🌻Lima belas🌻

66 14 39
                                    

Huaaaa!!!!! Akhirnya tembus 1k😭. Cuma mau ngucapin, makasih ya buat kalian yang selalu setia meramaikan cerita ini❤️

Maaf jika author terlalu lebayyyyy:v
Bagi author tembus sampai 1k sangat menyenangkan:)

Thanks for reading!!!!

🌺🌺🌺

Gadis itu saat ini sedang mengurungkan dirinya di dalam kamar. Rara tak mau meninggalkan kamarnya hanya hal sepele. Bahkan, di kamar gadis itu sudah ada makanan dan minuman yang ia bawa dari dapur.

Rara sedang menonton sebuah film, dengan mulutnya yang tak mau berhenti mengunyah makanan yang ada.  Sangat asik menonton, ada suara notif yang masuk pun Rara abaikan. Bagi Rara itu tidak penting!

Beberapa kali suara notif itu terus berbunyi, dan gadis itu masih saja mengabaikannya.

Drettt... Drettt... Drettt... Drettt...

Ponsel gadis itu bergetar. Rara pun melihat kearah ponsel yang ada disampingnya. Dan lagi-lagi nomor tak dikenal menelpon gadis itu. Rasanya malas sekali Rara menerima telepon itu. Tapi ponselnya gadis itu terus saja bergetar, dan itu sangat menggangu Rara yang sedang asik menonton sebuah film.  Ia pun langsung menerima telepon itu.

"Lo siapa sih!? Beraninya lo ganggu ketenangan gue!?" ucap Rara dengan nada ngegas dan tanpa mengucapkan salam, maupun halo terlebih dahulu.

"Eh curut! Kalo ada orang nelpon ucapin kata halo dulu kek. Apa salam, asal marah-marah aja lo!"

Ternyata orang yang menelpon gadis itu adalah si BangSat. Tidak bisa apa dirinya mengganggu Rara sehari saja?

"Lo ngapain sih nelpon gue!? Gak penting banget."

"Gak boleh gitu sama calon imam."

"Saturnus, kalo halu itu gak usah tinggi tinggi! Ntar jatuh sakit lo,"

"Nyenyenyenye. Oh ya, lo di rumah sendirian ya? Awas ada cewek pake baju putih, terus rambutnya di urai. Lalu ketawa hihihihihihi." cibir Saturnus yang menakut-nakuti gadis itu.

Rara menelan Saliva-nya dalam-dalam. Kini bulu kuduknya berdiri.

"Sat, lo kalo nelpon cuma mau nakut-nakutin gue mendingan gak usah nelpon!"

"Di samping lo ada apa tuh Ra."

Rara pun menengok ke kanan dan kirinya. Saturnus benar-benar membuat gadis itu merasa ketakutan. Tubuh Rara pun sudah mulai gemetaran. Rasa takut kini sudah menghantuinya, ini semua gara-gara si BangSat!

"Sat, lo gak usah nakut-nakutin gue anjir!"

"Hayo lo, mulai takut kan lo?"

"Bangsat lo mah!"

Tut... Tut...

Rara memutuskan panggilan itu. Keringat dingin mulai keluar dari tubuh gadis itu. Ia menahan rasa takutnya. Rara pun menengok ke arah jendela kamarnya. Dan sekarang bibirnya ber-gemetar, tubuh pun sama.

"Se-setan!!!!!" teriak Rara yang melihat sebuah mahkluk yang berdiri di depan jendela.

Rara tak kabur, hanya saja ia langsung membuka jendelanya sangat kuat sehingga makhluk itu pun terbentur sangat cukup kuat.

Dugh.

"Anjir!!!" teriak kesakitan makhluk itu.

Eh, sebentar. Jika memang benar itu makhluk halus, maka tidak bisa terbentur jendela bukan? Dan jika memang itu makhluk halus, tidak bisa merasakan kesakitan? Tapi ini?...

Saturnus [Baru Menetas]Where stories live. Discover now