Chapter 5 : Pencurian

1.5K 199 60
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 13+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

Mereka semua tahu bahwa penjara adalah tempat yang menakutkan tidak ada yang mau mendekam dalam sel jeruji besi itu, membatasi seluruh aktifikasi dan gerak.

Namun tempat ini harus ada sebagai tempat dimana mereka yang berbuat jahat merasa jera, walau terkadang ada beberapa diantara mereka yang tidak pernah merasa jera.

Sosok disalah satu sel besi kokoh di tambah aliran listik bertegangan tinggi itu terdiam rantai rantai borgol itu tidak mampu menahan tangan berotot itu pandangan mata itu terus terjaga bahkan para penjaga sel enggan untuk sekedar menatap keberadaannya.

Tanpa ada yang menyadari sebuah benda berteknologi di sebelahnya sudah rusak tak berbekas ada rasa angkuh yang menjelma ada emosi yang terus bergejolak.

"Sayang sekali kalau kau tidak menerima tawaranku," ucap sosok lain di jeruji seberang.

Sosok yang ditanya hanya terdiam tak menggubris pertanyaan alien berwarna hijau itu.

"Dengar kau aku dan dia memiliki musuh yang sama singkirkan ego itu untuk sementara agar kita bisa membalas bocah bumi itu," ucapnya lagi.

"Jangan naif sepertiku yang beranggapan bisa memanfaatkan kekuatan reverse dari Boboiboy Taufan dengan mudah, kau juga terlalu percaya diri bahkan saat bocah bumi itu berada di ujung tanduk dia dapat mengalahkanmu," desisnya.

"Jangan samakan aku dengan kalian alien rendahan seperti kalian." Akhirnya sosok angkuh itu bersuara terdengar berat.

"Heh kau lebih rendahan karena berada dibalik jeruji pertama kali sungguh memalukan," ejek Tom.

BRAK!

Dinding atau bahkan hampir satu ruangan itu bergetar karena pukulan keras sosok itu.

"Aku tidak terima penghinaan ini Boboiboy," desisnya.

"Pikirkan baik baik atas tawaranku atau kau akan selamanya menyesal dalam balik jeruji."

==

Pemuda berbaju dominan biru putih itu merenggangkan tanganya ada suara keluhan karena jadwal yang padat hari ini, kakinya terus mengatur agar hoverboad itu tetap seimbang.

"Jadwal turnamen tinggal 2 hari lagi wajar saja tadi latihannya padat aku ingin minum ice coco dulu di kedai tok Aba." Segara Hoverboad itu melesat cepat menuju kedai sang kakek.

Taufan turun ketika sudah mencapai tujuannya ada semua saudaranya dan teman temannya yang ikut meminum coco dan membantu tok Aba.

"Gempa, es coconya satu dong," ucap Taufan duduk di sebelah Ice yang sudah tertidur.

"Siap tapi kak Taufan bayar ya, kasian tok Aba kalau traktir semuanya," ucap Gempa.

"Dompetku sekarat ngutang dulu aja," tawa Taufan.

"Ya ampun ke kedai kakek sendiri ngutang," tawa Yaya.

"Seperti kata tok Aba bisnis adalah bisnis," sahut Gempa.

🌪Garis Tanpa Batas🌪जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें