"Mhm, apa tuh, Nok?"

"Lo dulu... bisa ngerasa lo beneran suka sama dia tuh, gimana?"

Bayu mengernyitkan keningnya, berusaha mengingat.

"Waktu dia.. anu sih, yang kata Jayen dia dideketin sama Kahima itu. Eh, Kahima atau anak politik ya? Gue lupa."

"Ya itu, pokoknya gue merasa kehilangan dia gitu aja, Nok. Kaya... ngerasa was-was? Takut dia beneran jadian. Gue sama dia kan dulu kemana-mana bareng, ya kaya temen biasa, kaya gue sama lo. Cuman waktu gue denger Jayen bilang begitu, gue langsung kaya takut."

Ino menginterupsi, "Bentar, itu dia yang abis confess ke lo kan?

Bayu mengangguk, "Iya. Tapi dia confessnya biasa aja, bukan yang kaya di anime-anime gitu yang menye pipinya blushing begitu, malu-malu.. kaga, bukan begitu. Toh juga masih temenan biasa."

"Terus ya udah... gue bertanya-tanya kan tuh. Mikir tuh gue yang gue galau pas gue yang ada project shortmovie itu, Nok. Kaya 'lah dia baru confess ke gue masa udah mau jadian'. Gue mempertanyakan ketulusan perasaan dia, Nok. Ya logika aja deh masa baru confess langsung jadian sama beda orang. Kan lucu, kaya orang thirsty aja."

Bayu berujar panjang lebar.

"Bener sih. Tapi itu ujungnya dia kan nggak jadian, Bay. Dia nolak itu orang karena bilang masih belum ada niatan move on."

Anggukan kepala dilakukan oleh Bayu, "He'eh. Dari situ gue perlahan-lahan sadar, kalau perasaan dia ke gue bukan main-main. Tanpa dia bilang secara eksplisit ke gue, tapi lebih ke tindakan."

"Jadi ya.. gitu. Gue, merasa kalau dia sedalam itu sayang ke gue."

Bibir Ino membulat, 'oh' sebagai respon atas jawaban Bayu.

"Lo sendiri... sama si siapa tuh? Yang temennya Begundal? Itu gimana?"

Kini Ino tidak bisa menganggukkan kepalanya, ia hanya mengendikkan bahu. Tidak tahu.

"Ya nggak gimana-gimana? Mau gimana emang?"

Bayu bangun dari rebahnya. Ia duduk, sembari tangannya terulur membelai Soonie yang mulai tertidur di atas pangkuan Ino.

"Kemaren kan dia jengukin Bokap lo? Terus lo bilang kalau si Begundal cerita ke lo kalau si Lia masih demen ama lo, kan?"

Ino menganggukkan kepalanya, "Terus?"

Bayu berdecak, kesal dengan Ino yang tidak ahli dalam permasalahan seperti ini.

"Ya... lo nggak mau coba deketin?"

Bayu meralat, "Nggak deh, jangan deketin. Mending gue tanya ke lo, menurut lo dia masih suka sama lo, nggak? Menurut lo aja, jangan jawab nggak tau. Iya atau nggak?"

Ino menggumam, ia diam berpikir.

"Kayanya, iya."

"Terus, menurut lo dia tulus nggak sayang ke lo? Lo kan tau dia suka sama lo dari jaman lo langganan jackpot sampai sekarang. Dia juga nggak agresif ke lo, atau kaya cewek-cewek thirsty nan ngebet."

"Kayanya, iya tulus."

"Lo, deg-degan nggak kalau ngobrol sama dia? Atau ada perasaan aneh yang nggak lo paham itu perasaan apaan tiap lagi ama dia?"

Kening Ino mengkerut, kepalanya refleks sedikit miring karena berpikir. Sepertinya.. tidak? Ia tidak merasakan perasaan apapun seperti dulu saat ia menyukai sang mantan. Saat melihat Lia berboncengan dengan Ben pun-agaknya itu tidak bisa disebut sebagai perasaan cemburu.

"Kayanya, enggak? Biasa aja."

Bayu mengernyitkan dahinya, lantas menghela nafasnya persekon selanjutnya.

"Ya udah, berarti lo nggak naksir. Atau bisa aja belom sadar."

"Pantes cewek gue bilang lo si hangat yang dingin. Susah bikin lo suka dalam konteks asmara."

"Apaan hangat yang dingin? Kaya dispenser aja."

Bayu tertawa, memang benar seperti dispenser. Ino adalah manusia yang hangat─dalam artian, baik dan ramah dengan orang lain. Namun untuk meluluhkan hatinya dalam konteks romansa sangatlah susah. Harus mampu menyingkirkan kasih sayang tak terhingga pada kedua orang tua dan tiga kucingnya.

Ino, hangat dalam artian sangat perhatian, namun juga tidak terlalu ingin mengurusi orang lain yang kadang membuatnya terlihat apatis.

Dirinya kontradiktif, sang hangat dan juga dingin.

Entahlah, tidak ada yang bisa memahami Ino selain dirinya sendiri.

"Ya udah. Jangan sampai lo merasakan kecentok kaya gue, Nok. Harus dibikin dia ilang dulu baru nyadar."

"Nggak lah, Bay. Doa lo jelek, amat."

"Ya, realita?"

"Nggak lah. Semoga aja enggak."

Ya semoga, semoga tidak begitu.

Semoga tidak ada perasaan seperti itu dalam hati Ino kepada Lia, atau permasalahan dia salah tafsir akan gemuruh rasanya sendiri.

Ya, semoga.

***

AMOR TAKSA [Leeknow x Lia]Where stories live. Discover now