🌻Tujuh belas🌻

55 13 24
                                    

Boleh minta vote+komennya gak? Kalo gak dua-duanya satu aja gak papa kok. Vote apa komen pun jadi:'

🌺🌺🌺 

Malam pun tiba. Sesuai dengan tantangan dari Arga yang di ucapkan oleh Raka, kini anggota inti geng Zervanos pun sudah berkumpul di jalan anggrek. Dan jua geng Malvori pun sudah ada di sana. Di jalan anggrek, sudah di padati oleh orang-orang yang ingin menyaksikan balapan antara Saturnus dan juga Arga.

"Lo kali ini pasti kalah!" ucap Arga sombong.

Saturnus tersenyum miring, "kita liat nanti." ucapnya.

Suara gerungan motor pun saling bersahutan. Dan hitungan ketiga dari perempuan yang berpenampilan seksi menjatuhkan layer-nya. Dan di artikan, bahwa balapan pun dimulai!

"Semangat Sat, lo harus menang!!" teriak Galang sangat heboh, sementara Saturnus sudah melajukan motornya sangat jauh.

Dan di tempat itu, semua para penonton teriak untuk memberikan support kepada mereka berdua. Ada yang teriak nama Saturnus, dan ada juga yang teriak nama Arga.

Saturnus melajukan motornya dengan kecepatan yang tak main-main, begitu juga dengan Arga.
Pandangan Saturnus terus ke depan, ia tak mau sampai kecolongan. Dan Arga, cowok itu berusaha menendang motor Saturnus agar jatuh. Tapi Saturnus masih bisa mengendalikan motornya.

Saturnus tersenyum miring dibalik helm yang ia pakai. Tak tanggung-tanggung, cowok itu langsung menambahkan laju motornya. Sehingga Arga tertinggal cukup jauh.

Tak lama kemudian, Saturnus akhirnya sampai di titik garis finish. Dan disusul oleh Arga.

"Yey! Saturnus menang!" teriak teman-temannya dan para penggemar Saturnus sangat heboh.

Saturnus membuka helmnya, dan tersenyum remeh.

"Ck, kalah lagi kan lo?" ucap Saturnus. 

"Udah kalah, jangan sok sok-an nantang-in geng Zervanos balapan!" sahut Raden.

"Mana duitnya!?"

Arga langsung melempar amplop berwarna coklat itu ke arah Saturnus. Dan cowok itu menerimanya, Saturnus mencium amplop itu.

"Thanks, lain kali kalo udah kalah gak usah sok sok-an nantang-in balapan!" ceplos Saturnus.

"Ayo Sat, kita rayakan kemenangan ini di markas." ucap Raka sangat senang.

"Ayo!"

Saturnus dan teman-temannya pun meninggalkan tempat itu. Sementara Arga, cowok itu mengepalkan tangannya.

"Awas aja lo sat! Gue akan kasih lo pelajaran!" ucapnya.


🌺🌺🌺

Kini Saturnus dan yang lainnya sudah berada di markas geng mereka. Markas itu terlihat sangat rapih dan juga bersih.

Tiba-tiba saja seorang laki-laki paruhbaya mendobrak pintu markas geng Zervanos.

Brak.

Kelima cowok itu pun kaget.

"Saturnus!"

"Papa. Papa ngapain di sini!?" tanya Saturnus.

"Kamu balapan lagi Sat!? Jawab!?"

Saturnus menghela napas gusar.

"Iya, Saturnus balapan lagi!" jawab Saturnus sedikit membentak.

Bara menggeleng pelan. "Mau jadi apa kamu ini Sat!? Mau jadi berandalan!? Iya!?"

Raden, Raka, Galang, dan juga Alvian hanya terdiam. Mereka tak bisa berbuat apa-apa jika Saturnus di ceramahi oleh Papa nya.

"Papa kenapa sih, Papa selalu ikut campur! Saturnus udah dewasa Pa! Saturnus bisa jaga diri kok." balas Saturnus.

"Jelas Papa ikut campur, karena kamu masih tanggungan Papa Saturnus!" bentak Bara. "Papa ini ingin yang terbaik buat kamu, Papa ingin kamu itu berubah! Bukannya malah balapan gak jelas!" lanjutnya.

"Itu hobi Saturnus Pa! Dan Papa gak boleh larang larang Saturnus!" sahut Saturnus penuh emosi.

"Itu bukan hobi namanya Saturnus!"

"Terserah Papa! Saturnus muak dengar ceramah dari Papa." ucap Saturnus, cowok itu pun melangkahkan kakinya keluar. Saturnus melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Astagfirullah, Saturnus. Mau jadi apa kamu nak." cicit Bara sambil mengelus dadanya.

Raden mendekati Bara. "Om, maafin kita ya. Saturnus balapan karena kita juga," ucap Raden.

"Iya Om, maafin kita ya." sambung Raka.

"Ini bukan sepenuhnya salah kalian. Mungkin karena Om yang salah mendidik Saturnus." balas Bara.

"Om jangan pernah merasa gagal mendidik Saturnus." sahut Alvian.

"Benar kata Alvian Om. Om jangan merasa gagal mendidik Saturnus, Om harus tetap terus berusaha." tutur Galang.

"Terimakasih ya, kalian sudah mau berteman sekaligus menjaga Saturnus."

"Itu udah tugas kita Om, sebagai teman harus saling menjaga." jawab Raden.

"Ya sudah, saya permisi dulu."

"Hati-hati Om!"

Bara pergi dari markas geng Zervanos. Sementara Saturnus, cowok itu masih menelusuri jalanan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dirinya merasa sangat emosi, karena Papanya selalu mengekangnya.

Tiba-tiba seorang gadis menyebrang tanpa melihat kanan dan kirinya. Sontak, Saturnus kaget. Cowok itu langsung memencet klakson motornya dan menginjak rem.

Tinnnnnnnnnnnnnnn.

Gadis itu menoleh. "AAAAAAAAAAA!!!!!!" teriaknya histeris.

Citttttttt.

Suara decitan rem belakang itu. Syukur, gadis itu tak tertabrak. Saturnus membuka helmnya, ia turun dari motornya lalu menghampiri gadis itu.

"Lo kalo mau nyebrang pake mata lo bangsat!" pekik Saturnus dengan nada emosinya. "Kalo lo ketabrak gimana!? Bisa ribet urusannya!" lanjutnya mengomel.

"Ini juga salah lo ya! Kenapa lo naik motor kaya kesetanan!?" sahut Rara. Ya, gadis yang hampir ketabrak itu adalah Rara. "Lo pikir ini jalanan punya nenek moyang lo apa!? Jadi lo bisa seenaknya kebut-kebutan!" lanjutnya.

"Banyak bacot lo!" ucap Saturnus, ia pun kembali ke motornya. "Awas, gue mau lewat!"

Gadis itu menghela napas panjang, Rara pun minggir, memberikan jalan untuk Saturnus. Dan cowok itu pun langsung melajukan motornya kembali dengan kecepatan tinggi.

"Kesambet setan jalanan mungkin ya! Makanya marah-marah. Udah salah gak mau di salah-in lagi!" gerutu Rara. "Kemarin-kemarin baik, eh sekarang kaya kerasukan jin!" lanjutnya menggerutu.


“Sikap mu membuatku bingung. Kemarin-kemarin kamu menunjukan sikap baikmu kepada ku. Dan sekarang? Kamu malah menunjukkan sikap aslimu, yang seperti kerasukan jin!”

—Rara Wulandari—

🌺🌺🌺

Saturnus [Baru Menetas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang