III - The Theory

197 32 13
                                    

Siangnya, Levi bergegas menuju universitas tempat Hange bekerja. Hari libur seperti ini, dia pasti berada di kampus. Dan untuk alasan Levi tak ingin jadi pusat perhatian bila ia berkunjung di hari biasa.

Di ruangan ada Hange dan seorang laki-laki pirang yang berdiri di samping meja, Armin, seseorang yang Levi yakini memiliki kemampuan analisa tajam seperti Erwin.

"Hai, Levi. Baru sadar kalau teoriku benar?" sapa Hange bangkit berdiri dari duduknya melihat Levi. "Kenalkan, ini Armin, sekarang dia menjadi mahasiswa terpandai di kelasku. Dia membantu penemuan teoriku juga teman sekelas Mikasa". Armin dengan gerakan menunduk menyapa Levi.

"Aku sudah tau dia Armin. Karena teh buatan Petra di cafe Paradis, jadinya harus mengingat teorimu itu" jawab Levi berjalan masuk

"Kak Petra di cafe Paradis, itu kakak angkatanku. Aku, Mikasa dan Eren sering kumpul disana" jawab Armin semangat.

"Yah, jadi jelaskan secara rinci apa teori metronome itu?" Levi duduk menyilangkan kaki dengan satu tangan di sandaran kursi, siap menyimak teori metronome yang dulu ia anggap lelucon.

Armin membuka suara "Teori metronome yang sudah ditemukan oleh Prof. Hange dan aku, kami menyebut metronome hanya agar mudah dipahami karena keberadaannya di universe lain. Aliran waktunya berlawanan dengan waktu kita. Dan butuh keselarasan harmoni agar bisa membangkitkan ingatan dari kejadian masa lalu kita di Paradis. Itu dipicu dari hmmph hmmph" Hange membekap mulut Armin sambil tersenyum garing.

"Armin, kau hanya mahasiswa, biar aku yang menjelaskannya. Oke?". Armin hanya mengangguk kemudian Hange melepaskan cengkramannya yang cukup membuat Armin kesulitan bernapas.

"Pemicu dari metronome ada tiga tahap. Tahap pertama adalah urutan kematian saat kejadian masa lalu. Yang paling terakhir waktu kematian di Paradis, dialah yang lebih dulu memiliki metronomenya. Karena metronome akan bisa dimiliki pelaku bila bermimpi kejadian masa lalu. Makanya aku, Armin dan regu aliansi lebih dulu memiliki metronome"

"Tahap kedua, pelaku menatap mata Ackerman. Ackerman dulunya seseorang yang tak bisa dipengaruhi pikirannya. Sekarang merekalah yang bisa mempengaruhi pikiran dan mengaktifkan tempo metronome pelaku. Dari sini, seseorang yang berada di tahap ketiga akan bisa mengenal pelaku yang sudah masuk ke tahap kedua. Makanya kami baru sadar kalau Petra juga berada di sekitar kita"

"Tahap ketiga, bila metronome pelaku sudah berharmonisasi dengan metronome milik Ackerman maka ingatan pelaku di kejadian masa lalu itu muncul dan mengenal semua yang berada di masa lalunya. Dan kita bisa bernostalgia" jelas Hange dengan semangat selaku guru besar di jurusan Linguistik dan Filosofi.

"Sayangnya tidak ada raksasa yang bisa aku awetkan disini, impianku tak bisa terwujud" kalimat Hange yang tidak perlu digubris.

Levi bertanya untuk memastikan "Jadi kalian belum mengenal Petra disini sebelum aku melihatnya begitu?"

"Iya, seperti itu. Aku mengajar di kelas Petra tapi hanya kuanggap dia murid biasa sebelum dia memiliki metronome itu" jawab Hange santai

"Mikasa ada di jurusanmu juga, bagaimana dia tidak melihat Petra?" Levi bertanya mengarah pada Armin

"Mikasa hanya melihat Eren dan teman-temannya, menganggap kak Petra orang lain. Tapi lebih kemungkinan besar kak Petra barusan bermimpi, masuk tahap pertama" jawab Armin.

"Tch, bocah itu selalu bersama Eren" Levi sudah bisa membayangkan adik sepupunya yang kemana-mana hanya bersama Eren seperti tak ingin dipisahkan.

"Kalau dilihat dari garis waktunya, memang baru saatnya Petra dan anggota squadmu itu bermimpi. Sekali lagi, garis waktunya berlawanan arah dengan saat ini" jelas Hange

Armin berseru, "Ya. Ternyata satu kelasku adalah teman-teman satu angkatan pejuang di masa lalu baik di Paradis dan Marley. Kami berpelukan satu sama lain bernostalgia. Ini seperti takdir, mungkin. Reinkarnasi, mungkin juga. Ah bukan, ini diantara keduanya. Inilah metronome yang berharmonisasi" Armin tersenyum menitikkan air mata.

"Nah, Levi. Bagaimana dengan teoriku? Luar biasa kan" tanya Hange ke Levi

"Hm. Hanya menunggu metronome berharmonisasi. Butuh berapa lama?" Levi tak mempedulikan pertanyaan Hange.

"Tidak sampai sehari tapi menurutku perlu bertanya pada Mikasa. Karena ada yang cukup lama hingga dua pekan untuk berharmonisasi, seperti Eren. Kemungkinan karena Eren memiliki kedekatan pada Mikasa di masa lalu. Atau bisa saja Eren saat itu masih menolak untuk mengingatnya. Itu teori tambahanku" jelas Armin

"Ya itu pemicu tambahan dari Armin, kau tetap harus berusaha untuk itu Levi" tambah Hange.

Levi hanya diam, mencerna semua perkataan Hange dan Armin. 'Pekerjaan yang merepotkan'
Seperti resiko dirinya yang di masa lalu sebagai Ackerman dan waktu kematian yang paling akhir di angkatannya.

Levi mengingat kejadian masa lalu memang terasa gelap dan kacau. Dibayangi ketakutan akan raksasa dan kematian sewaktu-waktu. Levi hanya ingin berterimakasih pada semuanya. Apakah mereka akan menolak untuk mengingat itu lagi, terutama Petra.

Levi bangkit dari duduknya, pergi meninggalkan ruangan Hange tanpa sepatah kata.

Levi masuk ke mobilnya. Asistennya, Gunter, mengemudikan mobil itu. Levi bertanya untuk memastikan "Kau bermimpi hal aneh akhir-akhir ini? Seperti kau melihat dirimu memakai baju prajurit dengan bilah pisau yang panjang"

"Bagaimana tuan Levi tau?" tanya Gunter dengan melihat kaca spion belakang.
"Panggil, Levi saja" kemudian Levi menceritakan teori itu pada Gunter sepanjang perjalanan pulang.

'Berhasil, dia mengingatnya. Bila semudah ini tak ada yang perlu dikhawatirkan. Mereka bisa berkumpul seperti dulu lagi', pikir Levi.

Syukurlah karena masa lalu yang Gunter ingat berdampak baik bagi hubungan pekerjaan mereka saat ini yang semula dingin. Bagi Gunter, boss ini sama seperti kaptennya di masa lalu. Levi banyak berbicara bila menjelaskan rencana misi pada satu orang dan orang yang mendengarnya akan menjelaskan pada lainnya seperti pesan berantai, untuk efisiensi bicara.

Gunter tak sabar akan bertemu teman setimnya setelah ini untuk menjelaskan teori metronome.

MetronomeWhere stories live. Discover now