Chapter 23 : Sisa Waktu

1.4K 207 65
                                    

Boboiboy milik Monsta hanya meminjam karakternya saja.

Alur cerita murni dari author

Rate : T 15+

Genre : action, superhero family sibling friend sad angst.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, hanya karangan Semata.

==

"Lika liku kehidupan terkadang membuat kita berharap untuk menyerah dan lebih memilih jalan pintas untuk mengakhiri semuanya, tapi itu terdengar tidak adil dan mungkin terasa seperti seorang pecundang."

"Tapi tiap orang memiliki keputusan mereka masing masing, tidak ada yang bisa menghentikannya selain dirinya sendiri, kecuali jika mereka memilki pilihan lain, nam-"

Tap..

Halilintar mendengus mematikan radio yang sejak 10 menit lalu mengungkapkan kata kata yang terdengar puitis.

Jam 04.00 masih terlalu pagi untuk memulai kegiatan apalagi di akhir pekan, namun itu yang sedang dilakukan Halilintar sejak semalam dia tidak bisa tidur ketika dalam benaknya semua  masalah ini menjerumus adik pertamanya kembali.

Halilintar berusaha mencari bukti kuat jika Taufan bukanlah pelakunya, dengan kembali memeriksa rekaman cctv dalam dan luar, dia yakin ada orang ketiga kembali yang ingin menghancurkan keluarganya.

Awas saja jika benar ada yang mau mencoba menghancurkan keluarganya, Halilintar tidak akan segan segan untuk membinasakan makhluk itu dari dunia ini.

Kepalanya terasa sakit ketika masalah dan teka teki terus bermunculan, pertama tentang Taufan, dan Boboiboy, apa yang terjadi pada mereka berdua.

Perasaannya terus tidak enak, ah kenapa hidup ini begitu sulit jika ada di dalam dimensi kuasa dia terpaksa membunuh orang orang tak bersalah tapi jika di dimensi nyata dia juga harus berusaha membereskan masalah ini.

Tok...Tok...

Suara pintu diketuk dari luar jam 04.00 pagi, semoga itu Taufan.

Halilintar membuka pintu itu dengan cepat dan melihat orang yang dia khawatirkan sejak malam.

"Kau kemana saja, kenapa baru pulang sekarang!" kesal Halilintar namun lega Taufan pulang dengan keadaan baik baik saja.

Taufan hanya menunduk dengan raut wajah bersalah.

"Maaf kak," ucap Taufan pelan.

Halilintar menghela nafas kasar dan menarik Taufan ke dalam dekapannya.

"Ini salahku, maaf aku membentakmu, aku hanya tidak ingin kejadian dulu terulang kembali, aku tidak sanggup lagi menanggung kesalahan yang sama, aku tidak ingin kehilanganmu lagi," lirih Halilintar.

Taufan terdiam sementara namun dia membalas pelukan sang kakak.

"Taufan juga salah, Taufan terlalu takut untuk berkata kata lagi, aku takut kalian memandangku dengan tatapan benci lagi," balas Taufan.

"Aku sudah berjanji akan mempercayaimu Fan, tolong jangan merasa takut lagi," balas Halilintar.

"Aku selalu percaya padamu kak, jangan tinggalkan aku aku takut sendirian, aku takut," lirih Taufan.

"Tidak akan," balas Halilintar.

Dan setelah itu mereka masuk ke dalam rumah mengistirahatkan diri mereka yang terlalu takut dalam kehilangan.

🌪Garis Tanpa Batas🌪Where stories live. Discover now