26. Hubungan Abu-abu

6.9K 834 43
                                    

KEJUTAN di-follow Gia ternyata cuma permulaan aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

KEJUTAN di-follow Gia ternyata cuma permulaan aja. Kejutan lain datang di Jumat sore, beberapa hari kemudian. Gia muncul di Ester Beauty House langganan gue, persis di depan mata gue dan dia menyapa dengan santai. Mata gue hampir melompat keluar saking kagetnya. Tapi yang selanjutnya yang terjadi justru membuat gue dan Gia makin akrab. Kami ngobrol setelah treatment. Membicarakan barrier skin, skin problem dan skincare apa yang cocok dan enggak buat satu sama lain.

Gue pikir mendekati keluarga Gideon adalah yang tersulit, apalagi Gia. Tampilan dan kesan yang muncul di kepala gue soal dia adalah perempuan yang serius, susah diajak bicara, dan nggak bakal akrab sama gue. Tapi ternyata itu semua nggak benar. Gia orang yang friendly, cerdas dan berpikiran terbuka. Terlihat bahwa dia nggak sama sekali berpura-pura atau menyinggung soal kelakuan gue. Bukan berarti gue bangga, tapi gue cukup bersyukur karena ternyata masih ada orang yang nggak memandang gue negatif seperti dia. Dan ya, hal itu sekali lagi membuktikan bahwa gue memang payah menilai orang.

"Gideon tuh aslinya emang manja banget. Ya di luar sih emang kelihatan garang, susah dideketin dan maskulin, ya kan? Tapi kalo di rumah tetep aja jadi anak bontot kesayangan."

Gue tertawa dan berakhir tersedak potongan sushi mendengar kelakar Gia. Pertemuan di klinik kecantikan itu membawa kami di salah satu meja Restoran Jepang.

"Iya bener, Kak. Gue pikir dia tuh resek dan nyebelin doang. Tapi ternyata aslinya manja banget."

Gia tersenyum penuh arti. "Tapi Gideon begitu cuma sama orang yang bener-bener deket dia sih, kayak keluarganya."

Gue balas tersenyum, agak salah tingkah sebenarnya.

Percakapan kami terus mengalir, nggak berhenti di satu topik doang. Kayaknya gue bisa banget bacotin satu dunia sama Gia. Dari segala macam obrolan, satu pertanyaan yang sudah terselip di otak gue seperti menuntun untuk segera menemukan jawaban. Saat suasana mulai tenang, gue memutuskan bertanya soal siapa El.

"El? Elisa?" Gia terkejut. "Gideon cerita soal Elisa ya?"

Oh, El itu Elisa rupanya.

"Enggak cerita langsung sih, aku cuma pernah liat fotonya di ponsel Gideon dan dia bilang itu El tapi nggak cerita setelah itu." Karang gue. Nggak mungkin banget gue bilang gue tahu El dari hasil stalking akunnya.

Walau terlihat ingin menyembunyikan perasaannya, Gia tetap berusaha ceria. Tapi gue merasakan ada kesedihan di raut wajahnya.

"El itu sahabat Gideon dari masih kecil. Mereka deket dan akrab banget." Gia tersenyum. Pikirannya seolah melambung ke masa lalu. "Tapi dua tahun lalu, El meninggal, tenggelam di pantai."

Tubuh gue mematung. Meninggal karena tenggelam? Apa itu artinya...waktu di Karimunjawa Gi—

"Padahal dia anaknya baik banget. Setahuku dia dan Gideon tetap kontekan walau El kuliah di Jerman sementara Gideon belajar bikin kopi sampai ke Vietnam. Sayang banget dia nggak berumur panjang."

Sweet Escape [SELESAI]Where stories live. Discover now