Raffa menatap Raina yang tadi memanggil nama nya.

"Raffa nakal?" Pancing Raina agar Raffa mau menceritakan apa yang sudah terjadi.

Raffa menggeleng.

Rasya meremas kuat tangan nya, ia benar-benar emosi sekarang. Rasya tiba-tiba bangkit melangkah ke arah pintu keluar, ia bahkan tidak menatap Raffa sedikit pun.

"Ka-kakak baik" panggil Raffa tepat ketika Rasya hampir melangkah dari pintu kamar, Rasya yang mendengarnya menghentikan langkah nya.

Rasya menoleh, ia kembali berjalan ke arah kasur.

"Ceritakan, kami akan melindungi mu." Perintah Pram mutlak, entah mengapa seluruh darah nya terasa berdesir.

"Raffa" panggil Rasya dengan nada lembut nya, semua yang ada di kamar tersebut menoleh ke arah Rasya. Sungguh! Ini kali pertama Rasya bicara dengan nada seperti itu.

"Ceritakan" sahut Rangga tegas, sedangkan Raina dan putrinya hanya diam.

"Siapa yang membuat ini hm?" Tanya Rasya, ia meniup tanda merah di punggung Raffa.

"Pa-paman Laffa hiks..hiks.."

Rasya mengangguk, "lalu ini?" Tunjuk nya pada pipi Raffa yang tercetak jelas bekas tamparan.

"Bi-bibi"

Raffa menceritakan semua kejadian kemarin, dimana ia di fitnah mencuri hingga bagaimana bisa ada bekas cambukan pada punggungnya.

"Tenanglah, sekarang kamu aman disini. Kamu akan tinggal disini" ujar Pram, Raina tersenyum ke arah suami nya.

"Dad"

Pram yang mendengar panggilan Rasya hanya menaikkan alis nya, apakah putra nya tidak setuju? Namun pikiran nya salah setelah mendengar ucapan Rasya.

"Makasih Dad" ujar Rasya tulus, Pram sedikit kaget mendengar nya. Selama ini putra nya bahkan tidak pernah berterima kasih pada nya.

Raffa melihat ke arah Rasya, Rasya mengangguk seakan mengerti akan tatapan Raffa.

"Sayang" panggil Raina, ia mengusap pipi Raffa yang memiliki bekas telapak tangan.

Raffa mendongak melihat ke arah Raina "Panggil Mommy hm" ujar Raina lagi.

"Mommy?" Panggil Raffa ragu, Raina mengangguk.

"Ya, Mommy. Kau putra Mommy"

"Nah itu suami Mommy, panggil Daddy sayang."

"Da-daddy?"

"Putra bungsu Daddy" ujar Pram, Rasya tersenyum mendengarnya, sekarang ia sudah memiliki adik.

"Jangan menangis" ujar gadis di samping Raina, melihat air mata yang mulai mengalir dari netra Raffa membuat dada nya terasa sesak.

"Nama kakak Rere" ujar Rere memperkenalkan dirinya.

"Kak Lele"

"Rere"

Raffa mengangguk, "Kak Lele" ujar nya lagi.

Rasya menatap ke arah kakak perempuannya, ia mengangguk membuat Rere yang ingin bicara langsung terdiam.

"Kakak ba-

"Rasya, Panggil kakak." ujar Rasya.

"Kak Lasya?"

"Hm, adik manis kakak"

"Sayang, dia Rangga. Abang sulung mu" ucap Raina, Rangga sedari tadi hanya memperhatikan tanpa ingin buka suara.

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now