecil Inner Disciple Heaven Mountain Sect, Bagaimana kau bisa menguasainya?!" Taiyang Hai menginterograsi Han Mei.

Pikiran Han Mei sendiri sedang tidak fokus, dia masih terkejut.

Cultivator mana yang tidak mengenal dan bermimpi menjadi bagian dari Heaven Mountain Sect? Sebelum terjadi perang besar lima tahun lalu yang menyebabkan jagoan nomor satu aliran putih Fang Mu menghilang, Heaven Mountain Sect diakui secara luas sebagai sekte nomor satu di Benua Bintang Timur.

Biarpun kini kekuatan mereka berkurang dengan menghilangnya Fang Mu, Heaven Mountain Sect masih dianggap sekte terkuat aliran putih.

Melihat Han Mei tidak bisa menjawab, Taiyang Hai menoleh ke Li Hao dan seolah menyadari sesuatu.

"Aha! Sekarang aku mengerti, pantas saja kau tidak takut padaku ataupun nama Holy Sun Palace, melihat perkembangan gadis ini dalam satu minggu, sekarang aku bisa menebak identitasmu."

Li Hao menatap Taiyang Hai dengan heran, "Identitas apa yang kau maksud? Aku tidak pernah menutupinya, namaku Li Hao, bukankah kau sudah mengetahuinya?"

"Kentut! Kau pikir aku bodoh?! Hanya ada satu orang yang cukup jenius untuk membuat kemajuan sepesat ini pada orang lain, Li Hao?! Nama aslimu Ji Longshan bukan?!"

"Ji Longshan?!" Han Mei menutup mulut dengan kedua tangannya, dia hampir menjerit histeris sambil menatap Li Hao.

Setahun terakhir, Ji Longshan adalah nama yang tertanam di benak setiap cultivator aliran putih, netral maupun hitam, dia dijuluki jenius nomor satu di Benua Bintang Timur, terlahir dengan dua spirit root dan keduanya merupakan Pure Spirit Root.

Ji Longshan diyakini akan membentuk Heaven Foundation dan di masa depan memiliki kekuatan yang lebih besar dari Fang Mu maupun Xiao Fan.

Li Hao pernah mendengar Xiao Fan menyebut nama Ji Longshan namun karena Fang Mu sepertinya tidak senang nama itu disinggung maka Xiao Fan tidak pernah menyebutnya lagi.

"Kau salah orang..."

"Hah! Masih berpura-pura? Semua fakta menunjukan bahwa dirimu adalah Ji Longshan, kau tidak perlu mengelak lagi."

Li Hao mengaruk kepalanya, merasa penjelasan apapun yang diberikannya akan terasa sia-sia, "Baiklah, kau berhak menganggapku Ji Longshan, tapi kukatakan untuk terakhir kali, aku bukan dia."

"Aku tidak menganggapmu sebagai Ji Longshan, kau memang Ji Longshan!"

Li Hao tidak membahas lebih jauh lagi, dia membiarkan Taiyang Hai berpikir sesuai yang dia inginkan.

**

Han Mei mulai berlatih tarian kedua dari Snow Eagle Dance, Han Mei sebenarnya masih terpana sekaligus kebingungan terhadap identitas Li Hao namun Li Hao mendesaknya untuk berlatih karena mereka tidak mengetahui kapan turnamen akan diadakan.

Di sisi lain Taiyang Hai masih berada di sana, kedua matanya terus menatap Li Hao dengan tajam.

Awalnya Li Hao tidak peduli namun semakin lama dirinya terganggu karena Taiyang Hai memandangnya tanpa berkedip, "Apalagi yang kau inginkan? Kau tidak puas dengan hasil pertandingan atau bagaimana?"

Taiyang Hai tidak langsung menjawab, matanya yang memerah menunjukan tersimpan kemarahan yang besar.

"Satu-satunya hal baik yang kudapatkan setelah datang ke tempat terpencil seperti ini adalah bisa menjauhi saudara kembarku yang jenius, tetapi sekarang orang yang lebih jenius justru muncul di hadapanku. Kau pikir, apa yang harus kurasakan?!"

Li Hao mengaruk kepalanya, dia mulai berpikir Han Mei sungguh terlalu keras memukul kepala Taiyang Hai.

"Aku sungguh tidak mengerti yang kau maksud..."

"Tentu saja, kalian para jenius tidak akan pernah mengerti yang dirasakan mereka yang memiliki spirit root lima unsur sepertiku. Kalian yang dipenuhi berkah langit dan memiliki takdir keabadian, sementara aku selalu menjadi bahan tertawaan langit!"

Taiyang Hai mulai mengeluarkan keluh kesah yang selama ini dipendamnya, perasaan tidak adil karena dirinya tidak dipilih oleh langit untuk memiliki bakat, tidak peduli betapa kerasnya dia berlatih, hasilnya tidak pernah bisa mengejar mereka yang memiliki bakat.

Li Hao mendengarkan semuanya tanpa memotong sedikitpun sementara Taiyang Hai terus mencurahkan isi hatinya sampai tidak sadar air mata telah mengalir dan membasahi pipinya. Taiyang Hai baru tersadar saat suaranya semakin serak dan hampir tidak bisa keluar, dia segera menutupi wajahnya dan menghapus air matanya.

'Aku pasti sudah gila, untuk apa mengatakan semua ini padanya?' Taiyang Hai merasa ingin mengali lubang dan bersembunyi di dalamnya.

"Sederhananya kau berpikir bahwa tidak peduli betapa kerasnya kau berusaha, semua akan ditentukan oleh kualitas spirit root seseorang. Begitu maksudmu?"

"Bukan kupikir tapi memang itu faktanya.

"Kalau begitu, biarkan aku bertanya satu hal. Apa yang membuatmu berlatih begitu keras sebelumnya?"

Immortal DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang