11. Trap.

4.6K 860 78
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Jake terlonjak kaget ke belakang ketika melihat ada sesuatu yang baru saja muncul di hadapannya.

Baru saja dia mau teriak, namun anak cewek dikelasnya malah sudah teriak duluan ketika mendapatkan hal yang sama seperti Jake.

Malah lebih parah, entah ini asli atau palsu tapi di hadapannya adalah sebuah tangan yang penuh dengan darah.

Jake segera menyingkir karena itu mengerikan baginya, matanya melihat kearah anak kelasnya yang tampak santai walaupun dia tau pasti mereka sama ketakutannya seperti Jake saat ini.

Dia berjalan hati-hati karena pasti ada banyak jebakan disini, pembuat game itu tentu saja gak akan membiarkan mereka semua bisa lolos dengan mudah dari hutan ini.

Hutannya dipenuhi dengan pohon tinggi dan juga ketika Jake menoleh kearah atasnya dia membeku disana ketika melihat ada tubuh anak kelasnya yang tergantung disana dengan mulut yang mengeluarkan darah.

Darahnya tentu saja menetes ke muka Jake langsung, Jake segera mengelap mukanya dengan kasar, bagaimana bisa dia sampai berada disana.

Dan kenapa tidak ada notif pesan dari pembuat game jika ada satu anak kelasnya yang sudah mati karena terkena jebakan.

Tubuhnya saja tergantung dengan posisi terbalik lalu mulutnya mengeluarkan darah entah itu bagaimana bisa caranya dia berdarah seperti itu.

Jake semakin berhati-hati, apalagi dia melihat jam terus dari tadi berharap malam jangan cepat datang.

Tapi sayangnya mereka sudah berjam-jam disini dan tidak menemukan petunjuk sama sekali.

"Hati-ha-" baru saja Jake mau memperingatkan anak cewek kelasnya namun teman kelasnya itu sudah terkena jebakan duluan.

Dia berteriak ketika tangannya putus itu, karena ada sebuah benang tajam yang baru saja dia lewati.

Jake mau menolong namun ada sebuah pesan yang tiba-tiba masuk.

Dilarang membantu teman jika tidak mau berujung seperti orang yang kalian bantu.

Begitulah isi pesannya, Jake segera berjalan melewati cewek tersebut dengan cepat tidak peduli dengan tatapan menyedihkan anak cewek kelasnya itu.

Mau bagaimana lagi, dirinya gak mau mati konyol disini apalagi jika dia mati maka Sunghoon akan ikut mati juga sama sepertinya.

Jake juga akhirnya mengerti kenapa belum ada pesan dari pembuat game, karena cowok yang tergantung itu masih hidup.

Berbeda dengan Sunghoon yang tidak peduli sama sekali dengan anak kelasnya dan berjalan dengan santai sambil memakan snack yang ada di tas yang disiapkan oleh pembuat game itu.

Dirinya tiba-tiba merasakan ada darah yang mengenai mukanya, Sunghoon langsung mengelapnya dengan santai lalu mulai memakan snacknya lagi.

"Gila, bukannya bantuin malah langsung lewat saja, gak punya hati apa?"

Sunghoon berhenti dari jalannya sambil menoleh kearah anak cowok yang kakinya sepertinya terkena jebakan itu.

Dia gak menjawab sama sekali, Sunghoon berjalan mendekat ke cowok tersebut.

Sebenarnya anak cowok itu tau jika tidak boleh membantu teman, tapi dia sedang menyingkirkan Sunghoon.

Jika Sunghoon mati maka Jake akan mati, bukan? Saingannya untuk kabur akan tersisa sedikit, lagipula dia memang sengaja menaruh kakinya disana.

Dia gak sakit sama sekali ataupun terkena jebakan.

"Arghhhh," teriaknya ketika Sunghoon menginjak dengan kuat kaki teman sekelasnya itu.

"Kamu berpikir aku akan menolongmu? Bodoh sekali, aku tidak akan terpengaruh sama sekali, sekarang selamat berjuang ya," balas Sunghoon sambil tertawa kecil dan lanjut berjalan menelusuri hutan yang penuh dengan jebakan itu.

