13. Melebihi Batas

2.9K 280 37
                                    

“Hidup itu dua pilihan, menjadi pembully atau menjadi orang yang dibully”

@Author-ssi

****

"Lo itu pembawa sial! Ibu lo mati karena lahirin lo!"

Jeno berusaha mati-matian mengendalikan emosinya. "Semua itu gaada urusannya sama lo!"

"TENTU SAJA ADA!" bentaknya. "Karena—"

PIP!
PIP!

Dering ponselnya berhasil memangkas perkataan Jaehyun. Ia mendecak kesal lantas mengangkat telepon itu.

"Halo?"

[Presdir sedang berada di mana? Meeting dengan Direktur Kim akan dimulai sepuluh menit lagi]

"Baik. Saya akan segera ke sana."

Telepon diputuskan oleh Jaehyun. Tanpa mengatakan apapun lagi, Jung Jaehyun langsung menaiki mobilnya dan bergegas meninggalkan Jeno yang masih terlihat kebingungan.

"Cih! Buang-buang waktu!"

—oOo—

Malam semakin larut, tetapi tidak ada tanda-tanda Jisung pulang. Jaemin tentu saja khawatir padanya. Mengingat, Jisung selalu melakukan hal-hal buruk jika ia pulang larut malam.

"Haruskah aku mencarinya?" gumam Jaemin yang tengah duduk dengan suasana hati gelisah.

Daripada lama berpikir, Jaemin memutuskan untuk pergi. Namun, ketika ia akan membuka pintu, pintu itu terbuka dengan sendirinya. Rupanya itu Jisung.

"Jisung!"

Seperti biasanya, Jisung pulang dalam keadaan mabuk berat. Jaemin langsung memapahnya untuk dudul di sofa.

"Jisung, kenapa kamu mabuk lagi? Kakak 'kan sudah bilang jang—"

"Berisik, Na!"

"Jisung," panggilnya lagi.

"Bisa diem gak sih? Udah deh mendingan sekarang lo masuk kamar terus tidur daripada gue ngelampauin batas lagi kayak kemaren!"

Jisung langsung berbaring di sofa, mencari posisi nyaman untuk tidur. Sementara Jaemin memutuskan untuk masuk ke kamar. Bukan untuk tidur, melainkan untuk mengambilkan adiknya selimut.

"Jangan sakit lagi, Na. Kakak takut," pelan Jaemin sembari menyelimutkan selimut itu di tubuhnya. lantas ia kembali masuk ke kamar.

Jisung tidak tidur, ia hanya memejamkan matanya dan ia mendengar apa yang baru saja dikatakan Jaemin.

"Memangnya gue sakit apa? Dan ... kapan gue sakit?"

—oOo—

"Jeno? Kamu udah bangun?"

"Iya, Ayah. Tunggu sebentar!"

Tidak lama setelah Donghae berteriak di depan kamar anaknya, Jeno keluar dengan pakaian seragam lengkap.

"Kok, Ayah yang bangunin? Di mana Bi Dasmah?"

Sembari menuruni tangga menunju lantai satu, mereka seidkit berbincang-bincang.

"Bi Dasmah masih di dapur, masih siapin sarapan. Eh, gimana keadaan kamu sekarang? Udah gak sakit lagi, 'kan?"

"Sekarang udah baikan kok, Yah. Aku juga udah inget sama Jaemin," jawabnya tersenyum.

About J [NOMIN] END✔Where stories live. Discover now