Limabelas

218 55 6
                                    

Ino mengangguk-anggukkan kepalanya, sebagai respon atas cerita yang sedang dilantunkan oleh Bayu. Punggungnya bersandar pada dinding, sedang tangannya lembut membelai tubuh Soonie yang sedang bertengger di pangkuannya.

Bayu, lagi-lagi pria itu memiliki masalah dengan perempuannya. Perempuan berstatus-ralat, perempuan yang belum mendapatkan status dari Bayu karena selama ini hanya sebatas hubungan tanpa status tapi sudah berkelakuan layaknya seorang pasangan.

"Gue juga bingung, Nok. Jujur gue cemburu lah lihat dia jalan sama orang. Cuman.. gimana ya. Gue nggak bisa kalau kasih status, atau terikat. Karena lo tau sendiri, gue masih sibuk sama perkara gue."

Ino mengangguk-anggukkan kepalanya. Ibu jarinya mengusap tengah dahi Soonie yang sudah terlihat mengantuk.

"Di sisi lain, gue nggak mau kehilangan dia..."

"Gue ngerasa, dia sayang gue banget, Nok. Gue belum pernah dicintai seseorang sedalam itu."

"Bener-bener sedalam itu."

Ino lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya. Ia tahu itu. Perempuan yang dekat dengan Bayu memang sedalam itu mencintai Bayu. Ino yang tidak dicintai saja tahu bagaimana lapang dan luas amor yang diberikan oleh sang puan terhadap Bayu.

"Dia.. dia mana pernah nanyain hubungan ini ke gue, Nok. Nggak pernah. Dia nggak mengharap status. Mengharap gue bales perasaan dia aja enggak, apalagi status."

"Yang dia tau cuma, dia sayang sama gue. Tulus enggaknya, biar gue sendiri yang ngerasain."

Ino menggangguk-anggukkan kepalanya lagi, "Iya, Bay. Gue tau. Lo bilang itu terus."

Tiap kali Bayu menceritakan tentang perempuannya, hal itu yang selalu disebut. Permasalahannya pun selalu sama: tentang kegundahan akan perbuatan Bayu.

Bayu kebingungan dan uring-uringan karena ambiguitas yang diciptakannya sendiri.

"Ya udah, terus sekarang lo mau gimana?" tanya dilontarkan oleh Ino kepada rekannya yang kini berbaring menatap langit-langit teras rumah Ino. Sedang yang ditanya, hanya mengendikkan bahunya. Tidak tahu.

Ino menghela nafas pelan. Ujungnya selalu begitu.

Kemudian, keduanya hening. Tidak ada suara yang terucap dari mulut masing-masing.

Bila boleh jujur, pertanyaan dan permasalahan Bayu dengan perempuannya adalah masalah yang juga dilalui oleh Ino. Namun perbedaannya, Ino tidak menjalin 'hubungan tanpa status' dengan sang puan yang mengagumi dirinya.

Siapa lagi kalau bukan Lia?

Amalia Nariswari.

Perempuan yang dua tahun lebih muda dari Ino, yang sudah menyukainya sedari bangku SMA. Ia mengetahui hal itu sedari awal. Celotehan candaan Begundal yang dilontarkan tiap kali berkumpul dengannya menjadi permulaan. Tapi Ino tidak pernah sekalipun menanggapinya serius.

Candaan mengenai perempuan yang menyukainya adalah cerita lama yang gemar keluar masuk dari telinganya, dan biasa saja.

Memang benar kalau Ino acapkali mendengar berita mengenai perempuan yang menaruh hati padanya, bahkan beberapa ada yang mendekatinya dengan cukup agresif.

Namun memang dasar seorang Ino, jagoan nomor satu bila berbicara masalah tidak peduli-utamanya pada permasalahan yang menurutnya sangat membuang-buang waktu sebab masih ada setumpuk permasalahan dengan tingkat urgensi tinggi lain yang bisa dipikirkan.

Hal ini tentu berbeda dengan Bayu, yang memang berteman dekat dengan sang puan di mana kini sedang berlarian di pikiran sang tuan.

"Gue mau tanya deh, Bay."

AMOR TAKSA [Leeknow x Lia]Where stories live. Discover now