Jacqueline P27

130 39 2
                                    

Saat ini Quel sedang dalam perjalanan menuju kantor polisi. Sebelum itu Quel menitipkan Jazlyn pada Tesa, untungnya Tesa bersedia, jadi hari ini Jazlyn dan Chris sedang bersama Tesa pergi ke Bandung. Dan Maureen mendapat pesan dari Quel, untuk tidak langsung pulang kerumah saat pulang sekolah, Quel menyarankan agar Maureen main kerumah temannya terlebih dahulu sebelum Quel menjemputnya.

Quel ke kantor polisi karna Quel ingat, waktu itu Revan sempat bilang kalau ia tidak korupsi di kantor nya, ia hanya di jebak oleh seseorang. Namun sayangnya perkataan Revan terpotong waktu itu, karna Quel mengira dia hanya mengelak.

Polisi memberi izin pada Quel untuk membesuk Revan. Revan sempat tidak ingin menemui Quel, namun Quel memohon pada polisi agar membujuk Revan supaya ia mau menemui Quel. Akhirnya Revan terbujuk.

“Ada apa kamu menemui saya? Masih mau menuduh saya?” ucap Revan sangat dingin.

“Tenang, disini saya akan membebaskan kamu. Asal kamu mau jujur sama saya, mengenai siapa yang menjebak kamu”

“Oke, kalau begitu. Yang menjebak saya adalah pak Max,”

“Kenapa Max menjebak kamu? Coba tolong kamu jelaskan lebih detail”

“Jadi waktu itu saya memergoki pak Max sedang memutuskan kabel rem mobil Floren, Floren pasti gaakan percaya kalau saya mengadukan itu semua tanpa bukti. Jadi, saya rekam apa yang dilakukan pak Max, namun sialnya pak Max sadar kalau saya merekamnya. Dia mengancam akan membunuh saya dan istri saya yang sedang hamil, kalau saya mengadukan itu semua. Saya ga punya pilihan lain selain menuruti kemauannya. Dari situlah saya kerja sama dengannya”

“Terus?”

“Saya di perintah oleh pak Max untuk mengambil sertifikat tanah perusahaan kamu, tapi saat saya sedang mencarinya di ruang pak Jeff, Floren memergoki saya, tapi saya pakai alasan kalau saya ingin mengambil berkas untuk persentasi. Walaupun begitu, saya berpikir kalau saya tetap mengambil sertifikat itu, dan pak Jeff sadar kalau sertifikat itu hilang. Pasti Floren akan bilang kalau saya lah yang mengambilnya. Jadi saya keluar dari ruangan tanpa membawa apapun”

“Iya, Floren sempat cerita ke saya kalau dia curiga sama kamu. Yasudah teruskan”

“Pak Max marah karna saya gak berhasil mengambil sertifikat itu, dia dan Eve membunuh istri saya yang sedang hamil dengan menyekapnya dan menenggelamkannya di tengah laut. Disitu saya gak bisa menyelamatkan istri saya, karna saya gak tau kalau istri saya dibawa pergi sama mereka. Saya sempat heran kenapa sudah tiga hari istri saya tidak pulang, saya teringat ancaman pak Max waktu itu. Setelah saya desak akhirnya mereka mengaku dan saya mengancam akan melaporkan pak Max ke kantor polisi dengan bukti yang waktu itu saya rekam, tapi dia malah membanting handpone saya sampai rusak. Dan mengatakan kalau polisi tidak akan percaya begitu saja dengan kata-kata saya”

“Kalau soal Maureen?”

“Soal Mureen saya tidak berbohong, itu benar saya hanya di tipu. Dan ini semua akal-akalan pak Max supaya Floren semakin curiga dengan saya, saya ga bilang kalau itu perbuatan pak Max karna saya aja ga bisa membela diri saya sendiri di depan Floren bagaimana Floren bisa percaya kalau saya langsung menuduh pak Max”

“Okey, sekarang tentang korupsi itu”

“Saya langsung membawa handpone saya waktu itu ke tukang sevice. Untungnya handpone saya bisa di perbaiki dalam seminggu dan data-datanya tidak ada yang hilang. Niatnya sepulang kerja saya mau melaporkan pak Max, dengan video yang ada di handpone saya, tapi sebelum pulang pak Max menyuruh saya untuk mengambil uang perusahaan sebesar dua miliyar dengan alasan kalau uang itu untuk merenovasi kantor. Disitu saya di percaya untuk memegang uang itu dan mencari tukang renovasi terbaik, setelah mengambil uang itu saya pulang. Saya gak tau kalau saya sedang dijebak, karna saya tau saat itu kantor memang butuh di renovasi. Paginya, saat saya berangkat ke kantor, polisi langsung menangkap saya dengan bukti-bukti yang diberikan pak Max. Saya gatau bukti-bukti apa yang membuat polisi begitu percaya kalau sayalah pelakunya”

“Memangnya Max tau kalau handpone kamu sudah benar?”

“Dia menghampiri saya berapa hari yang lalu dan dia bilang kalau dia menyuruh anak buahnya untuk mengawasi saya. Makanya dia tau”

"Okey, sudah. Jadi disini pelakunya adalah Max dan Eve. Lalu kenapa mereka berniat buat menghancurkan saya dan keluarga saya?"

"Kalo soal itu saya gak tau Quel,"

Begitulah penjelasan Revan, akhirnya semua terungkap.

Setelah Quel mencabut tuntutan Revan, Quel meminta Revan untuk tidak pulang kerumahnya dulu. Jangan sampai Max tau kalau Revan sudah dibebaskan, jadi Revan untuk sementara tinggal dirumah anak buah Quel dulu.

Jacqueline Serenity [TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora