12. Pertemuan Jeno dan Jaehyun

2.9K 294 10
                                    

"Semuanya saling berkaitan"

****



"Saya benar-benar minta maaf. Saya tidak senga—"

"Tidak papa, tidak papa."

Jaemin menghentikan aktivitasnya ketik kedua netranya bertemu dengan pandangan pria di hadapannya. Sorot mata itu ....

"Terimakasih, Nak."

"Mari Om saya bantu antarkan." Jaemin menawarkan diri.

"Tidak perlu repot-repot. Saya bisa sendiri," tolaknya dengan halus.

Namun, Jaemin tetap bersikeras untuk mengantarnya. Jika Jaemin tidak melakukan itu, ia akan terus merasa bersalah. Jeno menahan lengan lengan Jaemin hingga sang empunya menoleh.

"Na .... "

"Hanya sebentar, Jen. Lebih baik kamu parkir mobil dulu."

"Baiklah."

Jaemin pun berjalan mengekor di belakang om-om yang tidak diketahui namanya itu.

"Sampai di sini saja," ujarnya.

Pria itu mengambil dokumen yang dipegang Jaemin, lantas menyimpanya ke dalam mobil. Jaemin memutuskan untuk bertanya, meski hanya sekedar basa-basi.

"Apakah om sendirian? Membawa barang sebanyak itu pasti merepotkan."

"Ah, sebenarnya om ini baru selesai meeting, ditemani anak om. Hanya saja sekarang dia sedang ke toilet."

Jaemin mengangguk sembari ber-oh kecil menanggapi perkataannya. "Ah, kalau begitu saya permis—"

"Eh—tunggu sebentar!"

"Iya, Om?"

Pria itu terlihat mengeluarkan tiga lembar yangs eratus ribuan dari dalam dompetnya, lantas diberikan pada Jaemin.

"Terimalah. Anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih."

Jaemin langsung menolak uang itu. "Ah—tidak, Om. Saya ikhlas membantu."

"Tidak papa, terima saja."

Namun, Jaemin adalah Jaemin. Meskipun ia tergolong orang yang membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tetapi Jaemin tidak pernah mengemis. Ketika ia membantu seseorang, ia benar-benar melakukan itu dari hati dan tidak sedikitpun mengharapkan imbalan darinya.

"Tidak, terimakasih. Saya tidak mengharapkan imbalan apapun. Lagipula, ini juga salah saya karena idak melihat om tadi."

Pada akhirnya, pria itu tidak bisa berkata lagi setelah dihadapkan dengan keteguhan Jaemin. "Kamu baik sekali. Sepertinya, seumuran juga dengan anak om."

Jaemin hanay tersenyum. Pria itu kembali bertanya, "Siapa namamu?"

"N—"

"Lo ngapain di sini?!"

Tidak hanya Jaemin yang terkejut karena seseorang yang tiba-tiba saja mendorongnya, tetapi pria yang ada di hadapannya juga terkejut.

"Kamu ini apa-apaan, Jungwoo?"

Jaemin membatu. Apa? Jungwoo?

"Masih kurang puas lo dipermaluin kemaren? Oh ... atau jangan-jangan lo udah kekuarangan job terus deketin bokap gue? IYA?!"

"Jungwoo!!" bentak papanya hingga membuat Jungwoo tertawa hambar lantas meliriknya.

"Papa tau apa tentang dia? Dia ini menjijikan, Pah!"

About J [NOMIN] END✔Where stories live. Discover now