Cowok yang tadi menangis karena Sunghoon sepertinya mematahkan kakinya.

"Tolong aku."

Jake yang melihat langsung melewati, menolong? Seriusan?

Dia berjalan melewati cowok yang kakinya terlihat patah itu, Jake tidak tau saja jika itu adalah perbuatan Sunghoon.

Matanya menatap kearah tanah yang agak basah karena sepertinya habis hujan itu lagipula pantas saja dia hampir terpeleset disini.

"Jangan memegang pohonnya Jake, disana ada jebakan," ucap Sunghoon yang mengingatkan Jake yang posisinya berjarak 5 meter darinya.

Jake yang mau bersandar ke pohon langsung menjauh setelah dibilangin oleh Sunghoon tadi.

Dia melihat kearah pohon di belakangnya dan benar ada sebuah jebakan yang terpasang disana.

Jake mengambil salah satu ranting pohon yang ada dibawahnya dan mengarahkannya ke jebakan di pohon.

Saat itu Jake langsung mundur, ranting pohon itu langsung terpotong langsung membuat Jake merinding.

Jika dia berada disana mungkin dirinya sudah terpotong-potong.

Akhirnya Jake lanjut berjalan menyusul yang lainnya.

Sunghoon saja sudah berjalan jauh sekali darinya, tapi bukan berarti Jake di belakang.

Masih banyak anak cewek ataupun anak kelasnya yang terluka karena jebakan.

Jika tidak diobati bisa saja bukan luka tersebut malah akan menjadi terinfeksi, namun pembuat game sepertinya tidak peduli dan memang merencanakan hal itu.

Kakinya berjalan menginjak beberapa ranting dan langit mulai mengelap, dia menatap jam tangannya sudah jam 5 sore pantas saja.

Jake menghela nafasnya dia rasanya mau makan aja gak nafsu apalagi saat melihat barang-barang yang jatuh dari pohon, semacam boneka yang berdarah, tangan, kaki, dan terakhir Jake menahan mulutnya agar tidak teriak.

Ada sebuah kepala manusia di hadapannya saat ini, Jake berjalan dengan cepat karena takut, tambah tidak nafsu makan dia.

Sunghoon mah masih santai aja, sepertinya dia akan selamat dalam waktu satu atau dua hari saja.

Jay? Dia posisinya ada di sebelah kanan mereka, Jake dan Sunghoon tidak melihat cowok itu sama sekali, sepertinya tidak mungkin semudah itu juga untuk mati.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Jake saat melihat cewek yang berjalan dengan tatapan kosong di dekatnya itu.

Bahkan dia gak peduli jika ada jebakan yang baru saja mengenai kakinya, Jake bisa melihat jika tangan cewek itu juga terluka.

"Hei, apa yang kamu lakukan?"

Jake mau mencegah namun cewek tersebut malah berlarian ke depan dan Jake menahan mulutnya agar tidak muntah ketika tubuh anak cewek kelasnya itu terpotong oleh benang tajam yang bahkan hampir tidak terlihat itu.

Handphonenya langsung mengeluarkan notif.

19/40 Yeein died.

Jake yang melihat itu cuma diam lalu ada anak cowok kelasnya yang lewat.

"Oh dia mati? Wajar sih, dia saja menjatuhkan handphonenya sampai rusak, makanya dia seperti tanpa jiwa."

Akhirnya Jake mengerti kenapa cewek ini tadi tatapannya kosong sekali, karena memang mau mendapatkan hukuman.

"Maaf, tapi kamu bodoh," ucap Jake sambil berjalan pergi dari sana sambil menoleh kearah lain dan tentu saja dia masih harus memperhatikan jalanannya agar tidak terkena jebakan yang dibuat oleh pembuat game yang bisa membuatnya celaka.

Tbc.

Akhirnya nih book update juga, hehehe.

Dahlah, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.





















Salam,





Anaknya Taekook.

Darkness -sungjake✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz