Chapter 32 : Tanpa Pesan Terakhir

1.2K 209 139
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Mata coklat perang itu membulat takjub melihat sesuatu yang baru kini berada dalam pergelangan tangannya.

"Wah apa ni?" tanya nya kegirangan.

"Itu lah jam kuasa!"

"Jadi apa kuasa aku?"

"Wah kau boleh mengawal kuasa elemental yang ada di planet ini!"

"Wahh sekarang nih aku dah jadi super hero!"

Tersenyum hambar, dia ingat semua itu, tidak pernah dia lupakan malam dimana seorang bocah yang terkadang berkhayal menjadi superhero dalam acara tv yang selalu dia tonton tiap pagi benar benar menjadi kenyataan.

Pertemuannya dengan power sphera generasi ke 9 itu membuat hidupnya sebagai seorang bocah sd biasa tiba tiba memiliki tanggung jawab untuk melindungi bumi.

Dan itu semua terus berlanjut hingga sampai tanggung jawab itu membesar, melindungi galaxy. Apakah bisa? Umur yang belum masuk kepala dua menjalankan semua itu.

Apakah ada yang percaya ketika dia mengatakan kalau di umurnya yang masih anak SMA itu dia sudah mengenal yang namanya perjuangan, rasa sakit, putus asa, bertarung mati matian bahkan dia selalu mengira kalau ini adalah yang terakhir kalinya dia bertarung.

Bagaimana jadinya jika dirinya membiarkan robot ungu itu membawa satu kaleng coco, setidaknya dirinya bisa membuat alasan atau bahkan kakeknya tak akan peduli.

Bagaimana jika dirinya tidak bertemu Ochobot dan membiarkan Adudu merasakan kemenangan sedikit, dengan berhasil membawa satu power sphera ke planetnya, dan dirinya tidak perlu tahu akan hal itu.

Apakah akan berbeda? Tentu saja mungkin jika itu terjadi, saat ini dia hanya akan menjadi remaja SMA biasa yang bersekolah di kota Hilir yang sering kali bolos karena masa remajanya itu, yang perlu di pikirkan hanyalah matematika dan ujian.

Tapi mau bagaimanapun semua sudah terjadi, dia tidak bisa menyalahkan takdir akan semua ini, dia yang melakukannya dan menjalaninya.

Tentu saja dia tidak akan sampai di sini, di titik dimana dia menjalani semua perjalanan perjuangannya sebagai super hero.

Sayangnya kesanggupannya itu ada batasnya, dia tidak sekuat yang mereka kira, dia adalah seorang pecundang.

"Jadi begitulah akhirnya bagaimana semua ini bisa terjadi," ucap remaja itu lirih diakhir kata.

Sosok di depannya memasang raut wajah datar.

"Semua ini terjadi karenamu Boboiboy, kau harus bertanggung jawab atas tindakanmu," ucap si lawan bicara sedikit kesal.

"Aku tahu," isak Boboiboy pelan.

"Maafkan aku, aku terlalu lelah dan tertekan. Aku tidak berpikir akan jadi begini akhirnya, tidak ada yang bisa aku ajak bicara, mereka seolah menganggap tekananku lelah biasa," isaknya berusaha untuk tidak terus menerus mengeluarkan air mata di depan sosok itu

"Aku tahu, aku pengecut! Aku menyerahkan semua ini pada mereka dan akhirnya mereka lebih menderita daripada diriku."

"Berhentilah menangis itu tidak akan menyelesaikan semua masalahmu," ucap sosok itu.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Where stories live. Discover now