Chapter 19 : Sebuah Kepastian

1.3K 184 62
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Sosok remaja dengan rompi yang di lilitkan di pinggangnya bersorak riang sambil menenteng tasnya ke arah kelas 10 Ipa3.

"Kak Taufan, game kita bakal datang hari ini ayo buruan pulang," ucap Blaze membuka pintu dengan keras.

"Datang datang langsung nerobos salam dulu kek," balas Taufan melihat Blaze yang seenak jidatnya datang hampir merusak pintu.

"Hehe sorry, ayo pulang nunggu apa sih?" tanya Blaze.

"Kaya nyah kau duluan pulang aja, aku harus menuntaskan nilaiku yang masih jelek bisa sampai jam 3 an," balas Taufan mendekati Blaze.

"Ta-tapi game nya datang hari ini," keluh Blaze.

"Ya udah main duluan aja sama Thorn," balas Taufan.

"Uang bagian kak Taufan mana?" tagih Blaze.

"Ada di laci paling ujung udah sana pulang aku masih harus belajar," bisik Taufan.

"Oke oke cepat selesai ya kalau gak aku tamatin game itu sama Thorn," balas Blaze segera pergi dari kelas.

Taufan hanya mengiyakan dan kembali ke bangkunya, selain dia memang ada beberapa teman temannya juga yang harus menuntaskan nilai di beberapa mata pelajaran.

"Karena beberapa minggu terakhir aku selalu tidak bisa tidur nyenyak aku jadi sering tidak konsentrasi, sampai harus menuntaskan 4 mapel, ada apa denganku tiap terbangun bukannya segar aku malah merasa sangat lelah," batin Taufan.

"Hei kau tahu katanya terjadi kerusakan di beberapa hutan pulau Rintis, tapi pelakunya belum ketemu," ucap seseorang di belakang.

"Oh iya bahkan aku sempat melihat ada beberapa bangunan yang tiba tiba hancur, aku rasa itu bukan dari Gempa bumi?" balas seseorang.

"Makin hari ada saja hal buruk yang terjadi, aku harap semua cepat berakhir," balasnya.

Taufan terdiam entah kenapa hutan dan bangunan itu samar samar bisa Taufan lihat bagaimana kerusakan mereka, tapi bagaimana mungkin dia baru saja mendengar informasi ini sekarang.

"Mungkin aku terkena insomnia, aku harus Konsultasi pada seseorang," keluhnya merasa terganggu dengan kantuk.

Lama lama dia bisa seperti Ice yang sering menguap namum belum sempat terlelap guru Matematika sudah masuk ke kelas.

Baiklah ayo selesaikan semua ini dan segera pulang ke rumah untuk bermain game yang baru dia dan 2 adiknya beli.

==

"Asik gamenya udah sampai cepat pasang kak Blaze," girang Thorn.

"Bentar aku cek dulu," balas Blaze.

"Loh kalian bisa beli game ini darimana, minta tok Aba ya." Tunjuk Solar pada mereka berdua.

"Enak aja kita nabung dong buat beli ini patungan bertiga ya gak Thorn," balas Blaze menyenggol Thorn.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang