Bab 22

237 23 0
                                    

Untuk seseorang yang memiliki kisah masa lalu sulit masing-masing, kita cukup hebat memiliki takdir yang begitu indah hingga kita malah ditakdirkan harus bersama untuk saling berbagi kisah itu.

_klmh09_

Happy Reading

Setelah meeting di kantor selesai, Aksa hendak mengerjakan pekerjaannya tapi pikiran tentang pembicaraan dengan Fania semalam terngiang di otaknya. Tambah lagi ada hal lain yang dia pikir kan.

"Shit ini menyebalkan" Umpat Aksa disaat dia malah kurang fokus. Bahkan tadi saat meeting pun ia kurang fokus meski meeting bisa berakhir dengan baik.

Setelah berfikir beberapa saat, akhirnya Aksa memilih menghubungi seseorang.

"Kamu suruh Erika Kanaya keruangan saya, anak management bisnis, dia harus ada di ruangan saya setengah jam lagi" Ucap Aksa saat telfonnya diangkat oleh orang diseberang sana.

"Tapi pak untuk apa? Bukannya bapak sedang tidak di kampus, bapak tidak ada jadwal ke kampus hari ini" Balas orang diseberang sana yang merupakan asdos nya.

"Lakukan saja, saya sebentar lagi ke kampus, Erika harus sudah ada di ruangan saya saat saya datang setengah jam lagi" Ujar Aksa

"Baik pak" Balas asistennya memilih menurut lalu Aksa mematikan panggilan.

Setelah itu Aksa berdiri dan mengambil jas yang tadi tersampir di kursi setelah ia selesai meeting, ia berjalan menuju keluar ruangan namun sebelumnya Aksa ke ruangan sekretarisnya dulu yang memiliki pintu penghubung ke ruangannya.

"Saya ada urusan jadi kirimkan berkas berkas ke rumah dan untuk pekerjaan sisanya kamu kirimkan email saja pada saya" Ucap Aksa yang hanya membuka sedikit pintu. Lalu setelah mendapat anggukan dari sekretarisnya itu Aksa pun menutup pintu dan benar-benar berlalu.

"Saya harus menghilangkan kebingungan ini dengan kamu Erika" Gumam Aksa saat berjalan untuk keluar perusahaan dan pasti melewati beberapa meja kerja karyawannya, dan karena sibuk dengan pemikirannya itu Aksa sampai tak menghiraukan sapaan dari karyawannya.

*****

Erika sedang berada di perpustakaan, mengerjakan tugas-tugasnya supaya tidak menumpuk. Tapi kini Erika tengah mendapati omelan dari Hana, meski omelan nya itu berusaha tak kencang dan mengganggu orang yang berada di perpustakaan, tetap saja itu membuat Erika pusing.

Bukan tanpa alasan Erika diomeli oleh Hana, terjadi karena Erika sekarang mimisan lagi. Saat sedang fokus mengerjakan tugasnya tiba-tiba darah keluar dari hidungnya. Jadi lah omelan Hana keluar.

"Er udah dulu deh kerjain tugasnya. Itu hidung lo udah berdarah gitu tau" Omel Hana saat Erika tengah mengangkat kepala nya agar darah nya tak keluar lagi lalu Erika menunduk ingat kata Dara saat mimisan bagusnya darah dibiarkan keluar saja jadi Erika menunduk tapi menampung darah yang keluar dengan tisu supaya tak mengotori baju ataupun lantai.

"Iya iya bentar" Ucap Erika lalu saat sudah agak lama menunduk, Erika kembali mengangkat kepalanya lalu sebelah tangan mulai membereskan peralatannya itu.

"Diem, biar gue aja yang beresin lo itu urus aja mimisan nya" Tutur Hana menghentikan Erika hingga Erika menurut saja dan membiarkan Hana membereskan peralatannya.

Lalu saat sedang seperti itu, tiba-tiba ada yang menghampiri mereka.

"Erika Kanaya?" Tanya orang itu pada Erika.

Pria berkacamata tebal, dan muka polos. Erika yakin lelaki ini kutu buku.

"Iya kenapa?" Tanya Erika masih menahan hidungnya dengan tisu. Ia sudah banyak menghabiskan tisu ternyata.

This Is Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang