31. Don't Love Me💔

2.1K 196 23
                                    

Sungkem dulu sama yang edit🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungkem dulu sama yang edit🙏

*****

Jeno marah? Tentu saja. Siapa yang tidak marah jika mengetahui fakta bahwa sebenarnya teman dekatnya memiliki riwayat penyakit mengerikan, bahkan melakukan operasi berbahaya tanpa sepengetahuannya.

Setelah Jaemin menceritakan semuanya pada Jeno, ingin rasanya Jeno marah dan langsung pulang tanpa memerdulikannya. Tetapi, ia sudah berjanji untuk menemani Jaemin pergi seharian. Jeno tidak ingin list yang sudah ditulis olehnya dibatalkan hanya karena Jeno yang merasa kecewa. Itu tidak adil. Jeno harus lebih memahami Jaemin. Perihal kenapa ia belum memberitahu Jeno, dan juga perihal keyakinan Jaemin untuk menyembunyikannya dari Jeno.

"Maaf .... "

"Lupakan. Aku tidak ingin merusak suasana hari ini," kata Jeno tanpa memandangnya.

Jaemin terdiam sepanjang perjalanan. Tentu saja ia merasa bersalah atas semua itu. Merasa bersalah karena tidak memberitahu Jeno lebih awal, dan bahkan sebelumnya Jaemin tidak berniat memberitahunya sama sekali. Na Jaemin bodoh!

"Tempat apa lagi yang ingin kamu kunjungi hari ini?"

Jaemin langsung menoleh dengan wajah berseri-seri karena akhirnya Jeno kembali mengajaknya berbicara. Namun, ia kembali teringat akan reaksi Jeno sebelumnya yang marah besar. Jaemin merasa ragu.

"Sekarang jelasin sama aku! Maksud Jisung tadi apa, Na? JAWAB!!"

Perdebatan besar terjadi setelah mereka keluar dari sel tahanan. Bahkan, keduanya masih belum masuk ke dalam mobil. Jeno tak bisa lagi menahan rasa penasarannya sekaligus kekhawatirannya pada Jaemin.

"Kita bicarain baik-baik, ya, Jen," pelan Jaemin dengan pandangan yang sudah berkaca-kaca. "Kamu gak perlu teriak-tetiak kayak gini, aku pasti akan jelasin. Tapi gak sekarang."

"TERUS KAPAN LAGI?!!" Jaemin tersentak. Ia menunduk dengan air mata tertahan di pelupuk mata. "Sampai kapan kamu mau nyembunyiin hal itu dari aku?! Sampai aku mati? IYA?!!"

"Jen .... "

Jaemin menangis. Namun, Jeno tak peduli lagi meski banyak orang-orang yang memandang keduanya aneh. Emosinya sudah tak dapat ia tahan. Ia terlanjur kecewa pada Jaemin. Jeno mencoba menghela napas untuk menetralkan emosinya.

"Maaf, Na .... "

Jeno merengkuh tubuh Jaemin ke dalam pelukannya. Sementara Jaemin menangis semakin kencang karenanya. Jaemin ketakutan, sungguh.

"Jangan nangis. Aku gaada maksud ngebentak kamu. Aku hanya ... sedikit kecewa," kata Jeno sedikit berbisik di telinganya. "Coba saja kamu bilang dari awal, mungkin aku gak akan sekecewa dan sekhawatir ini."

"Maaf .... jangan marah lagi. Aku takut, Jen."

****

"Kamu yakin, Jen?"

About J [NOMIN] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang