Bab 21

23 11 21
                                    

“Apakah tidak ada jalan yang lebih baik, Sir? Dia tak bisa memahami lebih jauh.”

Suatu hari, di sebuah perkemahan para prajurit perang yang didirikan di suatu lembah, William muda datang menghadap panglima Richard bersama sahabat karibnya Phillips. Ia dipanggil untuk mendiskusikan teman mereka, Balthazar, yang ditahan, dan akan dihukum, atas percobaan pembunuhan terhadap sang panglima.

Richard menitah jika Balthazar ingin dibebaskan, maka ia harus beradu tanding melawan William dan Phillips. Hanya jika menang, maka Richard akan mempertimbangkannya untuk tetap tinggal bersama mereka. Jika kalah, Richard sendiri yang akan memberinya pelajaran. 

Bertahun-tahun menjadi anak didiknya, sekaligus sebagai pemuda bangsawan putra raja, Richard tidak mempermudah permintaan William untuk memberi kesempatan kepada Balthazar. Richard tahu tindakan William sebagai seorang sahabat, dan oleh karena itu,  ia ingin memberi tantangan yang lebih rumit untuk menguji mereka.

Selama lima belas tahun sudah, Richard mendidik mereka bertiga. Ia adalah panglima perang tertinggi kerajaan Grimmire pada masa itu. Memenangkan lebih dari lima pertarungan besar melawan kerajaan-kerajaan barat dan utara, sosoknya begitu disegani.

Sebelum William dan Phillips pergi, Richard memberi mereka seuntai kata. “Membutuhkan keberanian lebih besar untuk menghadapi seorang teman, daripada seorang musuh.” Tak banyak basa-basi, dan William paham itu.

Lima belas tahun yang lalu.

Richard mendapati Balthazar yang lemah kelaparan. Pada zaman itu, jenjang sosial antara masyarakat nampak begitu jelas. Antara mereka yang terlahir dari kalangan bangsawan, dan kalangan para budak. Kemalangan yang hanya bisa diratapi, bagi anak-anak jalanan yang terlahir dari kalangan miskin, lalu terusir dari rumah dan keluarga mereka. Richard memberinya roti dan air, lalu bocah itu makan seperti monster kecil yang kelaparan. Menatap iris matanya saja, ia sudah tahu bahwa bocah itu adalah keturunan klan Serpent. Terasa jelas auranya, bagi Richard yang merupakan seorang Arthurian, salah satu dari dua keturunan penyihir darah murni.

Ia membawa bocah itu bersamanya, memutuskan untuk mendidiknya bersama dua anak asuhnya yang lain. Richard melakukannya tanpa alasan mutlak, hanya bermula dari rasa iba melihat kemalangan yang membuat bocah itu menderita. 

Tahun demi tahun, ketiga anak didiknya semakin kompak, seperti saudara. William yang dititipkan oleh raja George, tidak sombong dengan status ayahnya, bahkan dia terlihat begitu menyayangi mereka seperti adik-adiknya. Tetapi, Balthazar tidak terlalu dekat dengan Phillips. Selain karakternya yang pendiam, Balthazar sungkan bertanya-tanya tentang keluarganya untuk saling mengenal lebih dekat. Itu karena, Phillips adalah yatim piatu. Kedua orang tuanya menjadi korban tragedi perampokan yang merenggut nyawa mereka. Ia terlahir dari keluarga terpandang di kota Cliffbourne, sekaligus keturunan klan Raven, dan Balthazar sudah tahu itu.

Ketika mereka bertiga telah beranjak remaja, Richard mulai membawa serta mereka ke medan perang. Di sanalah sebuah konflik pertama kali terjadi di antara mereka, yakni tatkala mereka saling berlomba untuk menunjukkan yang terbaik dalam pertempuran.

Mereka bertempur di sisi Richard, nampak lah William yang memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Sementara, diam-diam Phillips sangat mahir menggunakan kekuatannya, sihir api biru lebih mendominasi daripada kemampuan bela dirinya. Melihat mereka, Balthazar merasa iri, ia tidak menyadari jika Richard justru memperhatikannya lebih banyak. Sejak itu, Balthazar tak ingin terlalu dekat dengan mereka berdua. Ia berlatih lebih keras dengan Richard, namun di hatinya tercipta sepercik api yang menyulut rasa iri.

Peperangan demi peperangan, tahun demi tahun, Richard merasa bangga dengan mereka bertiga yang menjadi prajurit teladan dalam pasukannya. Namun, persaingan itu semakin sengit di antara Balthazar dan kedua saudaranya. Peperangan menjadi ajang pertandingan, siapa yang membunuh musuh paling banyak, siapa yang pulang tanpa luka, siapa yang berperan besar dalam medan, Balthazar yang menentukan semua standar itu, dan ia tak pernah memenangkan satu pun darinya. Justru Phillips menjadi yang paling unggul, bahkan di atas William. Ia mampu meningkatkan kemampuan bela diri, lalu mengombinasikannya dengan sempurna bersama kekuatan sihirnya. 

Stone Of Prime (Versi 0.2)Where stories live. Discover now