17. Penyakit Na Jaemin

2.7K 249 19
                                    

Part kali ini cukup panjang, setara dengan 2 part biasanya. Jadi, silahkan cari posisi nyaman. Anggap saja ini double up xixi


***


Na Jaemin tengah duduk dengan kedua tangan yang bertaut resah menunggu hasil pemeriksaan. Ia hanya bisa berharap hasilnya tidak terlalu buruk, dan penyakitnya tidak begitu parah.

"Na Jaemin!"

Mendengar panggilan itu, Jaemin langsung berdiri.

"Mari ikut saya."

Jaemin menurut. Ia mengikuti perawat yang membawanya ke ruangan Dokter Kun.

"Permisi, Dok."

"Na Jaemin, silahkan duduk!"

Jaemin langsung duduk berhadapan dengannya, sedikit gelisah. Sembari menyiapkan obat dan berkas, Dokter Kun sedikit berbincang bermaksud mencairkan suasana.

"Di mana Direktur Jung? Kau tidak bersamanya?"

"Ah—Kak Jaehyun sedang ada urusan di kantor. Jadi, saya datang sendiri," jawabnya.

Jaemin berbohong. Ia bahkan tidak tahu Jaehyun sedang apa dan di mana sekarang. Jaemin juga tidak memberitahu siapapun mengenai kepergiannya ke ruamh sakit. Entah itu pada Jaehyun, Jeno atau Jisung sekalipun. Jaemin berangkat pagi-pagi buta dengan menaiki bus.

"Bagaimana, Dok?"

Dokter Kun terlihat menghela napas kasar setelah memeriksa riwayat kesehatan Na Jaemin selama lima tahun terakhir. Bisa dibilang, Dokter Kun adalah dokter yang merawat Jaemin atas permintaan Jaehyun.

"Saya baik-baik saja 'kan, Dok?" tanya Jaemin lagi. Kali ini ia sedikit khawatir.

"Sebenarnya apa yang kamu lakukan selama satu tahun terakhir?" Dokter Kun balik bertanya, sedikit menuntut.

"Saya tidak melakukan apapu, Dok. Saya hanya bekerja part time di beberapa restoran, menjual Koran, menjadi tukang sapu—"

"Kenapa kamu melakukan itu, Na?!" pangkasnya yang mmebuat Jaemin langsung terdiam. "Bahkan kamu sendiri tahu jika paru-parumu itu tidak sehat!"

Jaemin menunduk. "Ya, saya tahu. Tapi, tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, Dok. Saya bekerja demi menghidupi kebutuhan hidup saya dan adik saya."

"Kamu memiliki Direktur Jung. Apa yang kurang darinya?"

"Saya sudah cukup merepotkan Kak Jaehyun. Semua yang telah ia berikan sudah sangat cukup bagi saya. Saya bukan pengemis yang seenaknya meminnta tanpa rasa malu."

Dokter Kun tertegun. Sepertinya perkataannya barusan sedikit menyinggung Jaemin. "Maaf, Na. Aku hanya mengkhawatirkan kesehatanmu."

Na Jaemin diam, kemudian Dokter Kun mengalihkan pembicaraan. "Apa yang kamu rasakan akhir-akhir ini?"

"Saya beberapa kali merasa pusing, lelah, dan bahkan mimisan. Yang paling menyiksa ketika dada saya tiba-tiba sesak," ujarnya menjelaskan.

Dokter Kun mengangguk. "Lalu, bagaimana dengan kondisi hatimu?"

"Tidak ada reaksi apapun pada hati saya, Dok, begitu juga dengan Jisung."

Dokter Kun menghela napas kasar, lantas merebahkan tubuhnya ke kursi di belakangnya. "Jujur saja, lima tahun lalu ketika saya harus melakukan transplantasi hati, saya merasa khawatir. Kondisi Jisung sangat parah, bahkan ia sempat koma. Mencari donor hati itu sangat sulit, tidak ada pilihan lain selain melakukan operasi ilegal di bawah umur. Saya merasa sangat bersalah—"

About J [NOMIN] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang