8: Oh, Suami?

916 159 11
                                    

Chenle tidak percaya dia benar-benar melakukan ini, tapi dia sedang melangkah di kantor Jisung. Di depannya, sekretaris Jisung menuntunnya untuk pergi ke ruang Jisung. Chenle rasa Jisung tahu dengan pasti bahwa dia akan datang, sekretaris Jisung sudah berada di lobi ketika Chenle datang, berdiri dengan sabar dan menyambutnya ramah.

"Selamat datang, Chenle-ssi."

Jisung berdiri di tengah ruang kerjanya yang luas, merentangkan tangannya dan tersenyum lebar kepada Chenle. Mata Chenle mengedar ke sekitar dan terpaku sesaat pada meja yang dipenuhi makanan.

"Silakan duduk, anggap rumah sendiri." Jisung memberikan tanda kepada sekretarisnya untuk keluar.

Chenle memandang Jisung yang duduk terlebih dahulu sebelum duduk di seberang pria tersebut. Mata Chenle menyapu seluruh makanan yang tersaji di atas meja. Hidangannya didominasi oleh kue dan camilan manis, sepertinya ada seseorang yang membocorkan kesukaannya kepada Park Jisung.

"Renjun Hyung, hm?"

Jisung menunjukkan wajah polos kepada Chenle, tapi Chenle tidak menerimanya, dia tetap memandang Jisung dengan datar. Jisung pun terkekeh dan bertepuk tangan. "Benar. Kumohon jangan marah kepadanya, aku memaksanya. Oh ya, Renjun Hyung tidak bersamamu?"

Dahi Chenle berkerut. "Hyung?"

Jisung mengangguk. "Aku berkenalan dengannya. Tenang, aku tidak akan merebutnya."

Chenle menyandarkan tubuhnya, berusaha untuk membuat dirinya sendiri nyaman. "Jadi, apa?"

Jisung menggeleng. "Kita makan terlebih dahulu, kemudian akan kujawab sembari makan. Bon appétit, Chenle-ssi."

Chenle memilih untuk mengambil minuman dan menenggaknya. "Dari bagaimana kau menyiapkan semua ini, kau sudah yakin aku akan datang kemarin."

Jisung tersenyum seraya mengangguk. "Ya, bisa dibilang aku memiliki indera keenam." Pria itu mengedipkan sebelah matanya.

Chenle memutar bola matanya. "Tentu."

Jisung terkekeh. "Seperti biasa, aku menyukai reaksimu, Chenle-ssi." Pria itu mengacungkan ibu jarinya.

"Aku tidak ingin berbasa-basi sebenarnya, tapi aku bisa berharap apa darimu?"

Jisung menepuk dada kirinya. "Itu tidak menyakitkan, tapi tetap menyinggung."

Chenle hanya mengendikkan bahunya.

"Aku terkejut ketika Renjun Hyung bilang kau menyukai makanan manis."

"Karena wajahku pahit untuk dilihat?" Chenle membalas cepat.

Jisung menggeleng tegas. "Siapa yang bilang begitu? Sama sekali tidak. Chenle-ssi mengingatkanku pada es krim mint."

Chenle terkekeh ringan. "Ini pertama kalinya aku benar-benar ingin berterima kasih kepadamu, Jisung-ssi."

"Oh? Aku tersanjung. Terima kasih, Chenle-ssi." Tangan Jisung menyentuh dadanya sendiri dan sedikit membungkuk kepada Chenle. "Ah, jika ada yang berkata bahwa kau jelek atau semacamnya, beri tahu aku. Akan kuberi pelajaran."

Chenle menatap Jisung. Pria itu tampak sedang bercanda, tapi Chenle bisa merasakan ketulusannya. Ini menarik.

"Oh, aku tidak yakin apakah kau bisa menghajar mereka dengan tubuh rampingmu, tapi baiklah."

"Eii, Chenle-ssi. Tubuhku terlihat ramping dalam balutan setelan, tapi kau belum melihat apa yang ada di balik setelan ini." Jisung berbicara penuh percaya diri.

Ran [JiChen | ChenJi] ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum