IX - About R(e)al

153 28 5
                                    

Sudah jam tiga pagi, Levi masih menunggu bersama Petra. Syukur operasi ayahnya sudah berhasil, kini ayahnya dipindahkan di ruang ICU untuk melihat perkembangan penyesuaian jantung. Ada kelegaan di hati Petra bahwa ayahnya selamat, sekarang tinggal menunggu ayahnya sadar.

Petra membawa dua gelas kopi dari vending machine agar membuatnya tetap terjaga. Sehabis ini Petra akan menyarankan Levi untuk pulang.
Petra melihat Levi berkutat pada smartphone-nya dan mematikannya saat Petra berdiri di sebelahnya.

Levi menolak saran Petra, katanya pekerjaannya sudah ia serahkan pada Gunter dan bisa mengambil cuti sehari. Petra hanya bisa mengangguk. Sehabis pelukan tadi, Levi memperlihatkan sisi lain yang Petra tidak bisa mengerti.

Yang ia tau, dari beberapa hari Levi datang ke cafe, tentang Levi adalah orang yang dingin dan tak pernah memperlihatkan emosinya. Terlalu pendiam, sekalinya bicara yang keluar adalah kata kasar pada Eld dan Oluo. Sama sekali bukan tipe cowok ideal Petra.

Di umur Petra yang sebentar lagi 22 tahun, Petra belum pernah pacaran. Karena hal itu selalu dibuat bahan ejekan oleh Oluo bila Petra diajak berkencan dengan pengunjung cafe. Petra tidak menyukai laki-laki karena mereka semua sama, menyebalkan. Tidak ada lelaki yang baik sebaik ayahnya.

Hanya saja, barusan Levi terlihat berbeda. Terasa asing bagi Petra namun Petra dengan mudah menerima perlakuan Levi. Petra jadi bertanya-tanya apakah di masa lalu dirinya dan Levi pernah sedekat ini.

Petra yang menatap Levi lama membuat tatapan Levi mengarah padanya, Petra jadi gugup pun mengalihkan topik. "Ini buku yang Zeke berikan padaku. Aku sudah membacanya semua. Paradis saat ini bagaimana? Apakah kau tau?"

Levi menggeleng, "Paradis sudah tidak ada. Ada beberapa referensi di ruang bacaku"

"Menarik untuk dijadikan bahan penelitianku sekaligus aku bisa menarik ingatanku. Kau masih belum jawab pertanyaanku, kenapa kau ingin sekali aku mengingat masa lalu?"

"Tak sepantasnya kita bicarakan ini di situasi sekarang"

Petra menghela napas, dari arah pintu ICU perawat membuka pintu mengabarkan bahwa ayahnya sudah siuman. Petra bangkit dari duduknya dan segera berjalan cepat menuju ayahnya. Disambut senyuman hangat namun lemah dari ayahnya. Petra langsung memeluk ayahnya, Petra bisa mendengar detak jantung ayahnya. Seketika Petra menitikkan air mata, bersyukur ayahnya masih ada disisinya.

Paul Ral mencium ubun-ubun anaknya seperti baru bisa kembali dari perjalanan panjangnya. Kemudian senyum Paul Ral memudar melihat sosok laki-laki yang berdiri di belakang Petra.

Paul Ral mengenalnya, jauh sebelum namanya pernah ditayangkan di televisi. Tak menyangka anaknya ditemani pria yang dulu adalah sosok ideal Petra yang sering disebutkan dalam surat. Levi hanya menatap datar Paul Ral.

Ada yang ingin Paul Ral katakan pada Levi, namun Petra harus keluar ruangan sebentar agar pembicaraannya tidak didengar. Petra mengangguk paham bila ayahnya ingin melakukan percakapan serius. Cuma apa yang mereka bahas dari pertemuan pertama mereka, aneh. Petra menutup pintu ruangan ICU menunggu ia dipanggil masuk.

Levi duduk di kursi samping ranjang. Pertemuan dirinya dengan Paul Ral, ayah Petra, selalu di keadaan yang kurang menyenangkan.

Paul Ral membuka suara, "Aku ingat aku pernah berbicara padamu mengenai surat terakhir anakku. Aku masih ingat setiap kata-kata yang tertulis di surat itu. Dan aku masih ingat pula ekspresimu mendengar isi surat anakku. Sungguh, aku tak bisa menilai emosimu saat itu. Kau hanya mengabarkan bahwa kematian anakku adalah bukti perjuangan prajurit yang mengabdikan jantungnya"

Paul Ral terisak, dadanya masih terasa nyeri. Bukan karena sakit di jantungnya tapi dari kenangan itu yang membuatnya sesak. "Putri semata wayangku harus bertaruh nyawa di medan pertempuran, mengabdikan jantungnya untuk umat manusia, namun harus berakhir tragis dengan keinginan mengabdikan hidupnya pada seseorang yang belum terwujud. Ku pikir lebih baik tidak terwujud sama sekali karena seseorang yang ia cintai tak mencintai anakku. Putriku akan lebih merasakan sakit karena itu, dibandingkan harus bertaruh nyawa untuk umat manusia"

"Anakku cukup keras kepala, seperti ayahnya. Dia pasti akan berjuang sekuat mungkin. Tapi sebagai ayahnya, aku tak ingin anakku berjuang sendirian apalagi dalam sebuah hubungan. Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang dicari melainkan dibentuk dari dua insan yang saling berjuang"

"Ternyata Tuhan memberikan kesempatan kedua untuk anakku, untuk kita semua. Aku ingin anakku mendapat kebahagiaan yang belum pernah ia miliki di kehidupan sebelumnya. Sepertinya Petra belum mengingatnya. Tapi bila Petra sudah mengingatnya, aku bisa memperkirakan dia pasti akan kembali memiliki perasaan padamu"

"Kali ini aku ingin memastikan bahwa anakku dicintai dan dijaga sama halnya yang aku lakukan padanya."
Paul Ral menarik napas terlebih dahulu setelah bercerita panjang.

"Levi Ackerman, aku tak akan menanyakan padamu di masa lalu, yang aku tanyakan bagaimana perasaanmu sekarang pada anakku?"

Levi diam sejenak. Menata hatinya untuk tidak membuat keputusan yang akan ia sesali. Motto hidupnya dimanapun. Levi menjawab dengan yakin pada pria paruh baya dihadapannya, "Perasaanku pada anakmu tak berubah dari dulu. Aku takkan memaksa Petra untuk mengingat masa lalunya. Bila dia mengingatnya, aku pastikan akan membuatnya bahagia. Hingga ia bisa melupakan perihnya masa lalu"

Paul Ral mengangguk tersenyum, kalimat yang terdengar gantung. Namun itu adalah kalimat yang ia bisa ucapkan dari laki-laki yang tak biasa menggunakan kata 'cinta'.
Saat melihat kedua mata Levi, nampak ia bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

Paul Ral hanya bisa menunggu ingatan Petra kembali dan mengembalikan sepenuhnya keputusan itu ke Petra.

Paul Ral meminta Levi untuk memanggil Petra. Petra kembali dengan wajah yang bertanya-tanya mengapa ayahnya merahasiakan sesuatu padanya. Dengan iseng ayahnya menjawab, "Rahasia". Petra tergelak dan buru-buru menutup mulutnya karena sudah dipelototi oleh perawat. Petra memeluk ayahnya sekali lagi. Syukurlah, ayah sudah kembali sehat.

MetronomeHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin