7: Apa Yang Harus Dilakukan Dengan Ayah?

823 161 3
                                    

Chenle melukiskan senyum tipisnya kepada Tuan Besar Park atau ayah Jisung ketika pria paruh baya itu mendekatinya. "Sayang sekali pertemuan kita hari ini berakhir di sini, Chenle-ssi."

"Ada lain waktu, Park Hoejang." Chenle merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponselnya yang bergetar, dia meliriknya sesaat sebelum kembali menatap ayah Jisung. "Saya rasa saya harus pergi lebih dahulu."

"Tentu, tentu, hati-hati di jalan."

Chenle melangkah dengan cepat dengan Renjun yang mengekor.

"Ada apa?"

"Batalkan jadwalku setelah ini. Ayahku meminta untuk bertemu. Ah, semua yang harus kulihat kirim saja ke rumahku, aku tidak akan ke kantor setelah ini."

Renjun mempercepat langkahnya agar bisa berjalan tepat di samping Chenle. "Apa kau akan baik-baik saja?"

Chenle melirik Renjun datar. "Jangan terus menanyakan hal yang sama setiap kali aku bertemu ayahku, Hyung."

"Yak, wajar jika aku khawatir."

"Tidak perlu khawatir, aku tidak selembek spons." Chenle membuka pintu mobil dan masuk. Dia terperanjat begitu mendapati seseorang duduk di sisi lain, sementara yang menyebabkan keterkejutan hanya menoleh.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sini, Jisung-ssi?"

Jisung yang duduk di sebelah Chenle tersenyum lebar. "Kau hanya berbincang dengan ayahku saja tadi, aku mencuri waktu agar bisa berbincang denganmu. Aku meminjam kunci mobilmu dari Kang Ahjussi."

Chenle menghela nafasnya. "Keluar."

Jisung menggeleng. "Tidak mau. Aku akan mengikutimu untuk hari ini."

"Kau—"

"Aku sengaja menyelesaikan yang bisa kuselesaikan tadi pagi dan menunda yang bisa dikerjakan nanti." Jisung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Kau tidak bisa menggunakan pekerjaan untuk mengusirku. Aku akan melakukan apa yang kuinginkan bahkan jika pekerjaanku menumpuk."

Chenle mengalihkan pandangannya ke luar. "Baiklah, terserah padamu."

"Tenang, aku akan turun ketika aku sudah puas."

Chenle tidak membalas. "Ahjussi, jalan."

Keadaan hening, tapi Chenle lebih tahu dari siapa pun bahwa ini hanya untuk beberapa saat.

"Jadi, kau tampak terburu-buru. Apa ada sesuatu yang genting?"

Lihat?

Chenle melirik Jisung sekilas. "Bukan urusanmu."

"Kau tampak seperti seorang istri yang sedang bergegas untuk menangkap basah suaminya berselingkuh."

Chenle menoleh dengan cepat, merasa terkejut atas perkataan Jisung. Matanya menatap Jisung begitu tajam. "Apa yang kau katakan?"

"Hanya bercanda, hanya bercanda." Jisung terkekeh seraya mengibaskan tangannya. Chenle mencondongkan dirinya ke arah Jisung. "Kau..." dia menggeram pelan.

"Apa?" Jisung bertanya dengan santai.

Chenle mendengus pelan sebelum memalingkan wajahnya dan kembali ke tempatnya.

"Wow, kupikir kau akan memukulku. Whew."

"Kapan kau akan puas? Di mana kau ingin turun?"

Jisung menyilangkan kakinya. "Kau belum menjawab. Apa ada urusan genting?"

"Apa kau tahu apa itu urusan pribadi?"

Jisung menjentikkan jarinya. "Kenapa tidak bilang sedari tadi? Kupikir itu adalah masalah yang bisa kubantu."

Ran [JiChen | ChenJi] ✓Where stories live. Discover now