Chapter 31 : Jangan Berharap

1.4K 203 96
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

"Hei kau sudah mendengar penemuan terbaru alien xx?" 

"Ah iya itu penemuan tergila yang pernah aku dengar, kau tahu Ejojo dia langsung membeli temuan itu dengan harga yang bahkan kau sanggup membeli satu planet besar dengan uang itu."

"Ya aku tidak akan terkejut dia berada di kasta atas," balasnya lagi. 

"Kalau tidak salah fungsi ramuan itu adalah ah aku lupa yang jelas ketika seseorang terkena dan meminim ramuan itu maka dia akan mati, tubuhnya perlahan membusuk dan yang terjadi setalah itu aku lupa," balas alien itu.

"Yah siapa peduli, tapi apa alasan Ejojo membelinya, oh apa dia ingin bunuh diri?"

"Tidak ramuan itu lebih dari sekedar ramuan yang mematikan akan ada yang terjadi setelah sang peminum itu mati," balasnya.

"Apa dia akan jadi hantu?" tanya nyah tersenyum remehkan.

"Mungkin lebih dari itu." balas alien itu serius.

.




.





.

"Sampai..."

"Ah aku tidak mau membahas ini sebenarnya," keluh Taufan.

"Tapi ini perasaanku saja atau memang ada yang penasaran dengan lanjutanku tadi?" gumam Taufan merasa di perhatikan.

"Baiklah aku akan lanjutkan saja," monolognya sendiri entah pada siapa.

"Saat itu aku ingat sekali berada di depan rumah tok Aba, bahkan aku sudah mempersiapkan ucapan permohonan maafku sampai..."

"Aku lupa kalau Ejojo mengawasiku, di saat saat terakhir itu dia berhasil menculikku," lirih Taufan.

Rasanya benar benar di permainkan.

Taufan masih mengingat bagaimana rasa sakit aliran listrik yang membuatnya tak sadar diri membuatnya kehilangan kesempatan mengucapkan kata maaf.

Dia mengingat segalanya dinginnya rantai besi yang membatasinya, rasa sakit cambukan bertegangan tinggi itu, puluhan kali darah segar yang mengalir keluar baik dari mulut maupun hidungnya, rasa sesak yang tiap kali meronta minta diisikan oksigen, tubuhnya yang seakan benar benar mulai lumpuh.

Para alien itu benar benar membunuhnya secara perlahan.

Andai...Andai dia tidak mendengarkan ucapan Ejojo tentang tujuan Retakka mungkin saat ini dirinya tidak akan berada di sini, di dunia ini, bahkan berjuang kembali sampai saat ini.

"Jika kau ada di sini kau pasti akan menertawakan nasibku saat ini, kau pasti akan membahas tentang usahaku, tentang ikatan persaudaraan yang kau bilang bodoh ini, tapi percayalah jawabanku tetap sama," kekeh Taufan.

Rasanya seperti deja vu, tapi lebih parah tidak segila ini.

"Aku tahu mereka khawatir padaku, kalian ingin aku kembali, tapi maaf aku tidak tahu bisa atau tidak melakukan ini," lirih Taufan, pandangan matanya beralih pada langit langit kamar.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Where stories live. Discover now